Badai Belum Berlalu: Ada Tarif Balasan, IHSG & Rupiah Rawan Tertekan

Pasar saham, rupiah, dan SBN terpantau mengalami tekanan yang sangat signifikan. Aksi jual oleh investor asing terpantau sangat jelas hingga akhirnya membuat pasar keuangan Indonesia merah merona dan dilepas asing.
Pasar keuangan Indonesia diperkirakan masih bergejolak pada hari ini karena tarif resiprokal akan berlaku.
Inflasi RI Maret 2025
Indeks Harga Konsumen (IHK) melonjak pada Maret 2025. Pemicunya yakni perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga. Laju inflasi mengakhiri tren deflasi dalam dua bulan sebelumnya.
Badan Pusat Statistik (BPS) pada hari ini, Selasa (8/4/2025) telah merilis data IHK periode Maret 2025 yang menunjukkan bahwa terjadi laju inflasi secara bulanan (month to month/mtm) dan tahunan (year on year/yoy) yang masing-masing sebesar 1,65% dan 1,03% dengan angka 107,22.
"Maret inflasi lebih tinggi dari bulan sebelumnya dan Maret 2025 kelompok penyumbang perumahan, air listrik, dan bahan bakar rumah tangga memberikan andil 1,18%," papar Deputi Bidang Statistik Produksi BPS, M. Habibullah, Selasa (8/4/2025).
Berita soal inflasi cukup menggembirakan lantaran sebelumnya telah terjadi deflasi secara dua bulan beruntun (mtm) dan satu bulan (yoy).
Untuk diketahui, secara bulanan, deflasi terjadi pada Januari dan Februari 2025 yang masing-masing sebesar 0,76% dan 0,48%. Sementara secara tahunan, sempat terjadi deflasi di bulan lalu sebesar 0,09%.
Namun pada bulan ini, IHK melesat dengan signifikan bersamaan dengan telah selesainya diskon tarif listrik 50% dari pemerintah di Februari 2025 lalu.
RI Lakukan Negosiasi dengan AS
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memastikan, pemerintah tidak akan menempuh jalur retaliasi atau balas dendam untuk mengenakan tarif yang tinggi terhadap barang-barang ekspor dari AS.
"Pak Presiden arahannya dalam pembicaraan beberapa kali di rapat ialah Indonesia memilih jalur negosiasi karena AS mitra strategis," kata Airlangga saat acara Sarasehan Ekonomi Bersama Presiden Republik Indonesia di Menara Mandiri, Jakarta, Selasa (8/4/2025).
Adapun hal-hal yang menjadi kebijakan untuk di bawa ke forum negosiasi dengan pemerintah Amerika Serikat yaitu seperti rencana untuk relaksasi kewajiban tingkat komponen dalam negeri atau TKDN di sektor produk informasi, komunikasi, dan teknologi (ICT) dari AS.
Kedua, bahan negosiasi yang akan disampaikan pemerintah Prabowo ke AS ialah rencana untuk evaluasi kebijakan larangan terbatas atau lartas, termasuk kebijakan percepatan sertifikasi halal.
Ketiga, memenuhi keinginan AS untuk menyeimbangkan neraca perdagangan. Di antaranya dengan meningkatkan impor produk-produk dari AS, seperti produk agrikultur, yang di antaranya terkait produk kedelai hingga gandum.
Produk yang akan diimpor dari AS lainnya seperti produk engineering, hingga di sektor energi seperti pembalian LPG dan LNG dari AS yang akan ditingkatkan.
"Tapi ini tidak menambah, melainkan realokasi pembelian, jadi switch, tidak mengganggu APBN. Dan berikutnya kita beri insentif fiskal dan non fiskal supaya impor dari AS masuk dan daya saing ekspor kita meningkat," ujar Airlangga.
IHSG Trading Halt
Di awal perdagangan kemarin, IHSG tampak langsung terjun bebas dan mengalami trading halt atau penghentian sementara.
Fenomena kejatuhan IHSG Ini mirip waktu penurunan drastis ketika krisis 1998 dan 2008.
Kami mengumpulkan data historis penurunan IHSG lebih dari 5% dalam sehari menunjukkan bahwa penurunan pada perdagangan hari ini, Selasa (8/4/2025) mirip kejadian pada 1998 dan 2008 rata-rata penurunan berkisar dari 9% - 10%.
Adapun pada pembukaan padi ini IHSG turun 9,19% dan langsung mengalami trading halt selama 30 menit.
Sebagai informasi, peraturan trading halt kemarin dilakukan perubahan dari yang sebelumnya 5% dalam sehari menjadi 8%.
Lalu bila IHSG mengalami penurunan lanjutan hingga lebih dari 15% pada hari yang sama, trading halt akan kembali dilakukan selama 30 menit. Bursa akan melakukan suspensi pasar hingga akhir sesi atau lebih dari 1 sesi perdagangan bila penurunan berlanjut hingga lebih dari 20% pada hari yang sama.
Rupiah Terpuruk Sepanjang Sejarah
Dilansir dari Refinitiv, rupiah dibuka pada level Rp16.850/US$ atau ambruk 1,78% dan kemudian ditutup di level yang lebih buruk yakni Rp16.860 atau ambles 1,84%.
Angka saat ini merupakan yang terparah sepanjang sejarah bahkan melewati posisi 1998 yang secara intraday berada pada level Rp16.800/US$.
Ketidakpastian global dan ketidakjelasan dampak perang dagang diperkirakan akan membuat investor asing kabur dari pasar keuangan Indonesia dan membuat mata uang Garuda jatuh saat pasar dibuka kembali pada Selasa, 8 April 2025.
Selain itu, tarif impor ini berpotensi membuat ekonomi global jatuh ke dalam resesi, salah satunya AS.
Apabila resesi benar-benar terjadi, maka dampaknya terhadap Indonesia dapat dirasakan melalui berbagai saluran ekonomi, meskipun dampaknya bisa lebih terbatas dibanding negara-negara lain yang sangat bergantung pada ekspor ke AS.
Salah satunya yakni potensi investor global yang cenderung menarik dana dari negara berkembang saat terjadi krisis di negara maju. Ini bisa menyebabkan arus modal keluar dari Indonesia dan melemahkan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
Tarif Resiprokal AS Diberlakukan 9 April 2025
Trump akan tetap memberlakukan kebijakan tarif resiprokal alias tarif timbal balik untuk produk impor dari berbagai negara, tidak terkecuali produk dari Indonesia, mulai 9 April 2025 waktu setempat atau sekitar 11.00 WIB.
Melansir CNBC International, Senin (07/04/2025), Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick mengungkapkan Pemerintahan Trump akan tetap teguh dalam tarif timbal baliknya pada mitra dagang utama AS, bahkan dalam menghadapi aksi jual di pasar saham global.
"Tarif akan tetap berlaku. Dia mengumumkannya, dan dia tidak bercanda. Tarif akan datang. Tentu saja mereka (berlaku)," kata Lutnick, dilansir CNBC International, Senin (07/04/2025).
Dia mengatakan bahwa Gedung Putih tidak mempertimbangkan perpanjangan tenggat waktu awal.
"Tidak ada penundaan. Mereka pasti akan tetap di tempat selama berhari-hari dan berminggu-minggu. Presiden perlu mengatur ulang perdagangan global. Semua orang memiliki surplus perdagangan dan kita memiliki defisit perdagangan," tambahnya.
Hal ini tentu akan memberikan volatilitas yang besar pada pasar keuangan secara umum, baik global maupun domestik.
Situasi semakin memburuk di tengah adu tarif antara dua negara besar di dunia yakni AS dan China.
Trump mengatakan akan mengenakan tarif tambahan sebesar 50% atas impor dari China jika Beijing tidak mencabut kebijakan tarif balasannya pada Selasa. China ini terjadi, tarif barang China di AS akan menjadi 104%.
Ancaman yang dirilis melalui platform Truth Social ini menandai eskalasi terbaru dari konflik dagang yang telah menyebabkan kejatuhan pasar saham global selama tiga hari berturut-turut, sejak Trump mengumumkan perang tarif terhadap mitra dagang AS pekan lalu. Sebelumnya 2 April, Gedung Putih mengumumkan pengenaan tarif 34% terhadap impor dari China, yang kemudian dibalas Beijing dengan memberlakukan tarif yang sama terhadap barang-barang asal AS.
"China memberlakukan kenaikan tarif sebesar 34% meskipun saya telah memperingatkan bahwa setiap negara yang membalas terhadap AS dengan menerapkan tarif tambahan akan segera dikenai tarif baru yang jauh lebih tinggi, di atas tarif yang telah diberlakukan sebelumnya," tulis Trump dalam pernyataannya.
(rev/rev)