
Dana Kelolaan Reksa dana Syariah Bisa Tumbuh Hingga 18%
Tito Bosnia, CNBC Indonesia
31 August 2018 16:57

Jakarta, CNBC Indonesia - Direktur Pasar Modal Syariah Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Fadilah Kartikasari memperkirakan dana kelolaan (Asset Under Management/AUM) reksa dana syariah tahun ini tumbuh antara 17% hingga 18%.
Ia mengatakan, pertumbuhan tersebut sudah terlihat dengan catatan AUM pada 16 Agustus 2018 senilai Rp 32,2 triliun. Nilai tersebut naik 13,78% (year to date/YTD) dibandingkan dengan total dana kelolaan reksa dana syariah pada akhir 2017 senilai Rp 28,3 triliun.
"Saya melihat dari pertumbuhan YTD saat ini, namun memang tidak akan setinggi kenaikan AUM periode 2016 ke 2017. Tahun lalu itu peningkatan AUM hampir 90% ya, kalau sekarang mungkin meningkat namun tidak sesignifikan itu," ujarnya di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (31/8/18).
Menurutnya, kondisi pasar global yang masih tidak stabil menjadi salah satu alasan pertumbuhan yang kurang signifikan dibandingkan periode tahun lalu. Namun, OJK menilai kenaikan dana kelola pada 2016-2017 sudah sangat tinggi yang menimbulkan sedikit pengereman pertumbuhan AUM pada periode 2017 -2018.
"Ya ini sulit untuk diprediksi karena kan sifatnya musiman, misalnya akhir tahun ini kita juga tidak tahu kondisi pasar global sudah seperi apa, jadi kami tidak terlalu berani optimistis. Hopefully 4 bulan lagi tidak ada kejadian-kejadian apapun hingga akhir tahun," ungkap Fadilah.
Lebih lanjut, dari jumlah AUM reksa dana syariah saat ini, sekitar 10,42 triliun atau mayoritasnya berasal dari reksa dana jenis efek luar negeri. Sedangkan produk lainnya berasal dari reksa dana jenis saham (Rp 8,64 trilun) hingga jenis pendapatan tetap (Rp 4,86 triliun).
Asuransi merupakan investor terbesar reksa dana syariah dengan nilai Rp 15,6 triliun. Diikuti dengan investor individu domestik (Rp 11,43 triliun) yang terdiri dari individu wanita senilai Rp 4,16 triliun dan individu pria senilai Rp 7,27 triliun.
"Paling tinggi itu berasal dari DKI Jakarta dengan 21 ribu investor, juga investasinya terbesar nilainya Rp 27,77 triliun sisanya sebaran masih didominasi di Jawa. Cuman ada dua provinsi itu Sumatera Utara dan Aceh yang masuk lima besar provinsi dengan investasi terbesar untuk reksa dana syariah," ujarnya.
(roy) Next Article Tuah Reksa Dana Syariah
Ia mengatakan, pertumbuhan tersebut sudah terlihat dengan catatan AUM pada 16 Agustus 2018 senilai Rp 32,2 triliun. Nilai tersebut naik 13,78% (year to date/YTD) dibandingkan dengan total dana kelolaan reksa dana syariah pada akhir 2017 senilai Rp 28,3 triliun.
"Ya ini sulit untuk diprediksi karena kan sifatnya musiman, misalnya akhir tahun ini kita juga tidak tahu kondisi pasar global sudah seperi apa, jadi kami tidak terlalu berani optimistis. Hopefully 4 bulan lagi tidak ada kejadian-kejadian apapun hingga akhir tahun," ungkap Fadilah.
Lebih lanjut, dari jumlah AUM reksa dana syariah saat ini, sekitar 10,42 triliun atau mayoritasnya berasal dari reksa dana jenis efek luar negeri. Sedangkan produk lainnya berasal dari reksa dana jenis saham (Rp 8,64 trilun) hingga jenis pendapatan tetap (Rp 4,86 triliun).
Asuransi merupakan investor terbesar reksa dana syariah dengan nilai Rp 15,6 triliun. Diikuti dengan investor individu domestik (Rp 11,43 triliun) yang terdiri dari individu wanita senilai Rp 4,16 triliun dan individu pria senilai Rp 7,27 triliun.
"Paling tinggi itu berasal dari DKI Jakarta dengan 21 ribu investor, juga investasinya terbesar nilainya Rp 27,77 triliun sisanya sebaran masih didominasi di Jawa. Cuman ada dua provinsi itu Sumatera Utara dan Aceh yang masuk lima besar provinsi dengan investasi terbesar untuk reksa dana syariah," ujarnya.
(roy) Next Article Tuah Reksa Dana Syariah
Most Popular