
Dibantu Kabar Gembira dari AS, IHSG Bersiap Cetak Sejarah Hari Ini

Tampaknya pasar keuangan Tanah Air pada perdagangan Rabu hari ini (13/8/2025) masih akan mendapat gairah positif dari hasil inflasi AS periode Juli 2025 yang lebih baik dari perkiraan, membuka peluang penurunan suku bunga the Fed pada bulan depan semakin lebar.
Langkah IHSG menuju 8000 juga semakin terbuka lebar dengan potensi inflow asing berlanjut, terutama di masa rebalancing indeks MSCI edisi Agustus tahun ini.
Pada penutupan perdagangan kemarin Selasa (12/8/2025) berhasil melesat 2,44% ke posisi 7791,69. Ini merupakan penguatan harian terkuat sejak 29 April 2028, sekaligus menandai posisi tertinggi pada tahun ini. IHSG pun diharapkan bisa mencetak rekor bari pada hari ini dengan melewati cattan sebelumnya di 7.905,390 pada 19 September 2024
Berikut rincian dari beberapa sentimen yang akan mempengaruhi pasar keuangan hari ini :
Hasil Inflasi AS Juli 2025 Sesuai Ekspektasi
Laju inflasi AS periode Juli 2025 tetap di level 2,7% yoy, sama seperti bulan sebelumnya dan lebih baik dari perkiraan pasar sebesar 2,8% yoy.
Kenaikan harga terjadi pada beberapa sektor, seperti mobil dan truk bekas yang melonjak 4,8% dibandingkan 2,8% pada Juni. Layanan transportasi juga meningkat menjadi 3,5% dari 3,4%, sementara kendaraan baru naik 0,4% dari sebelumnya 0,2%. Inflasi harga pangan stabil di 2,9%.
Di sisi lain, tekanan harga sedikit mereda untuk sektor hunian (shelter) yang turun ke 3,7% dari 3,8%. Biaya energi mengalami penurunan lebih dalam, yakni -1,6% dibanding -0,8% pada bulan sebelumnya. Penurunan ini dipicu oleh harga bensin yang turun 9,5% (vs -8,3%) dan minyak pemanas (fuel oil) yang turun 2,9% (vs -4,7%). Sementara itu, harga gas alam tetap tinggi, meski sedikit melambat ke 13,8% dari 14,2%.
Secara bulanan, Indeks Harga Konsumen (CPI) naik 0,2%, di bawah kenaikan Juni sebesar 0,3% yang merupakan tertinggi sejak Januari, namun sesuai ekspektasi pasar.
Sementara itu, inflasi inti (core inflation), yang tidak memasukkan harga pangan dan energi, naik ke level tertinggi lima bulan sebesar 3,1%, dari 2,9% pada Juni dan di atas perkiraan 3%. Secara bulanan, inflasi inti meningkat 0,3%, kenaikan tertajam dalam enam bulan terakhir, setelah sebelumnya hanya 0,2%
Secara keseluruhan, inflasi tahunan yang lebih baik dari perkiraan, membuka peluang the Fed bisa menurunkan suku bunga pada bulan mendatang. Menurut data CME Fedwatch Tool, kini peluang pemangkasan suku bunga the Fed mencapai 92,2%.
![]() Probabilitas pemangkasan suku bunga AS pada September 2025 |
Asing Masuk Rp2 T Sehari, Rebalancing MSCI Edisi Agustus 2025 Bantu Kerek IHSG
Inflow asing diperkirakan masih akan terus berlanjut. Selama dua hari terakhir, net foreign buy cukup signifikan, bahkan pada Selasa kemarin (12/8/2025) asing membeli saham RI sampai Rp2,20 triliun, ini merupakan inflow terbanyak sejak 26 Juni lalu.
Dana asing yang masif masuk ke pasar saham RI ditengarai oleh aksi rebalancing MSCI edisi Agustus tahun ini.
Potensi dana yang masuk dari MSCI ke Indonesia ditaksir bisa mencapai net inflow US$ 1,15 miliar setara Rp18,85 triliun (kurs Rp16.280/US$).
![]() MSCI |
Dari rebalancing kali ini setelah efektif, bobot MSCI Emerging Market (EM) akan naik jadi 1,28% dari saat ini 1,15%.
Sebagai catatan, konstituen saham yang masuk dan keluar sudah diumumkan pada 7 Agustus lalu dan aksi kocok ulang akan berlangsung dengan cut off penutupan perdagangan 26 Agustus mendatang. Jadi, tanggal efektif indeks MSCI Indonesia akan berlaku sehari setelahnya yaitu pada 27 Agustus 2025.
Sebagai pengingat, dalam rebalancing MSCI kali ini, akhirnya ada dua yang masuk setelah beberapa kali rebalancing menjual saham RI.
Menariknya, saham Prajogo Pangestu ada satu yang masuk ke MSCI Global Standard Indexes yaitu PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN). Ini menjadi satu rekor saham PP masuk MSCI, setelah dua kali gagal dan sekali kena pengecualian.
Saham satu lagi yang masuk datang dari grup Sinarmas, yaitu PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA). Berikut rinciannya :
