
188 Saham Ini Terperosok ke FCA: CDIA, COIN Hingga ARGO

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham yang masuk dalam Papan Pemantauan Khusus alias Full Call Auction (FCA) di Bursa Efek Indonesia (BEI) seringkali dipandang negatif oleh investor. Saham yang masuk dalam efek pemantauan khusus biasanya memiliki masalah seperti tidak menyampaikan laporan keuangan tepat waktu, mengalami kerugian berturut-turut, terindikasi disclaimer atau adverse opinion oleh auditor, t,erlibat dalam potensi delisting hingga perdagangan tidak likuid atau pergerakan harga tidak wajar.
Label "FCA" memberi sentimen buruk karena pasar tahu bahwa ada warning sign dari otoritas pasar modal. Saat status ini diumumkan, harga saham cenderung anjlok karena banyak investor melakukan aksi jual.
Saham FCA hanya bisa diperdagangkan di Pasar Negosiasi, bukan di pasar reguler, sehingga likuiditas rendah, spread harga bisa sangat lebar, dan akses untuk investor ritel menjadi terbatas.
BEI mengumumkan efek bersifat ekuitas dalam pemantauan khusus terbaru yang mulai efektif pada 1 Agustus 2025.
BEI telah menetapkan 11 kriteria efek bersifat ekuitas dalam pemantauan khusus.
Hingga Jumat (1/8/2025), masih terdapat 188 emiten yang masuk dalam efek bersifat ekuitas dalam pemantauan khusus yang belum berhasil keluar dari FCA dengan berbagai jenis kriteria pemantauan khusus.
Dan berdasarkan catatan BEI sebelumnya, terdapat 181 emiten yang berhasil keluar dari daftar efek bersifat ekuitas dalam pemantauan khusus.
Terpantau beberapa saham berhasil keluar dari daftar FCA setelah memperbaiki laporan keuangan, mengembalikan kinerja perusahaan hingga meningkatkan kepatuhan dan transparansi.
Akan tetapi, mayoritas saham yang bertahan lama di FCA justru berakhir delisting, atau tidak lagi menarik secara investasi.
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(saw/saw)