Newsletter

Ramalan Inflasi Buat Cemas, Sri Mulyani Akan Beberkan Daya Tahan APBN

Emanuella Bungasmara Ega Tirta, CNBC Indonesia
01 July 2025 06:18
Financial Markets Wall Street
Foto: Ilustrasi Trading (Stok Market)

Dari pasar saham AS, bursa Wall Street kembali pesta pora dan mencetak rekor pada perdagangan Senin atau Selasa dini hari waktu Indonesia.

Indeks S&P 500 naik 0,52% dan mencetak rekor penutupan baru di 6.204,95. Indeks Nasdaq menguat 0,47%, juga mencapai level tertinggi sepanjang masa, dan ditutup di 20.369,73. Indeks Dow Jones Industrial Average melonjak 275,50 poin atau 0,63%, berakhir di 44.094,77.

Kenaikan ini terjadi setelah Kanada mencabut pajak layanan digital demi mempermudah negosiasi perdagangan dengan AS. Keputusan ini muncul setelah Presiden Donald Trump pada Jumat menyatakan bahwa AS akan menghentikan semua pembicaraan dagang dengan Kanada.

Pajak digital tersebut sedianya mulai diberlakukan pada Senin dan akan mempengaruhi perusahaan-perusahaan besar seperti Google, Meta, dan Amazon.

Investor kini menanti pengumuman kesepakatan dagang antara AS dan mitra dagangnya, karena masa tenggang tarif selama 90 hari yang diberlakukan Trump akan segera berakhir minggu depan.

Pada Senin, Menteri Keuangan Scott Bessent mengatakan bahwa ada beberapa negara yang sedang bernegosiasi dengan itikad baik.

Namun, ia menambahkan bahwa jika tidak tercapai kesepakatan karena mereka bersikap keras kepala, tarif bisa kembali ke level yang diumumkan pada 2 April.

Kevin Hassett, Direktur Dewan Ekonomi Nasional mengatakan kesepakatan dagang tersebut bisa diselesaikan setelah RUU perdagangan Trump yang disebut sebagai "satu paket besar dan indah" disahkan.

Jika lolos di Senat, rancangan ini masih menghadapi tantangan di DPR, di mana beberapa anggota Partai Republik menolak revisi dalam versi terbaru RUU tersebut.

Terry Sandven dari U.S. Bank Wealth Management mengatakan meskipun tenggat waktu tarif dan RUU pajak dapat menimbulkan volatilitas di sisa 2025, fundamental pasar saham yang membaik serta keseimbangan pasar yang meningkat menunjukkan bahwa tren positif ini masih bisa berlanjut.

"Tembok kekhawatiran mulai runtuh saat saham-saham mencetak rekor baru," kata Sandven, Kepala Strategi Ekuitas, yang memperkirakan target akhir tahun untuk S&P 500 berada di 6.325 sekitar 2% lebih tinggi dari penutupan Senin, kepada CNBC International.
"Inflasi stabil, suku bunga bergerak dalam kisaran wajar, dan laba perusahaan cenderung meningkat. Ini adalah kondisi yang mendukung kenaikan saham di paruh kedua tahun ini."imbuhnya.

Senin kemarin juga merupakan hari terakhir Juni, bulan di mana indeks-indeks utama mengalami pemulihan tajam dan kembali ke rekor tertinggi.

Indeks S&P 500 naik hampir 5% di Juni, Nasdaq melonjak lebih dari 6%, dan Dow Jones menguat lebih dari 4%.

Sebelum S&P 500 dan Nasdaq mencetak rekor baru pada Jumat, gejolak seputar tarif dan perdagangan global sempat mengguncang pasar, bahkan membuat S&P 500 nyaris masuk ke zona pasar bearish pada awal April.

Namun ketiga indeks utama berhasil menutup kuartal kedua dengan hasil solid. Selama kuartal II-2025, indeks S&P 500 naik lebih dari 10%, indeks Nasdaq melesat hampir 18%, dan indeks Dow Jones Dow bertambah hampir 5%.

(emb/emb)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular