Shutdown AS Masuki Hari ke-36, Negara Menuju Kekacauan Total

Elvan Widyatama,  CNBC Indonesia
05 November 2025 15:40
Gedung Capitol AS, beberapa jam sebelum penutupan sebagian pemerintah mulai berlaku, di Washington, D.C., AS, 30 September 2025. (REUTERS/Elizabeth Frantz)
Foto: Gedung Capitol AS, beberapa jam sebelum penutupan sebagian pemerintah mulai berlaku, di Washington, D.C., AS, 30 September 2025. (REUTERS/Elizabeth Frantz)

Jakarta, CNBC Indonesia - Penutupan pemerintahan atau government shutdown Amerika Serikat (AS) memasuki hari ke-36 pada Rabu (5/11/2025). Ini menjadi rekor baru sebagai penutupan pemerintahan terpanjang dalam sejarah AS.

Rekor sebelumnya terjadi pada Desember 2018 hingga Januari 2019, juga di masa awal pemerintahan Donald Trump. Saat itu, shutdown berlangsung selama 35 hari. Penutupan pemerintahan tersebut dipicu oleh perselisihan mengenai pendanaan pembangunan tembok perbatasan AS-Meksiko.

Government shutdown kali ini terjadi setelah Kongres gagal mencapai kesepakatan mengenai rancangan undang-undang (RUU) pendanaan sementara. Senat Demokrat menolak untuk memberikan suara atas RUU pendanaan yang disokong oleh Partai Republik.

Hal yang menjadi kebuntuan antara kedua partai besar tersebut adalah terkait program subsidi layanan kesehatan The Patient Protection and Affordable Care Act of 2010 (ACA). Demokrat menuntut perpanjangan untuk program tersebut yang akan kedaluwarsa, tetapi hal ini ditentang oleh Partai Republik

Demokrat menganggap RUU yang diusulkan akan menyulitkan warga AS untuk membayar layanan kesehatan, sebab rancangan tersebut tidak memuat pengeluaran tambahan untuk layanan kesehatan dan sejumlah ketentuan lainnya.

Subsidi layanan kesehatan tersebut sangat diandalkan masyarakat AS sejak penerapannya pada masa pandemi Covid-19. Republik justru mengklaim Demokrat ingin memberi layanan kesehatan tersebut kepada para imigran ilegal.

Dampak Government Shutdown

Imbas dari penutupan pemerintah ini mulai terasa di berbagai sektor perekonomian dan masyarakat AS.

Ribuan pegawai pengatur lalu lintas udara (air traffic controller) dan petugas keamanan bandara (TSA) tidak bekerja akibat dari pemotongan gaji. Hal ini pun berdampak langsung pada penundaan penerbangan di berbagai kota besar AS dan sudah berdampak pada tiga juga penumpang. 

Sementara itu, sekitar 42 juta warga AS yang bergantung pada bantuan pangan federal (SNAP) dipastikan hanya akan menerima setengah dari manfaat bulanan mereka untuk November, menambah tekanan sosial di tengah biaya hidup yang tinggi.

Shutdown kali ini telah menimbulkan dampak ekonomi yang signifikan mulai dari pelemahan aktivitas bandara hingga keterlambatan distribusi logistik di AS.

Kondisi ini juga menekan kepercayaan bisnis dan konsumen, terutama karena ketidakpastian kapan negosiasi di Capitol Hill akan membuahkan hasil. Sejumlah senator dari kedua partai mengakui frustrasi atas kebuntuan ini, meski ada indikasi bahwa pembicaraan informal di balik layar mulai terjadi.

Namun hingga kini, belum ada tanda-tanda jelas bahwa pemerintahan Trump siap melakukan kompromi atau membuka kembali layanan federal secara penuh.

kelanjutan shutdown ini menambah tekanan terhadap ekonomi AS yang sebelumnya sudah menghadapi risiko perlambatan akibat ketidakpastian kebijakan fiskal dan moneter.

Sejarah Shutdown Pemerintah AS

Government shutdown bukanlah hal asing dalam dinamika politik Amerika Serikat. Termasuk yang terjadi saat ini, Negeri Paman Sam telah mengalami 22 kali penutupan pemerintahan dalam kurun waktu lima dekade terakhir.

Rekor shutdown terpanjang sebelumnya terjadi pada masa jabatan pertama Donald Trump, yakni sejak 22 Desember 2018 hingga 25 Januari 2019, dengan durasi sekitar 35 hari.

Penutupan pemerintahan berdurasi panjang juga pernah terjadi di era Presiden Bill Clinton. Yang berlangsung selama 21 hari dari 5 Desember 1995 hingga 6 Januari 1996.

Sementara itu, Presiden Ronald Reagan tercatat sebagai pemimpin dengan jumlah shutdown terbanyak yakni delapan kali sepanjang masa jabatannya dari 1981 hingga 1989, meski sebagian besar hanya berlangsung antara satu hingga tiga hari.

Di masa Presiden Jimmy Carter, shutdown juga kerap terjadi. Dalam empat tahun pemerintahannya, tercatat lima kali penutupan pemerintahan, dengan yang terlama berlangsung selama 18 hari, mulai 30 September hingga 18 Oktober 1978, setelah Carter memveto RUU pertahanan dan proyek pekerjaan umum.

Adapun pada masa Presiden Bill Clinton, shutdown hanya terjadi dua kali. Sedangkan Barack Obama, George W. Bush, dan Gerald Ford masing-masing hanya mengalami satu kali shutdown selama masa jabatan mereka.

Berikut adalah catatan terkait serangkaian government shutdown yang pernah terjadi dalam sejarah AS.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(evw/luc)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation