MARKET DATA

Royal ke Investor! Ini Sejarah Dividen BRI dalam 20 Tahun

Gelson Kurniawan,  CNBC Indonesia
17 December 2025 14:20
Dirut BRI Hery Gunardi, Komut BRI Kartika Wirjoatmodjo, dan COO Danantara Dony Oskaria saat Launching BRI Corporate Rebranding di Menara BRILiaN, Jakarta, Selasa (16/12/2025). (CNBC Indonesia/Zefanya Aprilia)
Foto: Dirut BRI Hery Gunardi, Komut BRI Kartika Wirjoatmodjo, dan COO Danantara Dony Oskaria saat Launching BRI Corporate Rebranding di Menara BRILiaN, Jakarta, Selasa (16/12/2025). (CNBC Indonesia/Zefanya Aprilia)

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) baru saja memperingati hari jadinya yang ke-130 pada 16 Desember kemarin. Berselang satu hari setelah perayaan tersebut, hari ini, Rabu (17/12/2025), perseroan dijadwalkan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

Agenda RUPS kali ini menjadi perhatian utama pelaku pasar, mengingat posisi BBRI sebagai salah satu emiten perbankan dengan kapitalisasi pasar terbesar dan basis investor ritel yang luas. Selain kinerja operasional, fokus investor tertuju pada konsistensi perseroan dalam membagikan dividen.

Berdasarkan data historis perseroan, BBRI mencatatkan tren peningkatan dividend yield yang signifikan, khususnya dalam dua tahun buku terakhir.

Lonjakan Imbal Hasil Dividen (2024-2025)

Data pembayaran dividen menunjukkan bahwa BBRI semakin agresif dalam memberikan pengembalian keuntungan kepada pemegang saham. Pada periode pembayaran tahun 2025, tercatat yield yang diterima investor mencapai level tertingginya dalam satu dekade terakhir.

Dividen tunai yang dibayarkan pada April 2025 mencatatkan yield sebesar 9,04%, angka yang jauh melampaui rata-rata bunga deposito perbankan BUMN maupun swasta nasional. Sebelumnya, pada awal tahun 2025 (yang merupakan dividen interim tahun buku 2024), yield yang diberikan juga berada di angka 8,81%.

Konsistensi ini didukung oleh kebijakan Dividend Payout Ratio (DPR) perseroan yang terjaga, serta fundamental likuiditas yang solid meskipun di tengah tantangan ekonomi global.

Tabel Historis Dividen BBRI (20 Tahun Terakhir)

Berikut adalah rincian pembayaran dividen BBRI, mencakup tanggal Cum/Ex-Date, nominal per lembar saham, dan persentase imbal hasil saat pembagian:

Ekspektasi Pasar: Mandat Danantara & Target Rp 150 Triliun

Agenda RUPS hari ini menjadi sangat krusial di tengah transisi pengelolaan aset BUMN di bawah naungan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara).

Pasar berekspektasi RUPS ini akan menjadi momentum penyesuaian kebijakan dividen perseroan demi mengakomodasi target setoran dividen nasional yang dipatok agresif sebesar Rp 150 triliun mulai tahun 2025.

Sebagai salah satu penyumbang laba terbesar di himpunan BUMN, BBRI diproyeksikan memegang peran penting dalam pemenuhan target tersebut. Untuk mencapai angka Rp 150 triliun, Danantara kemungkinan besar akan mendorong emiten perbankan 'Big Caps' untuk meningkatkan Dividend Payout Ratio (DPR) melampaui rata-rata historisnya.

Jika sebelumnya perseroan menyeimbangkan antara dividen dan laba ditahan untuk ekspansi, sentimen pasar saat ini meyakini bahwa manajemen akan memprioritaskan distribusi kas tunai yang lebih besar (DPR tinggi).

Hal ini menjadi sinyal positif bagi investor ritel maupun institusi, karena potensi yield yang diterima akan terkerek naik seiring dengan besarnya porsi laba yang disetorkan ke kas negara melalui Danantara.

Valuasi BBRI Terdiskon Besar

Data perdagangan hingga 17 Desember 2025 menunjukkan adanya anomali pergerakan yang mencolok. Saham BBRI tercatat mengalami koreksi hingga -32,79% dibandingkan posisi akhir tahun 2023. Penurunan ini berbanding terbalik dengan kinerja IHSG yang justru tumbuh solid sebesar +21,11% pada periode yang sama.

Kesenjangan atau divergence yang lebar antara kinerja saham emiten dengan indeks acuan ini mengindikasikan bahwa BBRI saat ini berada dalam fase undervalued.

Pasar dinilai bereaksi berlebihan (oversold) terhadap tantangan jangka pendek, sehingga harga pasar saat ini tidak mencerminkan fundamental perusahaan yang sebenarnya.

Sebagai perbandingan, pada puncak kinerjanya di Maret 2024, saham BBRI sempat mencatatkan pertumbuhan +15,32%. Posisi saat ini yang jauh di bawah level tersebut memberikan margin of safety (batas keamanan) yang tebal bagi investor yang baru akan masuk.

Momentum 'Buy on Weakness'

Kombinasi antara koreksi harga yang dalam dan mandat setoran dividen dari Danantara menciptakan skenario risk-reward yang sangat menarik. Analis melihat momentum ini sebagai peluang akumulasi atau buy on weakness dengan dua argumen utama:

  1. Valuasi Terdiskon: Dengan harga yang terkoreksi lebih dari 30%, investor memiliki kesempatan untuk mengoleksi salah satu aset perbankan terbesar di Indonesia dengan harga "diskon". Valuasi yang murah ini meminimalisir risiko penurunan harga lebih lanjut (downside risk) serta safety margin yang tebal.

  2. Dividen sebagai Bantalan: Target setoran dividen BUMN sebesar Rp150 triliun oleh Danantara menjadi katalis positif. BBRI diprediksi akan "dipaksa" menjaga rasio pembayaran dividen (payout ratio) yang tinggi untuk memenuhi kuota tersebut. Artinya, meskipun harga saham berfluktuasi, investor memiliki proteksi berupa potensi yield dividen yang tinggi (diproyeksikan >9%). Dividen jumbo ini berfungsi sebagai "gaji tahunan" yang mengompensasi volatilitas harga saham.

-

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(gls/gls)



Most Popular