Liburan Usai, Bersiaplah Menghadapi Badai

Pasar keuangan Indonesia akan kembali hari ini, Selasa (8/4/2025) setelah libur panjang, bursa saham, pasar mata uang dan obligasi kini dihadapkan pada badai sentimen negatif di hari pertama pembukaan pasar.
Sebagai catatan, pasar global sudah jatuh berguguran sejak Kamis pekan lalu setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan kebijakan tarifnya. Di saat pasar dunia hancur lebur, IHSG dan rupiah tidak bergerak karena masih libur panjang. Artinya, dampak kebijakan Trump dan kepanikan investor baru akan diserap IHSG, rupiah hingga SBN pada hari ini.
Kondisi ini sama persis dengan tahun lalu di mana pasar dunia guncang di saat Indonesia tengah libur panjang Lebaran.
Sentimen negatif terbesar akan datang dari Amerika Serikat (AS) perihal tarif dagang yang diumumkan Presiden Donald Trump serta data-data lainnya yang akan menjadi hal yang dinantikan pelaku pasar.
Inflasi Maret
Dari dalam negeri, pengumuman penting datang pada Selasa (8/4/2025) saat Badan Pusat Statistik (BPS) akan merilis data Indeks Harga Konsumen (IHK) untuk periode Maret 2025 baik secara bulanan maupun tahunan.
Hal ini menjadi perhatian penting karena pada Februari 2025, data IHK secara bulanan berada di posisi deflasi. Sementara itu pada Maret 2025 diperkirakan akan terjadi inflasi mengingat bulan kemarin merupakan momen bulan suci Ramadan yang identik dengan peningkatan konsumsi masyarakat.
Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia dari 11 institusi memperkirakan IHK diproyeksi akan naik atau mengalami inflasi secara bulanan (month to month/mtm) sebesar 1,7% pada Maret 2025. Sementara secara tahunan (year on year/yoy), inflasi diproyeksi akan berada pada angka 1,09%.
Sebagai catatan, IHK Februari 2025 tercatat deflasi 0,48% (% mtm) dan secara tahunan tercatat deflasi 0,09%.
Ekonom Bank Danamon, Hosianna Situmorang mengungkapkan angka IHK Indonesia meningkat yang dipicu oleh kenaikan permintaan selama Ramadan dan seiring pencairan Tunjangan Hari Raya (THR), serta ketiadaan diskon tarif listrik 50% dari pemerintah yang telah usai di Februari 2025 lalu, meskipun ada diskon tarif tol dan tiket pesawat. Faktor-faktor ini menyebabkan kenaikan inflasi yang cenderung mencerminkan peningkatan permintaan selama Ramadan.
Untuk diketahui, diskon tarif listrik 50% telah berlaku pada Januari 2025 hingga 28 Februari 2025, dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menegaskan tidak akan melanjutkan program diskon tarif listrik 50% bagi pelanggan listrik PT PLN (Persero).
PMI Manufaktur
Hari ini, S&P akan mengumumkan aktivitas manufaktur Indonesia pada Maret 2025. Sebagai catatan, aktivitas manufaktur RI melesat pada Februari 2025.
Data Purchasing Managers' Index (PMI) yang dirilis S&P Global menunjukkan PMI manufaktur Indonesia ada di 53,6. Angka ini adalah yang tertinggi sejak Maret 2024 atau 11 bulan terakhir.
PMI menggunakan angka 50 sebagai titik mula. Jika di atas 50, maka artinya dunia usaha sedang dalam fase ekspansi. Sementara di bawah itu artinya kontraksi.
S&P menjelaskan lonjakan PMI didorong oleh kenaikan pesanan baru yang kencang, bahkan menjadi yang tercepat dalam hampir setahun.
Tarif Trump dan Balasan dari China
Badai terbesar pekan ini datang dari kebijakan tarif Trump. Seperti diketahui, Trump mengumumkan akan memberlakukan tarif 10% kepada semua negara mulai 5 April 2025 dan tarif tambahan resiprokal pada 9 April 2025 waktu AS.
Kebijakan ini langsung menuai gelombang negatif di pasar saham global. Semua bursa baik Wall Street, Eropa, Asia, hingga Afrika Selatan babak belur pada akhir pekan lalu. IHSG belum terkena dampaknya karena masih libur.
Begitu pula, pasar mata uang global yang ambruk berjamaah akibat tarif Trump.
Perang dagang sepertinya tidak terelakkan karena China sudah mengumumkan kalau mereka akan membalas tarif 34% ke semua produk Amerika. Kondisi inilah yang semakin memicu ketidakpastian.
Para Menteri Keuangan ASEAN Bertemu
Para menteri keuangan ASEAN dijadwalkan akan membahas stabilitas ekonomi kawasan dan integrasi layanan keuangan saat mereka bertemu di Malaysia mulai Senin hingga Kamis. Pertemuan ini berlangsung di tengah kekhawatiran Asia terhadap tarif timbal balik besar-besaran dari Presiden AS Donald Trump yang dijadwalkan mulai berlaku pada hari Rabu.
Para menteri keuangan dan gubernur bank sentral ASEAN berkumpul dalam pertemuan selama empat hari di Kuala Lumpur untuk membahas tantangan ekonomi, termasuk dampak dari tarif terbaru yang diberlakukan oleh Presiden Trump. Pertemuan utama dijadwalkan berlangsung pada hari Kamis, dengan fokus pada integrasi dan ketahanan keuangan regional di tengah meningkatnya ketegangan geopolitik.
Pertemuan ini diharapkan mampu memberikan solusi terbaik bagi setiap negara dalam mengatasi kebijakan tarif Trump.
IHSG Diproyeksikan Melemah
Diperkirakan pada perdagangan besok, IHSG akan bergerak cenderung melemah atas respons yang terjadi pada pasar Wall Street dan juga Asia.
Alexander Rahardjo selaku Financial & Investment Advisor kepada CNBC Indonesia mengatakan, IHSG diprediksi akan jatuh lebih dari 2% di kisaran 6.300-an. Hal tersebut didorong oleh penentuan tarif balasan dari Uni Eropa (UE) pada Rabu (9/4/2025), yang akan memengaruh pergerakan volatilitas pasar keuangan Tanah Air.
Selain itu, risiko utang jatuh tempo Amerika Serikat (AS) pada tahun 2025 juga mendorong kekhawatiran pasar global.
Raja Paian selaku Investment Specialist PT Mirae Asset Sekuritas juga memberikan keterangan yang sama kepada CNBC Indonesia. Raja memprediksi IHSG akan jatuh lebih dari 2%.
Raja juga mengatakan bahwa sektor consumer goods dan ritel yang akan paling berimbas dari kepanikan pasar besok.
Martin Aditya selaku Investment Analyst PT Capital Asset Management ikut memberikan keterangannya kepada CNBC Indonesia. Proyeksi IHSG setelah lebaran kemungkinan besar masih akan berpotensi melanjutkan koreksi.
"Jika backtesting dari tahun 2021 hingga tahun 2024 selalu begitu polanya. Namun terjadinya berbeda-beda setiap tahunnya, terkadang lagging terkadang leading," kata Martin.
Martin memproyeksikan range IHSG untuk April 2025 diprediksi akan bergerak dalam range 5900-6500. Sentimen yang akan memengaruhi IHSG beberapa bulan ke depan masih terkait rupiah yang terus melemah, padahal indeks dolar sudah cukup flat pergerakannya, yang berarti banyak investor menunggu kebijakan fiskal dan moneter domestik yang lebih terarah serta keadaan politik yang lebih stabil.
Rupiah Berpeluang Tertekan
Dilansir dari Refinitiv, pada Senin (7/4/2025) pukul 10:43 WIB, nilai tukar mata uang Garuda telah mencapai Rp17.261/US$ atau merupakan posisi terendah sepanjang sejarah.
Untuk diketahui, NDF adalah instrumen yang memperdagangkan mata uang dalam jangka waktu tertentu dengan patokan kurs tertentu pula. Pasar NDF belum ada di Indonesia, hanya tersedia di pusat-pusat keuangan internasional seperti Singapura, Hong Kong, New York, atau London.
Pasar NDF seringkali mempengaruhi psikologis pembentukan harga di pasar spot. Oleh karena itu, kurs di NDF tidak jarang diikuti oleh pasar spot.
Kebijakan tarif Trump memicu ketidakpastian global hingga saling serang perang dagang. Dampak yang bisa dirasakan rupiah diperkirakan akan besar mulai dari kaburnya investor asing di pasar keuangan Tanah Air hingga gejolak eksternal yang tinggi
Indonesia menjadi korban baru dalam perang dagang Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Indonesia akan dikenai tarif resiprokal atau timbal balik hingga 32% karena besarnya defisit AS ke Indonesia.
Hal ini akan berdampak negatif pada tidak lakunya barang Indonesia di AS mengingat harga barang yang masuk ke AS akan cenderung lebih mahal dari biasanya. Alhasil masyarakat di AS akan cenderung memilih produk AS dibandingkan impor dari Indonesia.
Apabila hal ini terus dibiarkan, maka suplai dolar AS Indonesia akan berkurang dan nilai tukar rupiah dapat terus mengalami tekanan.
Mega Capital Sekuritas (MCS) mengamati tekanan depresiasi yang kuat terhadap rupiah di pasar forward luar negeri. Namun, tekanan depresiasi tersebut mereda hari ini, seiring dengan turunnya indeks dolar AS (DXY) yang per 4 April 2025 berada pada posisi 103,02.
Oleh karena itu, MCS memperkirakan rupiah akan tetap terkendali pada Selasa besok, berada di kisaran Rp16.500-16.600 per dolar AS.
Ekspektasi depresiasi rupiah ini juga disampaikan oleh Global Markets Economist Maybank Indonesia, Myrdal Gunarto, bahwa rupiah cukup rentan mengalami lonjakan dari level penutupan terakhir ke atas level Rp16.700/US$.
Namun ia juga mengingatkan bahwa dampaknya tidak akan sama seperti kondisi saat rupiah melemah pada tahun 1998, karena saat ini struktur ekonomi kita jauh lebih solid.
Sedangkan Chief FX Strategist in Sumitomo Mitsui Banking Corporation (SMBC), Hirofumi Suzuki menyampaikan kepada CNBC Indonesia Research bahwa kondisi rupiah saat ini bukan kesalahan bank sentral Indonesia, melainkan akibat dari kondisi eksternal. Bagi bank sentral dan otoritas moneter, sikap hati-hati sangat diperlukan untuk terlebih dahulu memantau situasi ini dengan cermat.
Tanggapan Pemerintah
Pasar terus menunggu respon dan kebijakan pemerintah dalam menghadapi perang dagang. Hari ini, Selasa (8/4/2025), Kementerian Koordinator Perekonomian akan menyelenggarakan acara Silaturahmi Ekonomi Bersama Presiden RI: Memperkuat Daya Tahan Ekonomi Nasional,. Hadir dalam acara tersebut Presiden Prabowo Subianto dan jajaran pemangku ekonomi.
Acara ini diharapkan bisa memberi gambaran lebih jelas mengenai respon pemerintah ke depan. Hari ini Bursa Efek Indonesia dengan dukungan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melakukan penyesuaian Peraturan Nomor II-A tentang Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas dan Surat Keputusan Direksi tentang Perubahan Panduan Penanganan Kelangsungan Perdagangan di BEI.
Presiden Prabowo Subianto sendiri sudah memberikan sedikit respon. Dia mengaku tenang dengan tekanan perang dagang. Dia memastikan Indonesia akan berunding dengan semua negara, termasuk Amerika Serikat.
Dalam perundingan itu pemerintah akan menyampaikan bahwa Indonesia ingin hubungan yang baik, adil dan setara.
"Kita akan sampaikan bahwa kita ingin hubungan yang baik, kita ingin hubungan yang adil, kita ingin hubungan yang setara, jadi kita tidak ada masalah," ucap Prabowo dalam sambutannya saat panen raya di Majalengka yang disiarkan di YouTube Sekretariat Presiden, Senin (7/4/2025).
Menurut dia, jika permintaan Trump masuk akal, pemerintah akan menghormatinya. Karena menurutnya, setiap pemimpin negara pasti memikirkan nasib rakyatnya, begitu juga dia sebagai Presiden Indonesia.
"Respirokal, jadi apa yang mereka minta kalau masuk akal wajib juga kita hormati. Pemimpin pemimpin Amerika memikirkan kepentingan rakyat Amerika, kita memikirkan kepentingan rakyat kita," terangnya.
Prabowo mengungkap bahwa tidak perlu ada rasa kecewa dan khawatir, sebab kita harus percaya dengan kekuatan kita sendiri.
"Kalaupun ada tantangan kita hadapi dengan gagah, dengan tegar, mungkin ada beberapa saat, tapi kita yakin bahwa kita akan bangkit dengan tingkat yang baik." pungkasnya.
Sentimen Satu Pekan Ke Depan
Selain sentimen hari ini, pelaku pasr juga perlu mempertimbangkan sejumlah sentimen satu pekan ke depan.
pada Kamis (10/4/2025) dini hari, hal yang menjadi perhatian adalah dari luar negeri, yakni Federal Open Market Committee (FOMC) Minutes yang merupakan dewan kebijakan moneter Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed), yang dirilis beberapa minggu setelah rapat berlangsung. Ia berisi catatan diskusi dan keputusan yang diambil terkait kebijakan moneter.
Di hari yang sama, tarif yang lebih tinggi akan diberlakukan oleh Presiden AS, Donald Trump. Hal ini tentu memberikan dampak yang signifikan bagi global termasuk Indonesia yang juga merupakan mitradagangnya.
Sebagai informasi, Indonesia dikenakan tarif oleh AS sebesar 32%.
Masih di hari yang sama, AS akan merilis detail IHK baik secara tahunan maupun bulanan termasuk data klaim penganggurannya.
Sebelumnya pada Februari 2025, laju inflasi tahunan di AS melambat menjadi 2,8% atau lebih rendah jika dibandingkan dengan periode Januari yang tercatat sebesar 3%, dan berada di bawah perkiraan pasar sebesar 2,9%.
(rev/rev)