Penjelasan Lengkap BI Soal Rupiah Tembus Rp 14.700/U$

Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
31 August 2018 16:24
Berikut pernyataan lengkap Gubernur BI, mengenai nilai tukar rupiah yang menembus level psikologis baru
Foto: Gubernur BI Perry Warjiyo (Anastasia Arvirianty)
Jakarta, CNBC Indonesia - Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali menembus level psikologis baru. Rupiah pada hari ini, Jumat (31/8/2018), sudah di level Rp 14.700/US$.

Bank Indonesia (BI) pun telah menggelontorkan Rp 3 triliun untuk intervensi di pasar sekunder dengan membeli Surat Berharga Negara (SBN). BI terus berkomitmen menjaga nilai tukar rupiah tak jauh dari fundamentalnya.

Ketahanan ekonomi Indonesia cukup kuat. Tidak ada tanda-tanda atau satupun indikator yang menggambarkan bahwa kondisi nilai tukar rupiah bakal bernasib seperti Lira Turki maupun Peso Argentina.

Penjelasan Lengkap BI Soal Rupiah Tembus Rp 14.700/U$ Foto: Gubernur BI Perry Warjiyo (CNBC Indonesia)


Berikut pernyataan lengkap Gubernur BI, Perry Warjiyo di Jakarta, Jumat (31/1/2018) mengenai nilai tukar rupiah yang menembus level psikologis baru :

Nilai tukar rupiah sudah mulai mengkhawatirkan?

Satu, saya menegaskan bahwa komitmen Bank Indonesia sangat kuat untuk menjaga stabilitas ekonomi, khususnya stabilitas nilai tukar rupiah. Oleh karena itu, kita intensifkan atau kita tingkatkan intensitas kita untuk melakukan intervensi.

Khususmya dalam dua hari ini, kita meningkatkan volume intervensi di pasar valas. Bahkan sejak kemarin dari pagi sampai sore kita melakukan intervensi di pasar valas. Apalagi? Kita juga melakukan pembelian SBN dari pasar sekunder. Tadi pagi menjelang jam 11 berapa yang kita beli? Rp 3 triliun kita beli. Itu hampir yang dijual asing kita beli. Apalagi? Kita hari ini buka lelang swap, FX swap di pagi, targetnya US$ 400 juta. Insya Allah yang masuk lebih besar dari itu. Setiap hari kita juga buka window swap hedging. Itu yang terus kita lakukan, dan lakukan langkah-langkah stabilisasi di Bank Indonesia.

Kita juga lakukan koordinasi secara erat dengan Kementerian Keuangan dan OJK untuk memastikan bahwa stabilitas sistem keuangan, stabilitas nilai tukar kita itu tetap terjaga. Itu bagian pertama.

Bagian yang kedua, yakinkan bahwa kondisi ekonomi kita, Indonesia itu kuat dan tahan. Dan tentu saja kita akan terus mewaspadai apa yang terjadi di negara lain, khususnya Turki maupun Argentina. Sejauh ini, tentu saja ketahanan ekonomi kita itu cukup kuat.

Bandingkan sejumlah indikator, baik dari sisi pertumbuhan ekonomi yang cukup bagus, inflasi Insya Allah bulan Agustus ini sangat rendah. Kita tunggu pengumuman dalam waktu dekat BPS. Inflasi sangat rendah di sekitar 0%. SPH kami sampai dengan minggu keempat itu rendah, makanan-makanan bahkan deflasi. SPH kami menunjukkan 0,02% IHK. Sehingga year on year 3,24%. Tapi kita tunggu.

Tapi message-nya, inflasinya sangat rendah. Kondisi stabilitas sistem keuangan kita terjaga. Intermediasi juga kuat. Dari berbagai indikator ekonomi makro kita, stabilitas ekonomi, pertumbuhan itu juga terjaga.

Apalagi yang membedakan Indonesia dengan negara lain? Adalah bagaimana prudent-nya kebijakan-kebijakan di Indonesia. Apakah kebijakan moneter yang prudent, kebijakan fiskal yang prudent, dan kebijakan-kebijakan di bidang stabilitas sistem keuangan yang prudent.

Apalagi yang membedakan? Komitmen dari pemerintah yang sangat kuat di bawah kepemimpinan bapak Presiden Joko Widodo untuk segera menurunkan current account deficit. Sudah sering diumumkan dengan langkah B20, bisa menurunkan impor tahun ini US$ 2,2 miliar, tahun depan ditambah ekspor totalnya bisa tambahan sekitar US$ 9 - US$ 10 miliar, pariwisata kita genjot, penundaan sejumlah proyek yang belum finansial closing, TKDN, dan kedepannya CAD akan semakin rendah. Itu sejumlah hal yang membedakan Indonesia dari negara lain, apalagi dibandingkan dengan Turki dan Argentina.

Kami terus mewaspadai dampak-dampak itu dan kami yakinkan ketahanan ekonomi kita kuat, dan juga komitmen bersama koordinasi sinergi yang sangat kuat, antara pemerintah, BI, OJK, dan berbagai pihak untuk memastikan kebijakan kita prudent dan sejumlah langkah kita untuk menurunkan CAD akan diperkuat.

Kami mewaspadai, kami yakinkan kondisi ekonomi Indonesia itu kuat. Komitmen kebijakan kita itu sehat dan prudent. Komitmen kita bersama bersinergi bisa turunkan CAD itu ke depan akan lebih rendah.

Kira-kira ini sampai kapan?

Paling penting memastikan ekonomi kita tahan, policy kita sehat dan prudent, sejumlah hal misalnya bagian kita masalah defisit transaksi berjalan, kita lakukan langkah-langkah itu, sehari-hari kami juga lakukan langkah stabilisasi tidak hanya di BI, tapi kami koordinasi dengan Kemenkeu dan OJK dengan terus mewaspadai sejumlah risiko-risiko ke depan. Kalo kita hadapi uncertainty, apa yang kami lakukan? Mem-pre emp.

Proyeksi defisit transaksi berjalan sampai akhir tahun?

Tentu saja kita akan perhitungkan, seperti tadi kita perhitungkan US$ 2,2 miliar akan turun, langkah penggunaan TKDN, pariwisata itu, sehingga tentu saja kita harapkan untuk tahun ini CAD bisa mengarah ke sekitar 2,5% dari PDB.

Itu sudah memperhitungkan kebijakan B20, pengendalian impor?

Ya seperti itu. Tahun depan kita arahkan ke sekitar 2%. Kalo tahun ini US$ 2,2 miliar dari pengurangan impor, tahun depan pengurangan impor US$ 2,2 miliar, dikali 3 jadi Ud$ 6,6 miliar, dan ekspor kurang lebih US$ 9 - US$ 10 miliar, itu dari B20 saja. Belum dari pariwisata. Jadi ini jangka pendek.
(dru) Next Article Ingin Kurangi Ketergantungan Dolar AS, Ini yang Dilakukan BI

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular