Lanjut ke nilai tukar Rupiah, mata uang rupiah ditutup melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Rabu (17/12/2025), seiring keputusan Bank Indonesia (BI) menahan suku bunga acuan.
Sementara dari sisi Surat Berharga Negara (SBN), imbal hasil obligasi 10 tahun Indonesia mencapai titik terendahnya pada bulan ini di angka 6,.126% atau melandai dibandingkan hari sebelumnya yang berada di level 6,148%
Hal ini merefleksikan bahwa investor merasa kebijakan yang diambil oleh Bank Indonesia berada di stance yang optimal mengingat adanya ketidakpastian global sehingga menetapkan suku bunga pada level yang sama adalah langkah terbaik dalam menjaga stabilitas moneter dalam negeri
Dari pasar saham Amerika Serikat, bursa Wall Street ambruk berjamaah pada perdagangan Rabu atau Kamis dini hari waktu Indonesia.
Wall Street melemah seiring investor terus melakukan rotasi keluar dari saham-saham utama kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI). Tekanan pasar dipicu laporan bahwa investor utama Oracle yang menarik diri dari salah satu proyek pusat data (data center) perusahaan tersebut.
Indeks S&P 500 turun 1,16% ke level 6.721,43, sementara Nasdaq Composite merosot 1,81% dan ditutup di 22.693,32. Adapun Dow Jones Industrial Average jatuh 228,29 poin atau 0,47% ke posisi 47.885,97.
Saham AI yang sebelumnya sangat diminati, Oracle, anjlok 5,4% setelah Financial Times melaporkan bahwa rencana Blue Owl Capital untuk membiayai proyek pusat data Oracle senilai US$10 miliar di Michigan gagal terlaksana.
Sumber yang mengetahui masalah tersebut menyebutkan kekhawatiran atas tingkat utang dan belanja Oracle sebagai penyebabnya. Namun, Oracle membantah laporan tersebut dan menegaskan bahwa proyek tersebut tetap berjalan.
Skema pembiayaan berisiko yang terkait dengan rencana pembangunan pusat data perusahaan-perusahaan teknologi telah membuat investor gelisah dalam beberapa pekan terakhir. Sorotan terhadap Oracle kali ini muncul setelah pekan lalu perusahaan juga membantah laporan Bloomberg yang menyebutkan Oracle menunda sejumlah proyek untuk OpenAI hingga 2028.
Saham-saham lain yang terkait dengan tema AI ikut terkoreksi pada Rabu. Produsen chip Broadcom yang juga menjadi salah satu saham yang memimpin rotasi keluar dari sektor teknologi turun lebih dari 4%. Nvidia melemah hampir 4%, Advanced Micro Devices (AMD) anjlok lebih dari 5%, sementara induk Google, Alphabet, turun lebih dari 3%.
"Kami jelas melihat rotasi yang cukup tegas dari saham pertumbuhan berkapitalisasi besar ke saham nilai berkapitalisasi besar. Yang terjadi saat ini, menurut saya, investor mulai memposisikan diri lebih defensif untuk menghadapi apa yang akan terjadi tahun depan," ujar Brian Mulberry, client portfolio manager di Zacks Investment Management.
Oracle dan Broadcom, bersama saham-saham lain di sektor AI, telah mencatatkan penurunan signifikan sepanjang Desember. Bulan ini ditandai dengan perpindahan dana investor ke sektor berorientasi nilai seperti keuangan. Secara month to date, saham Oracle turun lebih dari 11%, sementara Broadcom terkoreksi sekitar 19%. ETF State Street Technology Select Sector SPDR (XLK) juga turun 2,6% sepanjang bulan ini.
Mulberry memperkirakan rotasi keluar dari saham-saham dengan valuasi tinggi menuju sektor yang "dinilai lebih wajar" akan berlanjut hingga 2026. Menurutnya, tren ini ditambah ketidakpastian kebijakan moneter berpotensi memicu volatilitas pasar.
"Ke depan, mengamati faktor-faktor tertentu untuk menentukan kapan dan di mana momen profitabilitas AI itu benar-benar terjadi akan menjadi sangat penting, dan itu mencakup hal-hal seperti arus kas bebas (free cash flow). Neraca bisa dimanipulasi, tetapi arus kas bebas tidak bisa," ujarnya.
Pelaku pasar perlu mencermati sejumlah sentimen yang bergerak pada hari ini. Sentimen terbesar akan datang dari Inflasi AS yang akan diumumkan pada Kamis malam ini.
Dari dalam negeri, sentimen akan datang dari keputusan BI dan konferensi pers APBN KiTa yang digelar sore hari ini atau beberapa jam sebelum pengumuman inflasi AS.
Berikut beberapa sentimen yang bisa menggerakkan pasar hari ini
Bank Indonesia Tahan Suku Bunga di 4,75%
Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia bulan Desember 2025 memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan (BI-Rate) di level 4,75%.
Keputusan ini diambil sebagai langkah antisipatif (pre-emptive) dan berwawasan ke depan (forward looking) untuk memastikan inflasi tetap terkendali dalam sasaran 1,5-3,5% pada tahun 2025 dan 2026.
Selain itu, kebijakan ini menegaskan fokus BI dalam menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global yang masih tinggi.
Langkah ini menunjukkan sikap hati-hati otoritas moneter. Meskipun ada ruang untuk pelonggaran seiring melandainya inflasi domestik, BI memilih pendekatan pro-stability untuk menjaga daya tarik aset keuangan domestik agar tidak terjadi arus keluar modal (capital outflow).
BI menegaskan akan terus memperkuat bauran kebijakan moneter sambil tetap mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan melalui kebijakan makroprudensial yang longgar.
Konferensi pers APBN KiTa
Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa akan menggelar konferensi pers APBN KiTa Edisi Desember 2025 hari ini. Konferensi pers ini menjadi menarik karena menunjukkan kinerja belanja dan pendapatan menjelang tutup tahun.
Publik diharapkan bisa mengetahui sejauh mana pendapatan negara, termasuk pajak, sudah terealisasi hingga November 2025 serta proyeksi shortfall.
Konferensi pers juga akan memaparkan data belanja hingga November yang bisa mencerminkan dorongan pemerintah untuk pertumbuhan.
Data defisit anggaran hingga November juga sangat ditunggu untuk memastikan bahwa anggaran akan aman hingga tutup tahun dan membuat investor yakin dengan kesehatan anggaran Indonesia.
Diplomasi BEI vs MSCI
Bursa Efek Indonesia (BEI) mengambil langkah proaktif dengan melakukan lobi tingkat tinggi ke penyedia indeks global, MSCI. Direktur Utama BEI terbang langsung ke New York untuk bernegosiasi terkait aturan free float yang dinilai merugikan emiten Indonesia.
BEI menekankan bahwa definisi free float di Indonesia sebenarnya lebih ketat (batas kepemilikan 5%) dibandingkan standar bursa lain (10%), sehingga penerapan aturan MSCI dirasa tidak adil jika memukul bobot saham-saham big cap Indonesia.
BEI mendesak MSCI agar metodologi yang diterapkan bersifat universal dan non-diskriminatif. Langkah diplomasi ini sangat krusial untuk mencegah potensi keluarnya dana asing (outflow) yang bisa menekan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
BEI optimis dialog konstruktif ini akan membuahkan hasil positif, berkaca pada keberhasilan negosiasi terkait aturan Papan Pemantauan Khusus (FCA) sebelumnya, di mana MSCI akhirnya melunakkan kebijakannya.
18 Proyek Hilirisasi pada Januari 2026
CEO Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara, Rosan Roeslani, mengumumkan peta jalan agresif untuk 18 proyek hilirisasi strategis nasional.
Sebanyak 5 hingga 6 proyek dijadwalkan akan memulai pembangunan (groundbreaking) pada awal Januari 2026. Proyek prioritas tersebut meliputi kilang alumina (SGAR), pabrik bioavtur di Cilacap, dan pabrik bioetanol di Banyuwangi.
Inisiatif ini merupakan bagian dari strategi besar pemerintah untuk meningkatkan nilai tambah komoditas dalam negeri. Daftar proyek tersebut mencakup spektrum luas, mulai dari smelter aluminium dan nikel, industri petrokimia, hingga pengolahan pangan berbasis sawit dan kelapa.
Dengan nilai investasi mencapai ratusan triliun rupiah, proyek-proyek ini diharapkan menjadi motor baru penciptaan lapangan kerja dan mengurangi ketergantungan impor bahan baku industri secara signifikan.
Pemulihan Listrik Aceh
PT PLN (Persero) berhasil memulihkan jalur transmisi utama listrik Sumatra-Aceh yang sempat terputus total akibat banjir bandang. Setelah 15 hari berjuang di medan berat yang berlumpur, tim PLN sukses menyambungkan kembali pasokan listrik pada Rabu (17/12/2025).
Keberhasilan ini tidak lepas dari inovasi teknis di lapangan, di mana tim teknis menyulap crane menjadi tower listrik darurat (emergency tower) untuk mempercepat penyambungan.
Mobilisasi masif melibatkan 1.476 personel PLN dari seluruh Indonesia, dibantu oleh TNI/Polri, menunjukkan keseriusan negara dalam mengamankan infrastruktur vital.
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menegaskan bahwa kolaborasi lintas sektor menjadi kunci pemulihan cepat ini, memastikan aktivitas ekonomi dan sosial masyarakat Aceh dapat kembali normal setelah bencana.
Kredit "Nganggur" Tembus Rp 2.509 Triliun
Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkap data yang menjadi sorotan tajam: perbankan Indonesia mencatat kredit yang belum disalurkan (undisbursed loan) sebesar Rp 2.509,4 triliun per November 2025.
Angka ini setara dengan 23,18% dari total plafon kredit yang tersedia, meningkat dibandingkan posisi bulan sebelumnya. Sementara itu, pertumbuhan kredit hanya tercatat 7,74% (yoy), masih berada di bawah target yang ditetapkan BI.
Fenomena "likuiditas melimpah namun tidak mengalir" ini mengindikasikan tantangan serius di sektor riil.
Sisi permintaan kredit masih lemah karena pelaku usaha cenderung mengambil sikap wait and see menanti kepastian arah ekonomi, sementara korporasi besar lebih memilih melakukan efisiensi atau menggunakan dana internal.
Tingginya suku bunga kredit juga masih menjadi hambatan bagi dunia usaha untuk melakukan ekspansi. Data ini menjadi alarm bahwa mesin pertumbuhan ekonomi belum berputar maksimal.
Transformasi Papua Jadi Lumbung Bioenergi
Presiden Prabowo Subianto menetapkan visi strategis baru bagi Papua sebagai pusat pengembangan bioenergi nasional.
Presiden mendorong perluasan perkebunan kelapa sawit, tebu, dan singkong di Bumi Cendrawasih, bukan hanya untuk pangan, tetapi sebagai bahan baku Bahan Bakar Minyak (BBM) nabati seperti biodiesel dan bioetanol.
Langkah ini dinilai krusial untuk mencapai kemandirian energi dan mengurangi beban impor BBM yang menguras devisa hingga Rp 520 triliun per tahun.
Dengan memproduksi energi sendiri dari tanah Papua, pemerintah memproyeksikan penghematan anggaran subsidi yang masif.
Presiden menjanjikan dana penghematan tersebut akan dikembalikan ke daerah, di mana setiap kabupaten/kota berpotensi mendapatkan tambahan anggaran pembangunan hingga Rp 1 triliun jika target swasembada ini tercapai.
Menanti Data Inflasi AS: Konsensus Kompak di 3,0%
Fokus utama pasar global malam ini tertuju pada rilis data inflasi Amerika Serikat (CPI). Konsensus pasar dan analis kompak memproyeksikan bahwa baik inflasi umum (Headline CPI) maupun inflasi inti (Core CPI) akan berada di level 3,0% secara tahunan (yoy).
Angka ekspektasi ini menunjukkan bahwa inflasi di AS masih "lengket" (sticky) dan belum sepenuhnya turun ke target ideal The Fed di 2%.
Jika data rilis sesuai dengan ekspektasi 3,0%, ini akan menciptakan dilema baru bagi The Fed. Di satu sisi, inflasi yang tertahan di level 3% menuntut suku bunga tetap tinggi.
Namun di sisi lain, pasar tenaga kerja AS mulai menunjukkan tanda-tanda "retak" (pengangguran naik ke 4,6%). Data nanti malam akan menjadi penentu yaitu apakah The Fed akan lebih condong memerangi inflasi yang bandel, atau mulai beralih menyelamatkan ekonomi dari ancaman resesi.
Bagi pasar negara berkembang, angka inflasi yang stabil atau lebih rendah dari 3% akan menjadi sentimen positif untuk stabilitas nilai tukar.
Kejutan Neraca Dagang Jepang: Surplus Tembus 322 Miliar Yen
Data ekonomi Jepang memberikan kejutan positif yang signifikan hari ini. Neraca perdagangan Jepang mencatatkan surplus sebesar 322,2 miliar Yen, jauh melampaui ekspektasi pasar yang hanya memperkirakan surplus 71,2 miliar Yen.
Angka realisasi ini menunjukkan kinerja sektor eksternal Jepang yang jauh lebih tangguh dari dugaan awal.
Surplus jumbo ini menjadi bukti bahwa strategi pelemahan mata uang Yen mulai memberikan dampak nyata (J-Curve effect), di mana nilai ekspor produk andalan Jepang seperti otomotif dan teknologi melonjak drastis, mampu mengimbangi tingginya biaya impor energi.
Bagi Bank of Japan (BoJ), data ini adalah "angin segar" dan modal politik yang sangat kuat.
Dengan fundamental ekspor yang kokoh, BoJ kini memiliki landasan yang lebih solid untuk menaikkan suku bunga (normalisasi kebijakan) pada pertemuan hari Jumat nanti, tanpa takut mematikan momentum pertumbuhan ekonomi.
 Foto: Mantan Menteri Dalam Negeri Jepang, Sanae Takaichi, menyampaikan pidato pada pembukaan kampanye pemilihan presiden LDP di Tokyo, Jepang, 22 September 2025. (via REUTERS/Franck Robichon)
|
Simak rilis data dan agenda hari ini:
-
Rapat Koordinasi Tingkat Menteri terkait Tindak Lanjut Arahan Presiden terkait Percepatan Penanganan Bencana Sumatra bertempat di Gedung Kemenko PMK, Kota Jakarta Pusat. Turut hadir antara lain Menteri Sekretaris Negara, Menteri Keuangan, Menteri ESDM, Menteri Pekerjaan Umum, Kepala Bappenas, Direktur Utama Pertamina, dan Direktur Utama PLN.
-
Media Briefing dan Pelepasan Relawan Kementerian Pekerjaan Umum ke Daerah Bencana yang akan dilaksanakan di Auditorium Kementerian PU, Kota Jakarta Selatan.
-
Opening Ceremony BINA Indonesia Great Sale 2025 - Wisata Belanja di Indonesia yang akan diresmikan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Menteri Pariwisata, dan Menteri Perdagangan di Mall Kota Kasablanka, Kota Jakarta Selatan.
-
Launching Program Pelatihan Gig Economy dan AI Open Innovation Challenge, yang akan diselenggarakan di Jakarta Creative Hub, Tanah Abang, Kota Jakarta Pusat. Turut hadir antara lain Menteri Koordinator Bidang Perekonomian dan Gubernur DKI Jakarta.
-
Konferensi pers APBN KiTa Edisi Desember 2025 yang akan diselenggarakan di Aula Djuanda, Gedung Djuanda I, kantor Kementerian Keuangan, Kota Jakarta Pusat.
-
Konferensi pers Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Tahun 2025 PT PP (Persero) Tbk. yang akan diselenggarakan di Auditorium Wisma Subiyanto, Plaza PP, Kota Jakarta Timur.
-
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. akan melaksanakan penandatanganan HoA dengan PT Danareksa (Persero) di Menara 2 BTN, Kota Jakarta Selatan.
-
Press Conference Penandatanganan Akta Pemisahan InfraCo di The Telkom Hub, Jakarta Selatan.
-
Suku Bunga Sentral Bank Eropa
- Suku Bunga Sentral Bank Inggris
- Inflasi AS
- PPI Russia
Berikut sejumlah agenda emiten di dalam negeri hari ini:
- Pemberitahuan RUPS Rencana PT Cakra Buana Resources Energi Tbk
- Pemberitahuan RUPS Rencana PT Panca Mitra Multiperdana Tbk.
- Pemberitahuan RUPS Rencana PT Mutuagung Lestari Tbk
- Pemberitahuan RUPS Rencana PP (Persero) Tbk
- Pemberitahuan RUPS Rencana PT Semen Baturaja Tbk
- Pemberitahuan RUPS Rencana Garda Tujuh Buana Tbk
- Pemberitahuan RUPS Rencana PT Boston Furniture Industries Tbk.
- Pemberitahuan RUPS Rencana PT Bank Aladin Syariah Tbk
- Pemberitahuan RUPS Rencana PT Indosterling Technomedia Tbk
- Pembayaran Dividen Tunai Interim PT Bank BTPN Syariah Tbk.
- Pembayaran Dividen Tunai Interim PT Yupi Indo Jelly Gum Tbk
- Pembayaran Dividen Tunai Interim BFI Finance Indonesia Tbk
- DPS Dividen Tunai Interim PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk.
- Tanggal akhir perdagangan hmetd PT PT Indomobil Multi Jasa Tbk.
- Tanggal akhir perdagangan hmetd PT PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk.
Berikut sejumlah indikator perekonomian nasional:
-
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
CNBC INDONESIA RESEARCH
[email protected]