
Internasional
Sah! Afganistan Kini Punya Bank Syariah Pertama
Ester Christine Natalia, CNBC Indonesia
23 April 2018 11:08

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank sentral Afghanistan, Da Afghanistan Bank, telah menerbitkan izin dan lisensi pada Islamic Bank of Afghanistan (IBA). Bank ini menjadi bank pertama di Afganistan yang menerapkan prinsip bebas bunga keuangan Islami pada semua operasinya, kata seorang pejabat senior bank tersebut kepada Reuters.
(roy/roy) Next Article Sri Mulyani Bocorkan Lapak Cuan di Ekonomi Syariah
IBA sebelumnya bernama Bakhtar Bank dan beroperasi di bawah lisensi perbankan konvensional sejak diakuisisi oleh Azizi Bank pada tahun 2009. Da Afghanistan Bank memberikan lisensi bank syariah pada 9 April 2018 setelah IBA menyelesaikan konversi neraca keuangannya, kata Saizan Ahmed, CFO dan Anggota Dewan Manajeman IBA.
Melansir dari Reuters, IBA mulai mengkonversi aset dan produk simpanan untuk mengikuti prinsip religius sejak awal 2018. Manajemen melepas aset yang berikatan dengan perjudian, alkohol dan bunga kredit.
Pada akhir Desember 2017, IBA memiliki modal disetor senilai US$25 juta (Rp 347,3 miliar) dan simpanan senilai $187 juta (Rp 2,52 triliun). IBA memiliki 59 jaringan kantor cabang.
Sektor perbankan Afghanistan memang kecil, tetapi ekonomi syariah dipandang sebagai salah satu cara penting yang bisa bantu menarik lebih banyak orang ke sistem keuangan. IBA mengestimasi hanya 5,7% dari populasi yang sudah masuk ke sektor perbankan.
Bank itu berharap bisa mengkapitalisasi jaringan kantor cabang, terbesar nomor tiga di negara itu, untuk melipatgandakan neraca keuangannya selama dua tahun mendatang, kata Ahmed lewat sambungan telepon yang dikutip oleh Reuters.
Mayoritas rumah tangga di negara dengan populasi sejumlah 30 juta jiwa itu menghindari pembiayaan berbasis bunga, sebagian karena alasan religius. Bank sentral menerbitkan sebuah kerangka kerja regulasi bagi perbankan Islami di tahun 2015 untuk membahas permasalahan ini. Kerangka kerja itu berdasar pada standar Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial Institutions yang berbasis di Bahrain.
IBA memiliki produk tabungan mudharabah yaitu sebuah bentuk kerja sama pengelolaan investasi dan pembiayaan dengan akad ijarah yaitu kontrak sewa berbasis angsuran. Bank itu berencana untuk memperkenalkan produk manajemen kekayaan (wealth management) dan meluncurkan layanan perbankan digital yang baru dalam beberapa bulan mendatang, tambah Ahmed.
Perbankan Islami telah ditawarkan di Afghanistan oleh sejumlah perusahaan lewat apa yang disebut dengan jendela Islami. Namun, belum ada bank yang sepenuhnya menerapkan sistem keuangan syariah seperti pada umumnya di Malaysia, Pakistan dan Bahrain.
Bank dengan jendela Islami termasuk Afghan United Bank, Ghazanfar Bank dan Afghanistan International Bank.
Melansir dari Reuters, IBA mulai mengkonversi aset dan produk simpanan untuk mengikuti prinsip religius sejak awal 2018. Manajemen melepas aset yang berikatan dengan perjudian, alkohol dan bunga kredit.
Bank itu berharap bisa mengkapitalisasi jaringan kantor cabang, terbesar nomor tiga di negara itu, untuk melipatgandakan neraca keuangannya selama dua tahun mendatang, kata Ahmed lewat sambungan telepon yang dikutip oleh Reuters.
Mayoritas rumah tangga di negara dengan populasi sejumlah 30 juta jiwa itu menghindari pembiayaan berbasis bunga, sebagian karena alasan religius. Bank sentral menerbitkan sebuah kerangka kerja regulasi bagi perbankan Islami di tahun 2015 untuk membahas permasalahan ini. Kerangka kerja itu berdasar pada standar Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial Institutions yang berbasis di Bahrain.
IBA memiliki produk tabungan mudharabah yaitu sebuah bentuk kerja sama pengelolaan investasi dan pembiayaan dengan akad ijarah yaitu kontrak sewa berbasis angsuran. Bank itu berencana untuk memperkenalkan produk manajemen kekayaan (wealth management) dan meluncurkan layanan perbankan digital yang baru dalam beberapa bulan mendatang, tambah Ahmed.
Perbankan Islami telah ditawarkan di Afghanistan oleh sejumlah perusahaan lewat apa yang disebut dengan jendela Islami. Namun, belum ada bank yang sepenuhnya menerapkan sistem keuangan syariah seperti pada umumnya di Malaysia, Pakistan dan Bahrain.
Bank dengan jendela Islami termasuk Afghan United Bank, Ghazanfar Bank dan Afghanistan International Bank.
(roy/roy) Next Article Sri Mulyani Bocorkan Lapak Cuan di Ekonomi Syariah
Most Popular