Awas! Data Ekonomi RI & Perubahan MSCI Akan Beradu Lawan Keganasan AS
Dari pasar saham Amerika Serikat, bursa Wall Street bangkit pada perdagangan Rabu atau Kamis dini hari waktu Indonesia,
Dow Jones Industrial Average naik 225,76 poin atau 0,48% menjadi 47.311,00. S&P 500 menguat 0,37% ke level 6.796,29, sementara Nasdaq Composite melonjak 0,65% ke posisi 23.499,80.
Saham-saham di Amerika Serikat menguat pada Rabu setelah Mahkamah Agung (Supreme Court) mengajukan pertanyaan bernada kritis terkait tarif Presiden Donald Trump, sehingga meningkatkan harapan bahwa sebagian bea tersebut dapat dicabut.
Saham produsen chip Advanced Micro Devices (AMD) dan saham-saham terkait perdagangan kecerdasan buatan (AI) juga rebound dari kekhawatiran valuasi yang membayangi pasar sehari sebelumnya.
Para investor menyoroti sidang Mahkamah Agung pada Rabu mengenai tarif Presiden Donald Trump.
Yang dipermasalahkan adalah apakah presiden memiliki kewenangan untuk memberlakukan bea tersebut berdasarkan International Emergency Economic Powers Act (IEEPA).
Para hakim fokus mempertanyakan legalitas tarif besar-besaran itu, di mana baik hakim konservatif maupun liberal menanyai Solicitor General D. John Sauer mengenai dasar justifikasi pemerintahan Trump.
Pelaku pasar pada prediction market mengurangi taruhan bahwa Mahkamah Agung akan mempertahankan tarif Trump, menyusul sikap skeptis para hakim.
Sementara itu, saham produsen otomotif Detroit Ford dan General Motors, yang menjadi indikator risiko tarif, melonjak lebih dari 2% masing-masing, dan produsen alat berat konstruksi dan pertambangan Caterpillar naik sekitar 4%.
"Kita terus melihat perdebatan mengenai ... seberapa efektif kebijakan itu. Saya rasa kita tidak akan mengetahui dampak tarif tersebut, penyelesaiannya, dan efek harganya hingga kuartal pertama tahun depan. Itu semakin menambah rasa ketidakpastian."," kata Phil Blancato, Chief Market Strategist di Osaic, kepada CNBC International.
Di antara saham pemenang hari itu, AMD sempat dibuka melemah sebelum akhirnya berbalik positif dan mengangkat saham-saham AI lainnya. Perusahaan tersebut melaporkan pendapatan dan laba kuartal ketiga yang melampaui ekspektasi analis, meski pada awalnya pasar khawatir soal prospek margin. Saham AMD ditutup naik 2,5%.
Selain AMD, saham Broadcom dan Micron Technology juga menguat, membalikkan pelemahan sesi sebelumnya dengan lonjakan masing-masing 2% dan sekitar 9%. Pemain besar AI, Oracle, juga pulih dari penurunan pada Selasa dan ikut menguat pada Rabu.
Pergerakan saham-saham AI pada Rabu terjadi setelah Palantir anjlok sekitar 8% pada Selasa karena investor khawatir bahwa valuasi perusahaan perangkat lunak tersebut dan sektor AI secara keseluruhan sudah terlalu tinggi.
Palantir diperdagangkan di atas 200 kali proyeksi laba (forward earnings). Saham tersebut kembali melemah lebih dari 1% pada Rabu. Super Micro Devices, saham terkait AI lainnya, merosot 11% akibat hasil kuartal pertama fiskal yang mengecewakan, dan saham sektor AI lain, Arista Networks, turun hampir 9% setelah laporan kinerja terbarunya.
"Lebar pasar (market breadth) saat ini tidak memadai. Ada yang jadi pemenang dan ada yang rugi di sektor AI, dan dengan valuasi yang sudah terlalu tinggi, menurut saya kita harus sangat selektif dalam memilih saham AI ke depan," kata Blancato.
Investor saham menerima data ekonomi yang cukup positif pada Rabu, dengan data payroll ADP yang lebih baik dari perkiraan dan data ISM sektor jasa yang juga melampaui ekspektasi.
Namun, data yang kuat tersebut mendorong kenaikan imbal hasil obligasi, sesuatu yang tidak disukai sebagian investor di tengah meningkatnya ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed untuk ketiga kalinya pada Desember.
"Data ADP pagi ini menunjukkan bahwa kita masih berada dalam pasar tenaga kerja yang kuat, dan terkadang kita lupa bahwa pasar tenaga kerja yang kuat berarti ekonomi tidak berada dalam kondisi resesi dan tidak menuju ke sana," kata Blancato.
Dia menambahkan hal itu menjadi sinyal yang sangat bullish bagi kondisi ekonomi AS saat ini.
(evw/evw)