Dari Receh Jadi Puluhan Juta, 4 Saham FCA Ini Bisa Jadi Barang Ajaib

Susi Setiawati, CNBC Indonesia
19 September 2025 11:30
Pergerakan indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (9/9/2025). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Pergerakan indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (9/9/2025). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham yang masuk dalam jajaran Full Call Auction (FCA) biasanya dihindari oleh para investor. Karena pada umumnya saham yang masuk FCA dianggap high risk oleh investor.

Dari sisi likuiditas sangat rendah, sehingga sulit dibeli dan dijual. Dari sisi harga, saham FCA bisa menembus di bawah Rp50 per lembar saham dengan maksimal menyentuh Rp1 per lembar saham.

Karena perdagangan berbasis lelang, antrean beli dan jual tidak kelihatan sehingga investor tidak bisa menilai supply-demand secara normal.

FCA (Full Call Auction) merupakan salah satu mekanisme perdagangan saham yang berlaku untuk saham-saham yang tergolong masuk Papan Pemantauan Khusus (PPK) BEI.

Saham bisa masuk ke FCA jika misalnya saham tersebut pernah disuspensi lebih dari 1 hari, likuiditasnya rendah, atau ada aktivitas perdagangan yang tidak wajar (Unusual Market Activity).

Banyak investor ragu membeli saham di FCA karena risiko bahwa harga bisa saja diperlemah oleh ketidaktahuan pasar, kurangnya informasi real time, dan volatilitasnya tinggi.

Namun, beberapa saham yang masuk FCA kini berhasil naik dari harga rata-rata di bawah Rp10 per lembar saham, kini berhasil menjadi Rp100 per lembar saham.

Jika investor berinvestasi Rp500 ribu saja di empat saham tersebut, nilainya sudah menjadi puluhan juta rupiah.

Beberapa saham di atas naik karena terdorong oleh beberapa kabar positif.

Kenaikan harga saham PT Repower Asia Indonesia Tbk. (REAL) terjadi di tengah era penurunan tingkat suku bunga Bank Indonesia (BI) yang sudah melakukan pemangkasan sebanyak 125bps pada lima kali pemangkasan.

Dengan biaya pinjaman yang lebih rendah, sektor properti diperkirakan akan kembali bergairah, terutama pada segmen perumahan menengah. REAL merupakan emiten property, sehingga dengan era suku bunga rendah menjadi katalis positif bagi REAL.

Kemudian saham PT Diamond Citra Propertindo Tbk (DADA), dirumorkan akan melakukan aksi korporasi backdoor listing melalui dua raksasa properti asal Jepang, Mitsubishi Estate Co., Ltd. dan Kajima Corporation.

Diketahui, Mitsubishi Estate dan Kajima merupakan perusahaan terbuka (Tbk) dengan kapitalisasi pasar ratusan triliun rupiah, sehingga berpotensi membawa dampak signifikan bagi wajah pasar modal Indonesia.

Selanjutnya, emiten di industry furnitur PT Harta Djaya Karya Tbk (MEJA) mengumumkan adanya rencana pengambilalihan 45% saham perseroan oleh PT Bisnis Bersama Berkah dan PT Triple Berkah Bersama (Triple B).

Triple B menyampaikan bahwa para pembeli berencana mengambil alih kepemilikan saham PT Harta Djaya Karya Tbk (MEJA) dari Richie Adrian sebagai pemegang saham pengendali.

Saat ini Richie Adrian selaku Direktur Utama MEJA memegang 45% saham MEJA. Triple B sendiri merupakan perusahaan investasi, holding dan konsultan keuangan atau manajemen di Jakarta Selatan.

Setelah penyelesaian transaksi pengambilalihan saham tersebut, para pembeli akan menjadi pengendali baru MEJA.

Tujuan rencana pengambilalihan adalah untuk investasi dari rencana pengembangan dan ekspansi bisnis grup dari investor-investor para pembeli.

Sementara salah satu saham yang terafiliasi dengan Happy Hapsoro, PT Cakra Buana Resources Energi Tbk (CBRE) tengah menuntaskan proses akuisisi kapal pipe-laying & lifting vessel milik Hilong Shipping Holding Limited (HSHL).

Kapal raksasa ini dikenal sebagai salah satu armada andalan dalam proyek pemasangan pipa bawah laut dan pengangkatan struktur lepas pantai di kawasan Asia. Transaksi akuisisi senilai US$100 juta atau sekitar Rp1,61 triliun resmi masuk dalam aset perusahaan pada September 2025.

CBRE juga berencana menambah modal melalui rights issue (penambahan modal dengan memberikan hak memesan efek terlebih dahulu/PMHMETD).

Perseroan akan menerbitkan maksimal 48 miliar unit saham baru, dengan nilai nonimal Rp25 per saham. Namun, harga pelaksanaan dan jumlah final saham baru akan diuraikan lebih lanjut dalam prospektus aksi korporasi tersebut.

Total nilai dana yang diincar CBRE sebanyak-banyaknya sebesar Rp1,2 triliun, dimana dana ini akan digunakan untuk membayar hutang atas pembelian kapal.

Pelaksanaan PMHMETD akan dilakukan sesuai dengan ketentuan POJK 32/2015, di mana efektifnya pernyataan pendaftaran sehubungan dengan PMHMETD tidak akan lebih dari 12 bulan sejak tanggal persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB).

Seluruh dana hasil PMHMETD untuk pembayaran atas sebagian utang perseroan kepada pihak ketiga, modal kerja, dan rencana penambahan armada oleh perseroan.

Perseroan akan meminta restu dari para pemegang saham untuk melaksanakan aksi rights issue melalui RUPSLB pada 25 September 2025.


Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(saw/saw)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation