Newsletter

Nasib Ekonomi RI Diumumkan Hari Ini, Awas! Kiriman "Badai" dari AS

Revo M, CNBC Indonesia
05 May 2025 06:15
Ketua Dewan Federal Reserve Jerome Powell berbicara saat konferensi pers di Federal Reserve di Washington, Rabu, 12 Juni 2024.
Foto: Ketua Dewan Federal Reserve Jerome Powell berbicara saat konferensi pers di Federal Reserve di Washington, Rabu, 12 Juni 2024. (AP/Susan Walsh)

Pekan ini banyak sentimen yang akan memengaruhi pasar keuangan domestik baik dari luar maupun dalam negeri. Dua sentimen utama yang akan memberikan dampak besar yakni rilis data dari Badan Pusat Statistik (BPS) soal pertumbuhan ekonomi RI kuartal I-2025 serta rapat bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) yakni Federal Open Market Committee (FOMC) pada Kamis dini hari waktu Indonesia.

Keputusan The Fed sangat ditunggu pelaku pasar hari ini di tengah panasnya perang dagang yang disulut Presiden AS Donald Trump. Memburuknya sejumlah indikator ekonomi AS juga menjadi bagian penting dari keputusan The Fed. Keputusan The Fed bisa menjadi berkah  bagi Indonesia jiak selaras dengan ekspektasi pasar. Namun, keputusan tersebut bisa menjadi "badai" baru jika hasilnya mengecewakan bahkan meningkatkan kekhawatiran pasar global.

Pada hari ini, Senin (05/05/2025), BPS akan mengumumkan data pertumbuhan ekonomi kuartal I-2025.

Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia dari 14 institusi memperkirakan pertumbuhan ekonomi mencapai 4,94% (year on year/yoy) dan terkontraksi 0,9% dibandingkan kuartal sebelumnya (quarter to quarter/qtq) pada kuartal I-2025.

Jika polling sejalan dengan hasil pengumuman BPS maka pertumbuhan kuartal I tahun ini akan tergolong cukup rendah atau sama dengan pertumbuhan kuartal III-2023.

Hal ini cukup mengkhawatirkan karena secara historis, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I, secara umum berada di level yang cukup tinggi.

Apabila momen pandemi Covid-19 yakni tahun 2020 dan 2021 dikeluarkan dalam perhitungan, rata-rata pertumbuhan ekonomi Indonesia setiap kuartal I sejak 2015 hingga 2024 yakni sebesar 5,01% yoy.

Pada esok harinya Selasa (6/5/2025), Bank Indonesia (BI) akan mengumumkan cadangan devisa RI periode April 2025.

Sebelumnya, Posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Maret 2025 tercatat sebesar meningkat US$ 2,6 miliar menjadi US$ 157,1 miliar dari sebelumnya US$ 154,5 miliar.

Kenaikan ini terjadi setelah Pemerintah memperbarui aturan terkait Devisa Hasil Ekspor (DHE) Sumber Daya Alam (SDA) yang diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 36 Tahun 2023 dan diperbarui dalam PP Nomor 8 Tahun 2025 untuk mengoptimalkan pemanfaatan SDA demi kesejahteraan masyarakat.

Bank Indonesia (BI) mencatat kenaikan posisi cadangan devisa tersebut antara lain bersumber dari penerimaan pajak dan jasa serta penarikan pinjaman luar negeri pemerintah, di tengah kebijakan stabilisasi nilai tukar Rupiah sebagai respons BI dalam menghadapi ketidakpastian pasar keuangan global yang tetap tinggi.

Kemudian pada Kamis (08/05/2025), terdapat konferensi pers FOMC untuk mendapatkan kisi-kisi kebijakan suku bunga bank sentral AS.

Federal Open Market Committee (FOMC) diperkirakan tidak akan memangkas suku bunga kali ini yakni tetap pada level 4,25-4,50%.

Namun, Wall Street akan mencermati pernyataan FOMC dan konferensi pers Ketua The Federal Reserve Jerome Powell dengan saksama, untuk mencari petunjuk tentang bagaimana kebijakan tarif agresif Presiden Donald Trump dapat memengaruhi keputusan bank sentral selanjutnya.

Pada akhir pekan, Jumat (09/05/2025), BI akan mengumumkan Indeks Kepercayaan Konsumen (IKK) periode April 2025.

Sebelumnya, survei Konsumen Bank Indonesia pada Maret 2025 mengindikasikan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi terjaga. Hal ini tecermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Maret 2025 yang tetap berada pada level optimis sebesar 121,1.

Tetap terjaganya keyakinan konsumen pada Maret 2025 ditopang oleh Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) yang tetap berada pada level optimis (indeks >100). IKE dan IEK masing-masing tercatat sebesar 110,6 dan 131,7, meski lebih rendah dibandingkan dengan indeks bulan sebelumnya yang masing-masing tercatat sebesar 114,2 dan 138,7.

Masih di hari yang sama, terdapat data penjualan sepeda motor RI periode April 2025 untuk melihat pertumbuhan sektor otomotif Tanah Air.

Sebelumnya, penjualan sepeda motor di Tanah Air mengalami penyusutan 6,81% pada Maret, saat perputaran uang seharusnya meningkat ketika momen pemberian tunjangan hari raya (THR), mudik dan lebaran.

Berdasarkan data yang diolah Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), distribusi dari pabrik ke dealer (wholesales) para produsen selama Maret 2025 berhenti pada angka 541.684 unit atau lebih rendah 39.593 unit dibanding Februari yang mencapai 581.277 unit.

Jumlah penjualan ini juga turun 7,2% dari Maret 2024 yang mencapai 583.747 unit. Dengan demikian, sepanjang 2025 ini, penjualan sepeda motor domestik mencapai 1.683.262 unit.

(rev/rev)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular