
Siaga 1: IHSG - Rupiah Duji Efek Demo, Data Inflasi & Gempuran dari AS

Pasar saham Amerika Serikat (AS) Wall Street kompak ditutup melemah di zona merah pada perdagangan pekan lalu. Data ketenagakerjaan AS menjadi penghalang bagi harapan penurunan suku bunga, pasar saham Wall Street merespon negatif sehingga menyebabkan penurunan indeks.
Pada perdagangan Jumat (29/8/2025), Dow Jones melemah 0,20% di level 45.544,88. Begitu juga dengan S&P 500 turun 0,64% di level 6.460,26, dan Nasdaq merosot 1,15% 21.455,55.
Laporan pasar tenaga kerja AS akhir pekan ini akan memberikan gambaran penting tentang kesehatan ekonomi dan menguji keyakinan investor bahwa penurunan suku bunga akan segera terjadi, sebuah pandangan yang telah membantu mengangkat ekuitas AS ke level rekor tertinggi.
Rilis data penggajian AS yang secara mengejutkan lemah bulan lalu meningkatkan ekspektasi bahwa The Federal Reserve akan mulai memangkas suku bunga lagi pada pertemuan berikutnya di bulan September, karena bank sentral bergerak untuk mendukung pasar tenaga kerja meskipun ada kekhawatiran inflasi.
Laporan ketenagakerjaan bulan Agustus yang lemah Jumat depan dapat menimbulkan kekhawatiran tentang perlambatan ekonomi, tetapi juga dapat mendorong pasar untuk memperhitungkan penurunan yang lebih agresif, kata Jack Janasiewicz, kepala strategi portofolio di Natixis Investment Managers Solutions.
"Suku bunga yang lebih rendah kemungkinan akan mengalahkan pasar tenaga kerja yang sedikit melambat, dan itu mungkin memberikan dasar bagi ekonomi dan pasar saham," ujar Janasiewicz.
Saham AS telah menguat sejak mencapai titik terendah tahun ini di bulan April.
Investor telah menepis kekhawatiran bahwa tarif Presiden AS Donald Trump akan menjerumuskan ekonomi ke dalam resesi, sementara sejumlah besar saham teknologi dan saham lainnya telah diuntungkan oleh optimisme tentang potensi bisnis kecerdasan buatan.
Indeks saham jatuh pada hari Jumat, karena penurunan saham-saham yang terkait dengan AI menambah gejolak saham teknologi baru-baru ini, dengan laporan pendapatan dari produsen chip raksasa Broadcom (AVGO.O) akan dirilis pada hari Kamis.
Namun, indeks acuan S&P 500 (SPX) mengakhiri bulan Agustus yang biasanya penuh tantangan dengan kenaikan 1,9%, mendorong kenaikan year-to-date-nya hingga sekitar 10%, mendekati level tertinggi sepanjang sejarah.
Pasar masih berada dalam periode yang secara historis berbahaya dalam kalender ekonomi. Selama 35 tahun terakhir, September telah menduduki peringkat sebagai bulan dengan kinerja terburuk dalam setahun untuk S&P 500, dengan penurunan rata-rata 0,8% selama periode tersebut, menurut Stock Trader's Almanac.
Indeks tersebut telah jatuh 18 dari 35 kali pada bulan September, satu-satunya bulan yang turun lebih banyak daripada naik dalam periode tersebut, menurut Almanac.
Laporan ketenagakerjaan ini merupakan rilis ekonomi besar pertama di September. Lapangan kerja pada bulan Agustus diperkirakan akan naik sebesar 75.000.
Dalam laporan bulan sebelumnya, data penggajian nonpertanian (NFP) tumbuh sebesar 73.000, angka yang secara mengejutkan lemah, diperparah oleh revisi penurunan tajam terhadap pertumbuhan dalam dua bulan sebelumnya.
Alex Grassino, kepala ekonom global dan kepala strategi makro di Manulife Investment Management, mengatakan ia memperkirakan komponen-komponen laporan ketenagakerjaan, seperti tingkat pengangguran dan pendapatan per jam, "pada dasarnya akan menunjukkan pesan yang sama, yaitu pasar tenaga kerja AS telah mendingin."
Laporan bulan Juli yang lemah meningkatkan ekspektasi pasar bahwa The Fed akan memangkas suku bunga pada pertemuan berikutnya di bulan September, spekulasi yang menguat setelah Ketua The Fed Jerome Powell baru-baru ini mengatakan risiko pasar kerja meningkat.
Data LSEG menunjukkan kontrak berjangka dana The Fed per Jumat menunjukkan peluang 89% bank sentral akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan 16-17 September.
"Dibutuhkan kekuatan yang sangat luas dalam laporan tersebut agar The Fed mempertimbangkan kembali gagasan untuk menurunkan suku bunga," ujar Drew Matus, kepala strategi pasar di MetLife Investment Management, kepada CNBCÂ International, seraya menambahkan bahwa peluang laporan tersebut cukup rendah.
"Kita bisa melihat laporan yang baik, dan laporan yang baik tidak akan menghalangi The Fed untuk memangkas suku bunga," ujar Matus.
Meskipun pemangkasan suku bunga di September mungkin hampir pasti, data ketenagakerjaan juga dapat memengaruhi ekspektasi tentang besarnya pelonggaran dalam beberapa bulan mendatang.Â
Perkembangan lain di The Fed juga akan menjadi fokus pasar minggu depan, terutama terkait isu pemberhentian Gubernur The Fed Lisa Cook. Cook mengajukan gugatan pada hari Kamis, mengklaim Trump tidak memiliki wewenang untuk memberhentikannya dari jabatannya.
Kontroversi ini telah memicu kembali kekhawatiran atas kredibilitas The Fed dan kemampuannya untuk menjalankan kebijakan moneter tanpa tekanan politik, setelah Trump selama berbulan-bulan mengecam The Fed dan khususnya Powell karena tidak menurunkan suku bunga sesuai keinginannya.
Meskipun situasi ini telah meningkatkan spekulasi di pasar modal seputar independensi The Fed, risiko-risiko tersebut mungkin sudah diperhitungkan dengan tepat, untuk saat ini, menurut Grassino.
(saw/saw)