NEWSLETTER

Adu Sentimen Optimisme Saham Bank vs Amukan Dolar: Mana Lebih Kuat?

Elvan Widyatama, CNBC Indonesia
10 October 2025 06:12
4 Bank Terbaik Penopang Ekonomi RI 2023
Foto: Infografis/4 Bank Terbaik Penopang Ekonomi RI 2023/Aristya rahadian

Pada perdagangan hari terakhir bagi pasar keuangan Tanah Air, baik rupiah hingga IHSG di pekan kedua Oktober. Namun, hari ini pasar keuangan tidak banyak memiliki sentimen terutama rilis data-data ekonomi.

Meski demikian, pergerakan IHSG masih diperkirakan mampu kembali mengalami penguatan setelah pada perdagangan kemarin, kembali berhasil menembus level tertinggi nya. Momentum ini diharapkan mampu berlanjut pada perdagangan hari ini.

Berikut rangkuman sentimen utama yang akan membentuk arah IHSG hingga rupiah :

Saham Perbankan Tancap Gas

Sektor perbankan akhirnya mencatatkan kenaikan signifikan setelah beberapa hari sebelumnya terus tertekan dan kompak terkoreksi.

Pada perdagangan Kamis (9/10/2025), empat saham perbankan besar seperti BBRI, BBCA, BMRI, dan BBNI kompak ditutup menguat dan menjadi motor penggerak utama penguatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Bank Negara Indonesia (BBNI) menjadi yang paling mencolok dengan kenaikan 4,06% ke level Rp4.100 per saham, disusul Bank Rakyat Indonesia (BBRI) yang naik 3,76%, Bank Central Asia (BBCA) yang menguat 2,37%, dan Bank Mandiri (BMRI) yang menanjak 3,29%.

Nilai transaksi dari keempat bank besar tersebut mencapai total Rp5,21 triliun, menandakan tingginya minat pelaku pasar terhadap saham-saham berkapitalisasi besar di sektor keuangan.

Namun menariknya, di tengah euforia kenaikan harga saham perbankan, investor asing justru tercatat kompak melakukan aksi jual. BBRI menjadi saham dengan aliran keluar dana asing terbesar, mencapai Rp680 miliar yang diikuti oleh saham-saham bank besar lainnya.

Kondisi ini menunjukkan bahwa kenaikan saham perbankan kali ini lebih banyak ditopang oleh aksi beli investor domestik, baik ritel maupun institusi.

Kenaikan sector perbankan ini terjadi setelah Menteri Keuangan RI Purbaya Yudhi Sadewa melakukan kunjungan ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan menyoroti pentingnya pembenahan pasar modal Indonesia agar lebih sehat dan efisien.

Sentimen tersebut langsung direspons positif oleh pelaku pasar. Deretan saham perbankan besar yang sempat menjadi laggard di awal perdagangan berbalik arah dan melonjak tajam ke zona hijau.

Indeks Penjualan Ritel

Bank Indonesia (BI) mencatat Indeks Penjualan Riil (IPR) pada Agustus 2025 tumbuh 3,5% secara tahunan (year-on-year/yoy), meski melambat dibandingkan bulan sebelumnya yang tumbuh 4,7% yoy.

Kepala Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso, menjelaskan bahwa kinerja positif ini terutama ditopang oleh peningkatan penjualan pada subkelompok sandang, yang menguat seiring meningkatnya permintaan masyarakat pada momen peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Republik Indonesia ke-80.

"Secara bulanan, penjualan eceran pada Agustus 2025 tumbuh sebesar 0,6% (month-to-month/mtm), meningkat dari kontraksi 4,1% (mtm) pada Juli 2025 seiring dengan terjaganya permintaan pada periode peringatan HUT Republik Indonesia 2025," kata Denny dalam keterangan resmi, Kamis (9/10/2025).

Ke depan, BI memperkirakan penjualan ritel akan kembali meningkat pada bulan berikutnya. IPR September 2025 diprakirakan tumbuh 5,8% (yoy), lebih tinggi dibandingkan 3,5% pada Agustus. Peningkatan tersebut didorong oleh kelompok makanan, minuman dan tembakau, serta barang budaya dan rekreasi yang terus menunjukkan tren positif menjelang periode konsumsi akhir tahun.

"Peningkatan penjualan eceran terutama bersumber dari pertumbuhan penjualan kelompok makanan, minuman dan tembakau, perlengkapan rumah tangga lainnya, serta barang budaya dan rekreasi," ujar Denny.

Meski begitu, secara bulanan BI memperkirakan penjualan eceran September sedikit terkontraksi 0,3% (mtm), terutama akibat penurunan pada subkelompok sandang setelah lonjakan penjualan di bulan sebelumnya.

Dari sisi harga, BI menilai tekanan inflasi masih stabil untuk tiga dan enam bulan ke depan, yakni November 2025 dan Februari 2026. Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) masing-masing berada di 134,6 dan 169,2, relatif stabil dibandingkan periode sebelumnya sebesar 134,8 dan 169,3.

Selain itu, Indeks Ekspektasi Penjualan (IEP) menunjukkan optimisme menjelang momentum Natal dan Tahun Baru, dengan nilai IEP November 2025 sebesar 146,8, naik dari 143 pada periode sebelumnya.

"Kenaikan ekspektasi penjualan mencerminkan persiapan masyarakat menghadapi liburan Natal dan Tahun Baru," jelas Denny.

Sementara itu, IEP untuk Februari 2026 diperkirakan turun ke 142,3, seiring dengan jumlah hari kerja yang lebih pendek dan normalisasi permintaan pasca libur panjang.

Dolar AS Makin Terbang

Indeks dolar AS terbang ke 99,53 atau posisi tertingginya sejak akhir Juli 2025 di tengah ketidakpastian kapan shutdown akan berakhir.

Dolar menguat meskipun tidak ada data ekonomi besar yang dirilis (misalnya, klaim pengangguran mingguan hari ini tidak diterbitkan). Hal ini telah mengalihkan perhatian investor ke "sisa dunia", terutama ke Prancis yang sedang mengalami kekacauan politik.

Tidak mengherankan, euro menjadi salah satu yang paling terpukul dalam narasi bullish baru dolar ini.

Sepanjang minggu ini, euro tersebut melemah sekitar 1,5% terhadap US$, menandai penurunan mingguan terbesar sejak November 2024.

Melonjaknya indeks dolar ini harus menjadi perhatian.

Indeks yang naik menandai investor tengah memburu dolar AS dan membuat investor menjual instrumen non-dolar termasuk di emerging market seperti Indonesia. Rupiah pun bisa semakin tertekan.

Perdamaian Akhirnya Terjadi di Gaza

Harapan baru bagi Timur Tengah akhirnya muncul setelah Israel dan kelompok Palestina, Hamas, menyetujui tahap pertama rencana perdamaian Gaza. Kabar tersebut diumumkan langsung oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, yang menyebut kesepakatan ini sebagai langkah bersejarah dan belum pernah terjadi sebelumnya untuk mengakhiri perang yang telah berlangsung selama dua tahun terakhir.

Dalam pengumumannya di jejaring sosial Truth Social, Trump menegaskan bahwa kedua pihak telah menyetujui tahap pertama dari Rencana Perdamaian Gaza yang digagas oleh Washington dan dimediasi oleh Mesir.

"Saya sangat bangga mengumumkan bahwa Israel dan Hamas telah menandatangani Tahap Pertama Rencana Perdamaian kami," tulis Trump dalam pernyataannya, dikutip Kamis (9/10/2025).

Kesepakatan ini mencakup pembebasan seluruh sandera yang masih ditahan Hamas, serta penarikan pasukan Israel ke garis yang telah disepakati sebagai bagian dari proses menuju normalisasi penuh.

"Ini berarti semua sandera akan segera dibebaskan, dan Israel akan menarik pasukan mereka ke garis yang disepakati sebagai langkah pertama menuju Perdamaian yang Kuat, Bertahan Lama, dan Abadi," tambah Trump, menegaskan isi hasil pertemuan ketiga yang membahas proposal rencana perdamaian 20 poin miliknya.

Mengutip laporan AFP, media pemerintah Mesir melaporkan bahwa kesepakatan tersebut mencakup pertukaran sandera dan tahanan, serta penyaluran bantuan kemanusiaan ke wilayah Gaza. Sementara itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyambut langkah ini dengan penuh harapan.

Rencana perdamaian 20 poin yang diusung Trump mencakup gencatan senjata total, pembebasan seluruh sandera, pelucutan senjata Hamas, serta penarikan bertahap pasukan Israel dari wilayah Gaza. Upaya ini dipimpin oleh Jared Kushner, menantu Trump yang juga berperan dalam perjanjian Abraham Accords 2020, bersama utusan Timur Tengah Steve Witkoff yang tiba lebih awal di Kairo untuk memimpin perundingan.

Kesepakatan ini menjadi titik balik penting dalam upaya diplomasi internasional di Timur Tengah, setelah dua tahun konflik berkepanjangan yang menewaskan puluhan ribu warga sipil dan menghancurkan sebagian besar infrastruktur Gaza.

(evw/evw)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular