NEWSLETTER

Dibantu Kabar Gembira dari AS, IHSG Bersiap Cetak Sejarah Hari Ini

Tasya Natalia, CNBC Indonesia
13 August 2025 06:00
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
  • Pasar keuangan RI kemarin ijo royo-royo, IHSG terbang lebih dari 2% menembus 7700, tinggal selangkah lagi menuju All Time High (ATH).
  • Wall Street terbang setelah inflasi AS lebih rendah dibandingkan ekspektasi pasar
  • Hasil rilis inflasi AS sampai prospek inflow asing masih lanjut seiring momentum rebalancing MSCI akan mempengaruhi gerak pasar hari ini.

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar keuangan Tanah Air kemarin ijo royo-royo. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sedikit lagi menuju rekor tertingginya, obligasi juga kembali diburu investor, rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) cenderung koreksi tetapi masih dalam tren stabil.

Pasar keuangan Indonesia diharapkan kembali kompak pada hari ini. Selengkpanya mengenai sentimen pasar hari ini bisa dibaca pada halaman 3 artiikel ini.

Dari IHSG dulu, pada penutupan perdagangan kemarin Selasa (12/8/2025) berhasil melesat 2,44% ke posisi 7791,69. Ini merupakan penguatan harian terkuat sejak 29 April 2008, sekaligus menandai posisi tertinggi pada tahun ini.

Kurang dari 2% lagi, IHSG bisa menuju level tertinggi sepanjang masa yang pernah diuji pada tahun lalu di level 7900.

Nilai transaksi yang terjadi sepanjang hari kemarin sangat ramai sampai Rp20,14 triliun, melibatkan 30,35 miliar lembar saham yang berputar 2,22 juta kali. Ada sebanyak 382 saham menguat, 249 saham melemah, dan sisanya 170 saham stagnan. Market cap IHSG tembus Rp14,04 kuadriliun.

Mengutip Refinitiv, teknologi menjadi sektor yang naik paling kencang, yakni 7,08%. Lalu diikuti oleh utilitas 3,64% dan finansial 3,54%.
Saham yang menjadi penggerak utama adalah PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) yang menyumbang 39,55 indeks poin. Saham BBRI naik 6,3% ke level 4.050 dengan nilai transaksi Rp 1,61 triliun.

Sejumlah saham juga memberikan bobot besar terhadap kenaikan IHSG hari ini. PT DCI Indonesia (DCII) yang kembali menyentuh auto reject atas (ARA) atau naik 10% berkontribusi 27,23 indeks poin. Kemudian PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) yang naik 6,35% menyumbang 21,65 indeks poin.

Selain BRI, saham bank jumbo lain juga ikut menjadi penggerak IHSG, seperti PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BMRI) 16,63 indeks poin dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) 5,69 indeks poin.

Penguatan IHSG seiring dengan masuknya investor asing. Dalam sepekan lebih dari Rp2 triliun masuk ke pasar saham. Hal ini yang membuat rupiah juga masih cenderung dalam tren stabil, meskipun kemarin ada koreksi tipis.

Merujuk data Refinitiv, rupiah dalam menghadapi dolar AS kemarin kontraksi tipis 0,09% ke posisi Rp16.280/US$.

Pelemahan rupiah ditengarai sikap wait and see pasar jelang rilis inflasi AS pada kemarin malam.

Sejak pagi kemarin, dolar AS juga cenderung mendapat dukungan dari meningkatnya permintaan aset safe haven, menyusul komentar Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy yang menolak wacana penyerahan wilayah ke Rusia. Pernyataan ini meredam optimisme pasar akan penyelesaian cepat konflik antar Ukraina dan Rusia.

Pasar saat ini memproyeksikan probabilitas 88% untuk pemangkasan suku bunga 25 bps oleh The Fed pada September, serta peluang 63% untuk penurunan lanjutan pada Oktober. Ekspektasi ini menguat setelah komentar dovish Gubernur The Fed Michelle Bowman yang mendukung pemangkasan suku bunga sebanyak tiga kali tahun ini.

Dari sisi perdagangan global, keputusan Presiden AS Donald Trump memperpanjang gencatan tarif dengan China selama 90 hari sempat meredakan ketegangan dagang, namun kebijakan proteksionis tetap berlanjut, termasuk rencana pengenaan tarif 100% untuk impor semikonduktor.

Langkah ini menambah ketidakpastian prospek pertumbuhan global dan menjaga permintaan terhadap dolar AS.

Beralih ke pasar surat utang Tanah Air, terpantau masih diburu investor, tercermin dari yield obligasi acuan tenor 10 tahun yang kembali turun.

Berdasarkan data Refinitiv untuk penutupan kemarin, imbal hasil obligasi 10 tahun (ID10Y) mengalami penutunan 0,6 basis poin (bps) menjadi 6,43%.

Sejak awal tahun, obligasi masih menjadi buruan asing dan investor lokal, tercermin dari yield ID10Y sudah turun lebih dari 8%.

Perlu dipahami gerak yield dan harga pada obligasi itu berlawanan arah. Jadi, ketika yield turun terus, maka harga sedang terkerek naik yang artinya investor berburu masuk.

Dari pasar saham AS, bursa Wall Street kompak menguat pada perdagangan Selasa atau Rabu dini hari waktu Indonesia.

Indeks S&P 500 dan Nasdaq Composite ditutup pada rekor tertinggi baru setelah laporan inflasi yang lebih jinak sehingga memicu kemungkinan bahwa Federal Reserve (The Fed) dapat menurunkan suku bunga bulan depan.

Indeks S&P naik 1,13% di level 6.445,76, sementara Nasdaq yang sarat saham teknologi terbang 1,39% menjadi 21.681,90. Dow Jones Industrial Average melonjak 483,52 poin atau 1,10% menjadi 44.458,61.

Rilis data inflasi terbaru pada Selasa memberi ketenangan bagi investor, yang sebelumnya khawatir bahwa kebijakan tarif luas Presiden Donald Trump dapat memicu lonjakan harga di perekonomian AS.

Indeks harga konsumen (CPI) naik 2,7% secara tahunan (YoY) pada Juli, sementara perkiraan Dow Jones memproyeksikan kenaikan 2,8%.

Inflasi inti - yang tidak memasukkan harga pangan dan energi yang bergejolak - meningkat 3,1% secara tahunan, sedikit lebih tinggi dari perkiraan 3%.

Ekspektasi terhadap penurunan suku bunga melonjak setelah laporan tersebut.

Berdasarkan data perdagangan dari CME's FedWatch Tool, pelaku pasar kini memperkirakan peluang 94% bahwa penurunan suku bunga akan terjadi bulan depan, naik dari 85% sebelum data dirilis.

Para trader juga meningkatkan taruhan terhadap pemangkasan suku bunga pada Oktober dan Desember.

"Sepertinya ini adalah kondisi Goldilocks bagi pasar saham. Semakin banyak orang memperkirakan pemangkasan suku bunga pada September. Jadi, suku bunga cenderung turun, laba perusahaan cenderung naik, itu lingkungan yang cukup baik untuk pasar saham secara umum." kata Tom Hainlin, ahli strategi investasi nasional di U.S. Bank Asset Management Group, kepada CNBC International.

 

Saham berkapitalisasi kecil, yang dianggap sebagai penerima manfaat besar dari turunnya suku bunga pinjaman jangka pendek, memimpin reli dengan indeks Russell 2000 naik hampir tiga kali lipat dari kenaikan S&P 500.

Pergerakan pada Selasa terjadi ketika pelaku pasar mempertimbangkan perkembangan terbaru di bidang tarif. Presiden AS Donald Trump mengatakan pada Senin bahwa ia akan memperpanjang jeda 90 hari untuk kenaikan tarif barang-barang China.

Wall Street juga akan mencermati laporan indeks harga produsen (PPI) pada Kamis untuk melihat inflasi di tingkat grosir. Kedua laporan ini hadir menjelang pertemuan tahunan The Fed di Jackson Hole pada akhir Agustus dan rapat kebijakan bank sentral pada September.

Tampaknya pasar keuangan Tanah Air pada perdagangan Rabu hari ini (13/8/2025) masih akan mendapat gairah positif dari hasil inflasi AS periode Juli 2025 yang lebih baik dari perkiraan, membuka peluang penurunan suku bunga the Fed pada bulan depan semakin lebar.

Langkah IHSG menuju 8000 juga semakin terbuka lebar dengan potensi inflow asing berlanjut, terutama di masa rebalancing indeks MSCI edisi Agustus tahun ini.

Pada penutupan perdagangan kemarin Selasa (12/8/2025) berhasil melesat 2,44% ke posisi 7791,69. Ini merupakan penguatan harian terkuat sejak 29 April 2028, sekaligus menandai posisi tertinggi pada tahun ini. IHSG pun diharapkan bisa mencetak rekor bari pada hari ini dengan melewati cattan sebelumnya di 7.905,390 pada 19 September 2024

Berikut rincian dari beberapa sentimen yang akan mempengaruhi pasar keuangan hari ini :

Hasil Inflasi AS Juli 2025 Sesuai Ekspektasi

Laju inflasi AS periode Juli 2025 tetap di level 2,7% yoy, sama seperti bulan sebelumnya dan lebih baik dari perkiraan pasar sebesar 2,8% yoy.

Kenaikan harga terjadi pada beberapa sektor, seperti mobil dan truk bekas yang melonjak 4,8% dibandingkan 2,8% pada Juni. Layanan transportasi juga meningkat menjadi 3,5% dari 3,4%, sementara kendaraan baru naik 0,4% dari sebelumnya 0,2%. Inflasi harga pangan stabil di 2,9%.

Di sisi lain, tekanan harga sedikit mereda untuk sektor hunian (shelter) yang turun ke 3,7% dari 3,8%. Biaya energi mengalami penurunan lebih dalam, yakni -1,6% dibanding -0,8% pada bulan sebelumnya. Penurunan ini dipicu oleh harga bensin yang turun 9,5% (vs -8,3%) dan minyak pemanas (fuel oil) yang turun 2,9% (vs -4,7%). Sementara itu, harga gas alam tetap tinggi, meski sedikit melambat ke 13,8% dari 14,2%.

Secara bulanan, Indeks Harga Konsumen (CPI) naik 0,2%, di bawah kenaikan Juni sebesar 0,3% yang merupakan tertinggi sejak Januari, namun sesuai ekspektasi pasar.

Sementara itu, inflasi inti (core inflation), yang tidak memasukkan harga pangan dan energi, naik ke level tertinggi lima bulan sebesar 3,1%, dari 2,9% pada Juni dan di atas perkiraan 3%. Secara bulanan, inflasi inti meningkat 0,3%, kenaikan tertajam dalam enam bulan terakhir, setelah sebelumnya hanya 0,2%

Secara keseluruhan, inflasi tahunan yang lebih baik dari perkiraan, membuka peluang the Fed bisa menurunkan suku bunga pada bulan mendatang. Menurut data CME Fedwatch Tool, kini peluang pemangkasan suku bunga the Fed mencapai 92,2%.

Probabilitas pemangkasan suku bunga AS pada September 2025Foto: CME FedWatch Tool
Probabilitas pemangkasan suku bunga AS pada September 2025

 

Asing Masuk Rp2 T Sehari, Rebalancing MSCI Edisi Agustus 2025 Bantu Kerek IHSG

Inflow asing diperkirakan masih akan terus berlanjut. Selama dua hari terakhir, net foreign buy cukup signifikan, bahkan pada Selasa kemarin (12/8/2025) asing membeli saham RI sampai Rp2,20 triliun, ini merupakan inflow terbanyak sejak 26 Juni lalu.

Dana asing yang masif masuk ke pasar saham RI ditengarai oleh aksi rebalancing MSCI edisi Agustus tahun ini.

Potensi dana yang masuk dari MSCI ke Indonesia ditaksir bisa mencapai net inflow US$ 1,15 miliar setara Rp18,85 triliun (kurs Rp16.280/US$).

MSCIFoto: MSCI
MSCI

Dari rebalancing kali ini setelah efektif, bobot MSCI Emerging Market (EM) akan naik jadi 1,28% dari saat ini 1,15%.

Sebagai catatan, konstituen saham yang masuk dan keluar sudah diumumkan pada 7 Agustus lalu dan aksi kocok ulang akan berlangsung dengan cut off penutupan perdagangan 26 Agustus mendatang. Jadi, tanggal efektif indeks MSCI Indonesia akan berlaku sehari setelahnya yaitu pada 27 Agustus 2025.

Sebagai pengingat, dalam rebalancing MSCI kali ini, akhirnya ada dua yang masuk setelah beberapa kali rebalancing menjual saham RI.

Menariknya, saham Prajogo Pangestu ada satu yang masuk ke MSCI Global Standard Indexes yaitu PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN). Ini menjadi satu rekor saham PP masuk MSCI, setelah dua kali gagal dan sekali kena pengecualian.

Saham satu lagi yang masuk datang dari grup Sinarmas, yaitu PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA). Berikut rinciannya :

Berikut sejumlah agenda dan rilis data yang terjadwal untuk hari ini:

  • PPI Jepang periode Juli 2025

  • Laporan perubahan stok minyak oleh EIA periode 8 Agustus 2025

  • Presiden mengukuhkan 76 anggota Paskibraka di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat.

  • Health Summit 2025 di 25hours Hotel The Oddbird, SCBD, Jakarta Selatan. 
  • Rapat Koordinasi Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan bersama lima K/L terkait pemantauan dan evaluasi progres dan capaian Isu strategis bidang infrastruktur dan pembangunan kewilayahan tahun 2025 di Lantai 21 Gedung Kemenko Infra, Jalan MH Thamrin Nomor 8, Jakarta Pusat.

  • Konferensi pers Indonesia International Sustainability Forum 2025 di Nusantara Room, Kementerian Investasi dan Hilirisasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal, Jakarta Selatan.

  • Bank Indonesia (BI) berkolaborasi dalam menyelenggarakan Sarasehan Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah "Refleksi Kemerdekaan RI ke-80 Tahun 2025" : Menjadikan Indonesia Pusat Ekonomi Syariah Dunia via Live Streaming YouTube Bank Indonesia. Hadir memberikan Leader Insight di antaranya: Tokoh Ekonomi Syariah Nasional, K.H. Ma'ruf Amin, Gubernur BI, Menteri Keuangan, dan Kepala Bappenas.

  • Ngopi Media-Launching Tabungan Haji Berhadiah Umrah PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) di kantor pusat BSI, Gedung The Tower, Jakarta Selatan.

Berikut sejumlah agenda emiten di dalam negeri pada hari ini:

  • Cum date dividen PTPS dan PPGL

  • Hari penawaran terakhir untuk tender offer INRU di harga Rp593

  • RUPS TEBE pukul 10.00 WIB

 

Berikut untuk indikator ekonomi RI :

 

CNBC INDONESIA RESEARCH

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

 

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular