
Perang India-Pakistan Memanas & Fed Tahan Rate: RI Aman Atau Terancam?

Dari pasar saham AS, bursa Wall Street akhirnya menghijau setelah dua hari babak belur.
Pasar saham AS ditutup menguat pada Rabu waktu AS atau Kamis dini hari meski sempat berfluktuasi, menyusul keputusan The Fed mempertahankan suku bunga acuan serta peringatan tentang meningkatnya risiko inflasi dan perlambatan ekonomi.
Indeks S&P 500 naik 0,43% ke 5.631,28 sementara Nasdaq Composite menguat 0,27% ke 17.738,16. Indeks Dow Jones Industrial Average melonjak 0,70% (+284,97 poin) ke 41.113,97, didorong oleh saham Disney yang naik hampir 11% usai laporan laba kuartal kedua yang lebih baik dari ekspektasi.
Saham Nvidia naik 3% usai laporan bahwa Trump berencana mencabut larangan era Presiden Joe Biden terhadap chip AI ke Tiongkok.
Apple dan Alphabet melemah, masing-masing turun sekitar 1% dan 7%, di tengah spekulasi Apple akan hentikan kerja sama mesin pencari dengan Google.
The Fed menahan suku bunga di level 4,25-4,5% untuk kali ketiga beruntun. Ketua The Fed Jerome Powell menambahkan bahwa jika tarif besar-besaran yang diumumkan Presiden Donald Trump tetap diberlakukan, hal itu bisa memperlambat pertumbuhan ekonomi, menaikkan inflasi jangka panjang, dan mendorong kenaikan pengangguran.
"Pernyataan The Fed ini seperti memberikan sinyal peringatan kepada pemerintah: kebijakan tarif menyebabkan inflasi dan pengangguran meningkat." Ujar David Kelly, Kepala Strategi Global JPMorgan Asset Management, kepada CNBC International.
Ia menyebut sikap The Fed kali ini sebagai "hawkish" karena mereka tidak menunjukkan urgensi untuk menurunkan suku bunga.
Emmanuel Cau, kepala strategi ekuitas Eropa Barclays, menyatakan bahwa resesi ringan masih jadi skenario utama, namun dapat dihindari jika perang dagang segera mereda.
Barclays mengatakan risiko resesi di AS meningkat seiring lamanya ketidakpastian dagang yang belum menunjukkan kemajuan nyata.
(rev/rev)