Newsletter

Badai Belum Berlalu: Ada Tarif Balasan, IHSG & Rupiah Rawan Tertekan

Revo M, CNBC Indonesia
09 April 2025 06:15
Bendera Amerika Serikat
Foto: Bendera Amerika Serikat (AP Photo/Charlie Riedel)
  • Pasar keuangan Indonesia ambruk pada perdagangan kemarin
  • Wall Street kembali ambruk menjelang pengumuman tarif resiprokal
  • Sentimen perang dagang, respon pemerintah, dan inflasi menjadi penggerak pasar hari ini

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar keuangan Indonesia ditutup sangat mengecewakan pada Selasa (8/4/2025). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ambles, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) anjlok, dan Surat Berharga Negara (SBN) dijual investor.

Pasar keuangan diperkirakan masih akan sangat volatil mengingat hari ini akan ada pengumuman soal tarif dagang dari AS. Selengkapnya mengenai proyeksi dan sentimen pasar bisa dibaca pada halaman 3 artikel ini.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun 7,9% ke level 5.996,14 pada penutupan perdagangan kemarin, Selasa (8/4/2025). Sebanyak 672 saham turun, 30 saham naik, dan 95 saham stagnan.

Nilai transaksi hingga akhir perdagangan mencapai Rp 20,95 triliun dengan melibatkan 22,78 miliar saham dalam 1,43 juta kali transaksi. Investor asing mencatat net sell sebesar Rp 3,87 triliun.

Secara sektoral, seluruhnya mengalami depresiasi dengan penurunan paling tajam yakni sektor basic industry yang ambles 10,54%, kemudian diikuti dengan technology yang anjlok 10,23%, dan cyclical yang turun 8,82%.

Sementara dari pasar mata uang, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada Selasa (08/4/2025) ditutup pada posisi Rp16.860/US$, rupiah atau melemah 1,84%. Depresiasi pada rupiah kemarin berbanding terbalik dengan penutupan perdagangan 27 Maret 2025 yang menguat 0,12%.

Kebijakan tarif Trump memicu ketidakpastian global hingga saling serang perang dagang. Dampak yang bisa dirasakan rupiah diperkirakan akan besar mulai dari kaburnya investor asing di pasar keuangan Tanah Air hingga gejolak eksternal yang tinggi

Indonesia menjadi korban baru dalam perang dagang Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Indonesia akan dikenai tarif resiprokal atau timbal balik hingga 32% karena besarnya defisit AS ke Indonesia.

Kendati demikian, BI melakukan intervensi saat pembukaan pasar demi mendukung stabilisasi nilai tukar rupiah. Terlihat kurs bergerak stabil pada level Rp16.850. "Kami intervensi & alhamdulillah nilai tukar stabil di 16.800-an sejak market buka," ungkap Direktur Departemen Pengelolaan Moneter dan Aset Sekuritas BI, R. Triwahyono kepada CNBC Indonesia, Selasa (8/4/2025).


Selanjutnya, beralih pada imbal hasil SBN yang bertenor 10 tahun terpantau melesat naik dari 6,98% menjadi 7,084%.

Perlu diketahui, hubungan yield dan harga pada SBN ini berbanding terbalik, artinya ketika yield naik berarti harga obligasi turun, hal ini menunjukkan investor mengurangi porsinya dalam aset SBN.

Pasar saham AS jatuh tajam pada Selasa karena reli pemulihan yang sempat terjadi terbukti tidak bertahan lama. Kecemasan investor kembali meningkat menjelang tenggat waktu tarif baru yang diumumkan Presiden Donald Trump. Setelah tengah malam, tarif kumulatif sebesar 104% akan dikenakan terhadap produk dari China, memperburuk ketegangan perdagangan global.

Berikut ringkasan dampaknya di pasar saham:

  • Dow Jones Industrial Average turun 320,01 poin (-0,84%) menjadi 37.645,59. Dalam empat hari terakhir, Dow telah kehilangan lebih dari 4.500 poin karena kekhawatiran atas tarif.

  • Apple Inc. menjadi salah satu penekan terbesar, karena biaya produksinya diperkirakan melonjak akibat tarif baru terhadap Tiongkok.

  • S&P 500 turun 1,57% ke level 4.982,77, nyaris memasuki wilayah pasar bearish (turun hampir 19% dari rekor tertinggi Februari). Ini juga menandai penutupan di bawah level psikologis 5.000 untuk pertama kalinya sejak April 2024.

  • Nasdaq Composite, yang didominasi saham teknologi, merosot 2,15% ke 15.267,91. Padahal, indeks ini sempat naik sebanyak 4,5% di awal perdagangan hari itu. Secara kumulatif dalam empat hari, Nasdaq telah turun lebih dari 13%.

Dilansir dari CNBC International, pelemahan ini mencerminkan kekhawatiran pasar terhadap potensi dampak ekonomi dari tarif tambahan terhadap China-termasuk gangguan rantai pasokan, tekanan pada margin perusahaan teknologi besar seperti Apple, dan meningkatnya ketidakpastian geopolitik.

Pasar saham, rupiah, dan SBN terpantau mengalami tekanan yang sangat signifikan. Aksi jual oleh investor asing terpantau sangat jelas hingga akhirnya membuat pasar keuangan Indonesia merah merona dan dilepas asing.

Pasar keuangan Indonesia diperkirakan masih bergejolak pada hari ini karena tarif resiprokal akan berlaku.

Inflasi RI Maret 2025

Indeks Harga Konsumen (IHK) melonjak pada Maret 2025. Pemicunya yakni perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga. Laju inflasi mengakhiri tren deflasi dalam dua bulan sebelumnya.

Badan Pusat Statistik (BPS) pada hari ini, Selasa (8/4/2025) telah merilis data IHK periode Maret 2025 yang menunjukkan bahwa terjadi laju inflasi secara bulanan (month to month/mtm) dan tahunan (year on year/yoy) yang masing-masing sebesar 1,65% dan 1,03% dengan angka 107,22.

"Maret inflasi lebih tinggi dari bulan sebelumnya dan Maret 2025 kelompok penyumbang perumahan, air listrik, dan bahan bakar rumah tangga memberikan andil 1,18%," papar Deputi Bidang Statistik Produksi BPS, M. Habibullah, Selasa (8/4/2025).

Berita soal inflasi cukup menggembirakan lantaran sebelumnya telah terjadi deflasi secara dua bulan beruntun (mtm) dan satu bulan (yoy).

Untuk diketahui, secara bulanan, deflasi terjadi pada Januari dan Februari 2025 yang masing-masing sebesar 0,76% dan 0,48%. Sementara secara tahunan, sempat terjadi deflasi di bulan lalu sebesar 0,09%.

Namun pada bulan ini, IHK melesat dengan signifikan bersamaan dengan telah selesainya diskon tarif listrik 50% dari pemerintah di Februari 2025 lalu.

RI Lakukan Negosiasi dengan AS

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memastikan, pemerintah tidak akan menempuh jalur retaliasi atau balas dendam untuk mengenakan tarif yang tinggi terhadap barang-barang ekspor dari AS.

"Pak Presiden arahannya dalam pembicaraan beberapa kali di rapat ialah Indonesia memilih jalur negosiasi karena AS mitra strategis," kata Airlangga saat acara Sarasehan Ekonomi Bersama Presiden Republik Indonesia di Menara Mandiri, Jakarta, Selasa (8/4/2025).

Adapun hal-hal yang menjadi kebijakan untuk di bawa ke forum negosiasi dengan pemerintah Amerika Serikat yaitu seperti rencana untuk relaksasi kewajiban tingkat komponen dalam negeri atau TKDN di sektor produk informasi, komunikasi, dan teknologi (ICT) dari AS.

Kedua, bahan negosiasi yang akan disampaikan pemerintah Prabowo ke AS ialah rencana untuk evaluasi kebijakan larangan terbatas atau lartas, termasuk kebijakan percepatan sertifikasi halal.

Ketiga, memenuhi keinginan AS untuk menyeimbangkan neraca perdagangan. Di antaranya dengan meningkatkan impor produk-produk dari AS, seperti produk agrikultur, yang di antaranya terkait produk kedelai hingga gandum.

Produk yang akan diimpor dari AS lainnya seperti produk engineering, hingga di sektor energi seperti pembalian LPG dan LNG dari AS yang akan ditingkatkan.

"Tapi ini tidak menambah, melainkan realokasi pembelian, jadi switch, tidak mengganggu APBN. Dan berikutnya kita beri insentif fiskal dan non fiskal supaya impor dari AS masuk dan daya saing ekspor kita meningkat," ujar Airlangga.

IHSG Trading Halt 

Di awal perdagangan kemarin, IHSG tampak langsung terjun bebas dan mengalami trading halt atau penghentian sementara.

Fenomena kejatuhan IHSG Ini mirip waktu penurunan drastis ketika krisis 1998 dan 2008.

Kami mengumpulkan data historis penurunan IHSG lebih dari 5% dalam sehari menunjukkan bahwa penurunan pada perdagangan hari ini, Selasa (8/4/2025) mirip kejadian pada 1998 dan 2008 rata-rata penurunan berkisar dari 9% - 10%.

Adapun pada pembukaan padi ini IHSG turun 9,19% dan langsung mengalami trading halt selama 30 menit.

Sebagai informasi, peraturan trading halt kemarin dilakukan perubahan dari yang sebelumnya 5% dalam sehari menjadi 8%.

Lalu bila IHSG mengalami penurunan lanjutan hingga lebih dari 15% pada hari yang sama, trading halt akan kembali dilakukan selama 30 menit. Bursa akan melakukan suspensi pasar hingga akhir sesi atau lebih dari 1 sesi perdagangan bila penurunan berlanjut hingga lebih dari 20% pada hari yang sama.

Rupiah Terpuruk Sepanjang Sejarah

Dilansir dari Refinitiv, rupiah dibuka pada level Rp16.850/US$ atau ambruk 1,78% dan kemudian ditutup di level yang lebih buruk yakni Rp16.860 atau ambles 1,84%.

Angka saat ini merupakan yang terparah sepanjang sejarah bahkan melewati posisi 1998 yang secara intraday berada pada level Rp16.800/US$.

Ketidakpastian global dan ketidakjelasan dampak perang dagang diperkirakan akan membuat investor asing kabur dari pasar keuangan Indonesia dan membuat mata uang Garuda jatuh saat pasar dibuka kembali pada Selasa, 8 April 2025.

Selain itu, tarif impor ini berpotensi membuat ekonomi global jatuh ke dalam resesi, salah satunya AS.

Apabila resesi benar-benar terjadi, maka dampaknya terhadap Indonesia dapat dirasakan melalui berbagai saluran ekonomi, meskipun dampaknya bisa lebih terbatas dibanding negara-negara lain yang sangat bergantung pada ekspor ke AS.

Salah satunya yakni potensi investor global yang cenderung menarik dana dari negara berkembang saat terjadi krisis di negara maju. Ini bisa menyebabkan arus modal keluar dari Indonesia dan melemahkan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Tarif Resiprokal AS Diberlakukan 9 April 2025

Trump akan tetap memberlakukan kebijakan tarif resiprokal alias tarif timbal balik untuk produk impor dari berbagai negara, tidak terkecuali produk dari Indonesia, mulai 9 April 2025 waktu setempat atau sekitar 11.00 WIB.

Melansir CNBC International, Senin (07/04/2025), Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick mengungkapkan Pemerintahan Trump akan tetap teguh dalam tarif timbal baliknya pada mitra dagang utama AS, bahkan dalam menghadapi aksi jual di pasar saham global.

"Tarif akan tetap berlaku. Dia mengumumkannya, dan dia tidak bercanda. Tarif akan datang. Tentu saja mereka (berlaku)," kata Lutnick, dilansir CNBC International, Senin (07/04/2025).

Dia mengatakan bahwa Gedung Putih tidak mempertimbangkan perpanjangan tenggat waktu awal.

"Tidak ada penundaan. Mereka pasti akan tetap di tempat selama berhari-hari dan berminggu-minggu. Presiden perlu mengatur ulang perdagangan global. Semua orang memiliki surplus perdagangan dan kita memiliki defisit perdagangan," tambahnya.

Hal ini tentu akan memberikan volatilitas yang besar pada pasar keuangan secara umum, baik global maupun domestik.

Situasi semakin memburuk di tengah adu tarif antara dua negara besar di dunia yakni AS dan China.

Trump mengatakan akan mengenakan tarif tambahan sebesar 50% atas impor dari China jika Beijing tidak mencabut kebijakan tarif balasannya pada Selasa. China ini terjadi, tarif barang China di AS akan menjadi 104%.

Ancaman yang dirilis melalui platform Truth Social ini menandai eskalasi terbaru dari konflik dagang yang telah menyebabkan kejatuhan pasar saham global selama tiga hari berturut-turut, sejak Trump mengumumkan perang tarif terhadap mitra dagang AS pekan lalu. Sebelumnya 2 April, Gedung Putih mengumumkan pengenaan tarif 34% terhadap impor dari China, yang kemudian dibalas Beijing dengan memberlakukan tarif yang sama terhadap barang-barang asal AS.

"China memberlakukan kenaikan tarif sebesar 34% meskipun saya telah memperingatkan bahwa setiap negara yang membalas terhadap AS dengan menerapkan tarif tambahan akan segera dikenai tarif baru yang jauh lebih tinggi, di atas tarif yang telah diberlakukan sebelumnya," tulis Trump dalam pernyataannya.

Berikut sejumlah agenda dan rilis data yang terjadwal untuk hari ini:

  1. Suku Bunga India (11:30 WIB)
  2. Consumer Confidence Japan (12:00 WIB)
  3. Penjualan Motor Indonesia
  4. Launching Initiation of Onshore Liquefied Natural Gas (OLNG) Feed.

Berikut sejumlah agenda emiten di dalam negeri pada hari ini:

  1. Pemberitahuan RUPS Rencana 31-12-2024 Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG)
  2. Pemberitahuan RUPS Rencana 31-12-2024 Bank Permata Tbk (BNLI)
  3. Pemberitahuan RUPS Rencana 31-12-2024 PT Industri Jamu Dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO)
  4. Pemberitahuan RUPS Rencana 31-12-2024 ESSA Industries Indonesia Tbk (ESSA)
  5. tanggal ex Dividen Tunai PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP)
  6. tanggal cum Dividen Tunai PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN)

Berikut sejumlah indikator perekonomian nasional:

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

 

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

 

Pages

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular