Mendahului Amerika, Purbaya Siapkan Pengumuman Penting Hari Ini
Pelaku pasar perlu mencermati sejumlah sentimen yang bergerak pada hari ini. Sentimen terbesar akan datang dari Inflasi AS yang akan diumumkan pada Kamis malam ini.
Dari dalam negeri, sentimen akan datang dari keputusan BI dan konferensi pers APBN KiTa yang digelar sore hari ini atau beberapa jam sebelum pengumuman inflasi AS.
Berikut beberapa sentimen yang bisa menggerakkan pasar hari ini
Bank Indonesia Tahan Suku Bunga di 4,75%
Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia bulan Desember 2025 memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan (BI-Rate) di level 4,75%.
Keputusan ini diambil sebagai langkah antisipatif (pre-emptive) dan berwawasan ke depan (forward looking) untuk memastikan inflasi tetap terkendali dalam sasaran 1,5-3,5% pada tahun 2025 dan 2026.
Selain itu, kebijakan ini menegaskan fokus BI dalam menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global yang masih tinggi.
Langkah ini menunjukkan sikap hati-hati otoritas moneter. Meskipun ada ruang untuk pelonggaran seiring melandainya inflasi domestik, BI memilih pendekatan pro-stability untuk menjaga daya tarik aset keuangan domestik agar tidak terjadi arus keluar modal (capital outflow).
BI menegaskan akan terus memperkuat bauran kebijakan moneter sambil tetap mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan melalui kebijakan makroprudensial yang longgar.
Konferensi pers APBN KiTa
Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa akan menggelar konferensi pers APBN KiTa Edisi Desember 2025 hari ini. Konferensi pers ini menjadi menarik karena menunjukkan kinerja belanja dan pendapatan menjelang tutup tahun.
Publik diharapkan bisa mengetahui sejauh mana pendapatan negara, termasuk pajak, sudah terealisasi hingga November 2025 serta proyeksi shortfall.
Konferensi pers juga akan memaparkan data belanja hingga November yang bisa mencerminkan dorongan pemerintah untuk pertumbuhan.
Data defisit anggaran hingga November juga sangat ditunggu untuk memastikan bahwa anggaran akan aman hingga tutup tahun dan membuat investor yakin dengan kesehatan anggaran Indonesia.
Diplomasi BEI vs MSCI
Bursa Efek Indonesia (BEI) mengambil langkah proaktif dengan melakukan lobi tingkat tinggi ke penyedia indeks global, MSCI. Direktur Utama BEI terbang langsung ke New York untuk bernegosiasi terkait aturan free float yang dinilai merugikan emiten Indonesia.
BEI menekankan bahwa definisi free float di Indonesia sebenarnya lebih ketat (batas kepemilikan 5%) dibandingkan standar bursa lain (10%), sehingga penerapan aturan MSCI dirasa tidak adil jika memukul bobot saham-saham big cap Indonesia.
BEI mendesak MSCI agar metodologi yang diterapkan bersifat universal dan non-diskriminatif. Langkah diplomasi ini sangat krusial untuk mencegah potensi keluarnya dana asing (outflow) yang bisa menekan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
BEI optimis dialog konstruktif ini akan membuahkan hasil positif, berkaca pada keberhasilan negosiasi terkait aturan Papan Pemantauan Khusus (FCA) sebelumnya, di mana MSCI akhirnya melunakkan kebijakannya.
18 Proyek Hilirisasi pada Januari 2026
CEO Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara, Rosan Roeslani, mengumumkan peta jalan agresif untuk 18 proyek hilirisasi strategis nasional.
Sebanyak 5 hingga 6 proyek dijadwalkan akan memulai pembangunan (groundbreaking) pada awal Januari 2026. Proyek prioritas tersebut meliputi kilang alumina (SGAR), pabrik bioavtur di Cilacap, dan pabrik bioetanol di Banyuwangi.
Inisiatif ini merupakan bagian dari strategi besar pemerintah untuk meningkatkan nilai tambah komoditas dalam negeri. Daftar proyek tersebut mencakup spektrum luas, mulai dari smelter aluminium dan nikel, industri petrokimia, hingga pengolahan pangan berbasis sawit dan kelapa.
Dengan nilai investasi mencapai ratusan triliun rupiah, proyek-proyek ini diharapkan menjadi motor baru penciptaan lapangan kerja dan mengurangi ketergantungan impor bahan baku industri secara signifikan.
Pemulihan Listrik Aceh
PT PLN (Persero) berhasil memulihkan jalur transmisi utama listrik Sumatra-Aceh yang sempat terputus total akibat banjir bandang. Setelah 15 hari berjuang di medan berat yang berlumpur, tim PLN sukses menyambungkan kembali pasokan listrik pada Rabu (17/12/2025).
Keberhasilan ini tidak lepas dari inovasi teknis di lapangan, di mana tim teknis menyulap crane menjadi tower listrik darurat (emergency tower) untuk mempercepat penyambungan.
Mobilisasi masif melibatkan 1.476 personel PLN dari seluruh Indonesia, dibantu oleh TNI/Polri, menunjukkan keseriusan negara dalam mengamankan infrastruktur vital.
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menegaskan bahwa kolaborasi lintas sektor menjadi kunci pemulihan cepat ini, memastikan aktivitas ekonomi dan sosial masyarakat Aceh dapat kembali normal setelah bencana.
Kredit "Nganggur" Tembus Rp 2.509 Triliun
Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkap data yang menjadi sorotan tajam: perbankan Indonesia mencatat kredit yang belum disalurkan (undisbursed loan) sebesar Rp 2.509,4 triliun per November 2025.
Angka ini setara dengan 23,18% dari total plafon kredit yang tersedia, meningkat dibandingkan posisi bulan sebelumnya. Sementara itu, pertumbuhan kredit hanya tercatat 7,74% (yoy), masih berada di bawah target yang ditetapkan BI.
Fenomena "likuiditas melimpah namun tidak mengalir" ini mengindikasikan tantangan serius di sektor riil.
Sisi permintaan kredit masih lemah karena pelaku usaha cenderung mengambil sikap wait and see menanti kepastian arah ekonomi, sementara korporasi besar lebih memilih melakukan efisiensi atau menggunakan dana internal.
Tingginya suku bunga kredit juga masih menjadi hambatan bagi dunia usaha untuk melakukan ekspansi. Data ini menjadi alarm bahwa mesin pertumbuhan ekonomi belum berputar maksimal.
Transformasi Papua Jadi Lumbung Bioenergi
Presiden Prabowo Subianto menetapkan visi strategis baru bagi Papua sebagai pusat pengembangan bioenergi nasional.
Presiden mendorong perluasan perkebunan kelapa sawit, tebu, dan singkong di Bumi Cendrawasih, bukan hanya untuk pangan, tetapi sebagai bahan baku Bahan Bakar Minyak (BBM) nabati seperti biodiesel dan bioetanol.
Langkah ini dinilai krusial untuk mencapai kemandirian energi dan mengurangi beban impor BBM yang menguras devisa hingga Rp 520 triliun per tahun.
Dengan memproduksi energi sendiri dari tanah Papua, pemerintah memproyeksikan penghematan anggaran subsidi yang masif.
Presiden menjanjikan dana penghematan tersebut akan dikembalikan ke daerah, di mana setiap kabupaten/kota berpotensi mendapatkan tambahan anggaran pembangunan hingga Rp 1 triliun jika target swasembada ini tercapai.
Menanti Data Inflasi AS: Konsensus Kompak di 3,0%
Fokus utama pasar global malam ini tertuju pada rilis data inflasi Amerika Serikat (CPI). Konsensus pasar dan analis kompak memproyeksikan bahwa baik inflasi umum (Headline CPI) maupun inflasi inti (Core CPI) akan berada di level 3,0% secara tahunan (yoy).
Angka ekspektasi ini menunjukkan bahwa inflasi di AS masih "lengket" (sticky) dan belum sepenuhnya turun ke target ideal The Fed di 2%.
Jika data rilis sesuai dengan ekspektasi 3,0%, ini akan menciptakan dilema baru bagi The Fed. Di satu sisi, inflasi yang tertahan di level 3% menuntut suku bunga tetap tinggi.
Namun di sisi lain, pasar tenaga kerja AS mulai menunjukkan tanda-tanda "retak" (pengangguran naik ke 4,6%). Data nanti malam akan menjadi penentu yaitu apakah The Fed akan lebih condong memerangi inflasi yang bandel, atau mulai beralih menyelamatkan ekonomi dari ancaman resesi.
Bagi pasar negara berkembang, angka inflasi yang stabil atau lebih rendah dari 3% akan menjadi sentimen positif untuk stabilitas nilai tukar.
Kejutan Neraca Dagang Jepang: Surplus Tembus 322 Miliar Yen
Data ekonomi Jepang memberikan kejutan positif yang signifikan hari ini. Neraca perdagangan Jepang mencatatkan surplus sebesar 322,2 miliar Yen, jauh melampaui ekspektasi pasar yang hanya memperkirakan surplus 71,2 miliar Yen.
Angka realisasi ini menunjukkan kinerja sektor eksternal Jepang yang jauh lebih tangguh dari dugaan awal.
Surplus jumbo ini menjadi bukti bahwa strategi pelemahan mata uang Yen mulai memberikan dampak nyata (J-Curve effect), di mana nilai ekspor produk andalan Jepang seperti otomotif dan teknologi melonjak drastis, mampu mengimbangi tingginya biaya impor energi.
Bagi Bank of Japan (BoJ), data ini adalah "angin segar" dan modal politik yang sangat kuat.
Dengan fundamental ekspor yang kokoh, BoJ kini memiliki landasan yang lebih solid untuk menaikkan suku bunga (normalisasi kebijakan) pada pertemuan hari Jumat nanti, tanpa takut mematikan momentum pertumbuhan ekonomi.
Foto: Mantan Menteri Dalam Negeri Jepang, Sanae Takaichi, menyampaikan pidato pada pembukaan kampanye pemilihan presiden LDP di Tokyo, Jepang, 22 September 2025. (via REUTERS/Franck Robichon) |
Foto: Mantan Menteri Dalam Negeri Jepang, Sanae Takaichi, menyampaikan pidato pada pembukaan kampanye pemilihan presiden LDP di Tokyo, Jepang, 22 September 2025. (via REUTERS/Franck Robichon)