Era Baru Dimulai: Begini Reformasi Pendidikan & Kesehatan Ala Prabowo

Susi Setiawati, CNBC Indonesia
29 October 2025 15:20
Staf Ahli Menteri Bidang Ekonomi Kesehatan, Kementerian Kesehatan, Bayu Teja Muliawan saat menyampaikan paparan dalam acara Sarasehan 100 Ekonom di Menara Bank Mega, Jakarta, Selasa (28/10/2025). (CNBC Indoonesia/Faisal Rahman)
Foto: Staf Ahli Menteri Bidang Ekonomi Kesehatan, Kementerian Kesehatan, Bayu Teja Muliawan saat menyampaikan paparan dalam acara Sarasehan 100 Ekonom di Menara Bank Mega, Jakarta, Selasa (28/10/2025). (CNBC Indoonesia/Faisal Rahman)

Jakarta, CNBC Indonesia - Setelah pandemi, isu kesehatan menjadi perhatian utama pemerintah. Pemerontahan Presiden Prabowo Subianto juga memasukkan isu kesehatan ke dalam salah satu fokus terbesarnya.

Sektor kesehatan termasuk ke dalam program prioritas nasional. Salah satu kebijakan yang tengah dijalankan adalah penyamarataan sistem BPJS di seluruh Indonesia agar akses layanan kesehatan lebih adil dan merata.

Selain itu, angka stunting di Indonesia tercatat mengalami penurunan pada tahun 2024 menjadi 19,8% berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2024. Angka ini lebih rendah dari target nasional 20,1% dan juga di bawah target WHO (< 20%). Namun, tantangan masih ada, mulai dari bagaimana menangani kasus stunting yang tersisa, meningkatkan kesehatan anak, serta memperkuat strategi pelayanan kesehatan nasional dan internasional.

Untuk mencapai sasaran tersebut, Kementerian Kesehatan memiliki program strategis berbasis enam pilar utama.

Staf Ahli Menteri Bidang Ekonomi Kesehatan Kementerian Kesehatan RI Bayu Teja Muliawan menjelaskan bahwa Kemenkes tengah memperkuat sistem kesehatan nasional melalui enam pilar strategis.

Pilar tersebut mencakup pelayanan kesehatan primer yang berfokus pada upaya promotif dan preventif melalui puskesmas, pelayanan sekunder di rumah sakit, ketahanan kesehatan lewat penyediaan obat dan alat kesehatan, pembiayaan kesehatan, penguatan SDM kesehatan, serta teknologi kesehatan.


Melalui pilar pelayanan primer, Kemenkes fokus menekan angka kematian ibu dan bayi serta mencegah stunting. Selain itu, pemerintah juga memperkuat layanan rujukan untuk penyakit berat seperti kanker dan jantung, meningkatkan produksi bahan baku obat dalam negeri, pemerataan tenaga medis melalui sistem hospital base, serta mengintegrasikan data kesehatan nasional melalui aplikasi "Satu Sehat".

Bayu Teja Muliawan menyampaikan enam pilar utama tersebut, dalam acara Sarasehan 100 Ekonom Indonesia di Menara Bank Mega, Jakarta, Selasa (28/10/2025).

Berikut enam pilar transformasi kesehatan.

1. Transformasi Layanan Primer

Transformasi Layanan Primer merupakan pilar pertama dalam transformasi kesehatan Indonesia, dimana dalam penerapannya memiliki fokus memperkuat aktivitas promotif preventif untuk menciptakan lebih banyak orang sehat, memperbaiki skrining kesehatan serta meningkatkan kapasitas layanan primer.

Pada pelaksanaannya, fokus utama tersebut dapat dijabarkan menjadi 4 hal, diantaranya adalah:

a. Edukasi Penduduk, Yaitu dengan melakukan penguatan peran kader, kampanye, dan membangun gerakan, menggunakan platform digital dan tokoh masyarakat.
b. Pencegahan Primer, hal ini dilakukan dengan melakukan penambahan imunisasi rutin menjadi 14 antigen dan perluasan cakupan di seluruh Indonesia.
c. Pencegahan Sekunder, yaitu dengan melakukan skrining 14 penyakit penyebab kemaian tertinggi di tiap sasaran usia, skrining, stunting, & peningkatan ANC untuk kesehatan ibu dan bayi.
d. Meningkatkan Kapasitas dan Kapabilitas Layanan Primer, dengan melakukan revitalisasi network dan standarisasi layanan di Puskesmas, posyandu, dan kunjungan Rumah.

2. Tranformasi Layanan Rujukan

Sebagai pilar kedua dalam transformasi kesehatan Indonesia, transformasi layanan rujukan memiliki fokus untuk melakukan peningkatan dalam hal kualitas serta pemerataan layanan kesehatan di seluruh pelosok yang ada di Indonesia.

Adapun dalam penerapannya, hal yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut adalah dengan melakukan peningkatan akses dan mutu layanan sekunder dan tersier melalui pembangunan Rumah Sakit di kawasan Timur Indonesia, melakukan jejaring dengan 6 layanan unggulan, dan melakukan kemitraan dengan World's Top Healthcare Centers".

3. Transformasi Sistem Ketahanan Kesehatan

Pada pilar ketiga dari transformasi kesehatan Indonesia, Transformasi Sistem Ketahanan Kesehatan memegang peran penting untuk mempertahankan sistem kesehatan yang baik ditengah ancaman kesehatan global. Hal ini juga mencakup mencakup pembuatana atau produksi hingga distribusi farmalkes yang lancar dan bisa diproduksi di dalam negeri.

Apabila dilihat lebih jauh, cakupan Transformasi Sistem Ketahanan Kesehatan juga meliputi:

a. Peningkatan ketahanan sektor farmasi & Alat kesehatan dengan melakukan produksi dalam negeri berupa 14 Vaksin rutin, Top 10 Obat, Top 10 Alat Kesehatan by volume & by Velue.
b. Memperkuat ketahanan tanggap darurat dengan melakukan jejaring nasional surveilans berbasis la, mempersiapkan tenaga cadangan tanggap darurat, dan melakukan Table Top Excercise kesiapsiagaan krisis.

4. Tranformasi Sistem Pembiayaan Kesehatan

Transformasi Sistem Pembiayaan Kesehatan merupakan pilar keempat dari transformasi kesehatan Indonesia, yang memiliki fokus untuk memberikan adanya kemudahan dan kesetaraan akses layanan kesehatan, terutama masyarakat yang masuk dalam golongan kurang mampu.

Pada regulasi pembiayaan kesehatan tersebut, terdapat 3 tujuan yang ingin dicapai, diantaranya adalah dengan memastikan ketersediaan, memastikan kecukupan dan berkelanjutan serta teralokasi dengan adil, dan yang terakhir adalah memastikan pemanfaatan yang efektif dan efisien.

5. Transformasi SDM Kesehatan

Pada pilar ke lima dalam transformasi kesehatan Indonesia, Transformasi SDM Kesehatan akan berfokus untuk memastikan pemerataan distribusi para tenaga kesehatan di seluruh pelosok tanah air Indonesia, termasuk di kawasan DTPK.

Adapun dalam penerapannya, pemerintah akan melakukan penambahan kuota mahasiswa, beasiswaa dalam dan luar negeri, serta melakukan kemudahan pada penyertaan tenaga kesehatan yang lulus dari universitas luar negeri.

6. Tranformasi Teknologi Kesehatan

Pada pilar keenam, sekaligus pilar terakhir dalam transformasi kesehatan Indonesia, Transformasi Teknologi Kesehatan memiliki peran untuk melakukan pemanfaatan teknologi informasi dan bio-teknologi yang berada di sekitar kesehatan.

Sehingga dengan demikian, akan membuat dunia kesehatan di indonesia dapat lebih beradaptasi dan memanfaatkan dengan baik pekembangan tekhnologi digital, agar proses digitalisasi di sekitar kesehatan dapat menjadi lebih bertumbuh.

Selain itu, pemerintah tengah berupaya memperkuat program imunisasi untuk anak-anak balita dan memperluas layanan deteksi dini penyakit menular melalui program "Cek Kesehatan Gratis" di puskesmas. Program ini berupa medical check-up sederhana yang telah diikuti oleh lebih dari 46 juta penduduk. Data hasil pemeriksaan ini menjadi dasar dalam menyusun kebijakan intervensi kesehatan masyarakat.

Untuk layanan rujukan, Kementerian Kesehatan juga menjalankan program prioritas pengendalian penyakit berat seperti kanker, jantung, dan ginjal. Setiap rumah sakit kabupaten diwajibkan memiliki akses rujukan ke rumah sakit yang mampu menangani penyakit-penyakit tersebut, karena program ini merupakan salah satu dengan beban biaya terbesar dalam sistem kesehatan nasional.

Dari sisi obat dan industri farmasi, pemerintah mendorong penggunaan bahan baku obat produksi dalam negeri dan memperkuat rantai pasok logistik. Saat ini sudah banyak industri farmasi yang mulai memproduksi obat berbahan baku lokal, baik herbal maupun kimia, untuk mengurangi ketergantungan impor.

Kebijakan pengadaan obat kini juga diatur lebih ketat, obat bebas terbatas hanya boleh dijual di warung, sedangkan obat keras wajib melalui apotek atau dokter.

Di bidang pelayanan kesehatan internasional (medical tourism), pemerintah tengah mengembangkan daerah prioritas wisata kesehatan, seperti Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kesehatan di Bali, serta enam kawasan unggulan lainnya di wilayah wisata strategis. Program ini bertujuan agar masyarakat tidak perlu berobat ke luar negeri, sekaligus menjadikan Indonesia sebagai destinasi kesehatan regional.

Dengan berbagai kebijakan tersebut, Kementerian Kesehatan berupaya memperkuat sistem kesehatan nasional, dari pelayanan dasar, ketahanan obat, hingga teknologi dan industri kesehatan agar lebih tangguh, mandiri, dan berdaya saing internasional.


Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu'ti saat menyampaikan paparan dalam acara Sarasehan 100 Ekonom di Menara Bank Mega, Jakarta, Selasa (28/10/2025). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)Foto: Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu'ti saat menyampaikan paparan dalam acara Sarasehan 100 Ekonom di Menara Bank Mega, Jakarta, Selasa (28/10/2025). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu'ti saat menyampaikan paparan dalam acara Sarasehan 100 Ekonom di Menara Bank Mega, Jakarta, Selasa (28/10/2025). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

Selain kesehatan, sektor pendidikan juga menjadi perhatian besar pemerintahan Prabowo.

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti menegaskan visi Kemendikdasmen untuk "mencerdaskan dan memajukan bangsa", sejalan dengan amanat UUD 1945 dan semangat yang sering disampaikan oleh Presiden Prabowo Subianto.

Dalam acara dalam acara Sarasehan 100 Ekonom Indonesia di Menara Bank Mega, Jakarta, Selasa (28/10/2025), Abdul Mu'ti, menekankan pentingnya pengembangan keahlian di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang selaras dengan potensi dan kekayaan alam daerah. Dengan demikian, lulusan SMK diharapkan mampu mengembangkan potensi lokal di lingkungan mereka sendiri.

Mu'ti mencontohkan, di daerah perkebunan teh seharusnya ada SMK dengan jurusan khusus pengolahan atau pengembangan teh, bukan hanya program seperti teknik komputer jaringan. Ia mengkritik kurangnya relevansi antara jurusan SMK dan kebutuhan lokal.

Inspirasi ini muncul setelah kunjungannya ke China, di mana pengolahan teh menjadi ilmu tersendiri yang bernilai tinggi dan dilestarikan melalui pendidikan. Menurutnya, selain kemajuan teknologi, negara tersebut tetap menjaga tradisi yang menjadi bagian dari identitasnya.

Hal serupa juga terlihat di Korea Selatan, yang meski unggul di bidang teknologi, tetap mempertahankan tradisi seperti ginseng dan kimchi yang diajarkan secara formal di lembaga pendidikan.

Mu'ti menilai, Indonesia memiliki kekayaan alam melimpah-seperti jahe dan kencur-namun belum dijadikan ciri khas nasional maupun komoditas unggulan. Bahkan, beberapa industri masih mengimpor bahan-bahan yang sebenarnya melimpah di dalam negeri.

Karena itu, ia mendorong agar SMK mengembangkan program keahlian berbasis kekayaan alam dan budaya lokal, dipadukan dengan teknologi. Dengan cara ini, keterampilan siswa tidak hanya modern, tetapi juga berakar kuat pada tradisi dan potensi daerah, sekaligus memiliki nilai ekonomi tinggi.

Selain itu, Kemendikdasmen menetapkan enam program prioritas nasional:

Penguatan Pendidikan Karakter

Fokus pada pembentukan nilai dan kepribadian siswa melalui pelatihan bimbingan konseling, peningkatan kompetensi guru BK dan agama, pengangkatan tenaga konselor, penanaman tujuh kebiasaan baik anak Indonesia, serta penyediaan makan siang bergizi di sekolah.

• Pemerataan Akses dan Wajib Belajar 13 Tahun

Pemerintah berkomitmen memperluas akses pendidikan melalui program afirmasi masyarakat, rumah belajar, pendidikan jarak jauh, perluasan PAUD, serta pelibatan relawan pengajar agar setiap anak memiliki kesempatan belajar yang sama.

• Peningkatan Kualitas dan Kesejahteraan Guru

Kualitas pendidikan ditentukan oleh mutu guru. Karena itu, Kemendikdasmen menargetkan peningkatan kualifikasi minimal D-IV/S1, pelatihan kompetensi berkelanjutan, serta peningkatan kesejahteraan melalui program sertifikasi dan dukungan finansial.

• Pendidikan Unggul dan Literasi Sains-Teknologi

Program ini menekankan penguatan literasi, numerasi, sains, dan teknologi sejak dini. Pemerintah juga mendorong pendirian sekolah unggulan, penguatan pendidikan vokasi, serta pelatihan berbasis kebutuhan dunia kerja.

• Perbaikan Sarana dan Prasarana Pendidikan

Kemendikdasmen akan mempercepat pembangunan dan renovasi sekolah, terutama di daerah tertinggal, agar seluruh siswa dapat belajar di lingkungan yang aman, nyaman, dan layak.

• Pembangunan Bahasa dan Sastra

Melalui gerakan "Bangga, Mahir, dan Maju dengan Bahasa Indonesia", program ini bertujuan memartabatkan bahasa nasional, melestarikan bahasa daerah, serta menginternasionalkan bahasa Indonesia.


Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(saw/saw)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation