Newsletter

Pekan Sebelum Lebaran: Pengurus Danantara Diumumkan, Ada RUPS Himbara

Emanuella Bungasmara Ega Tirta, CNBC Indonesia
24 March 2025 06:17
Cover Mandiri
Foto: Cover Mandiri

Bursa saham domestik memasuki pekan terakhir sebelum libur panjang Lebaran. Dengan hanya empat hari perdagangan tersisa, aktivitas di pasar diperkirakan akan melambat seiring dengan fokus investor yang mulai beralih ke libur panjang. Sementara itu, dari sisi eksternal, rilis data PMI Manufaktur Amerika Serikat (AS) menjadi perhatian utama.

IHSG Berpotensi Melemah di Tengah Sepinya Transaksi

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) telah melemah 3,95% sepanjang pekan lalu dan ditutup di level 6.258,18 pada Jumat (21/3/2025). Secara year-to-date, IHSG sudah terkoreksi hingga 11,61%. Dengan hanya empat hari perdagangan tersisa sebelum cuti Lebaran dimulai, aktivitas pasar diperkirakan akan semakin sepi.

Sebagian investor cenderung melakukan aksi jual untuk mengamankan keuntungan (profit taking) atau memilih menunda transaksi hingga setelah libur panjang. Fenomena ini bukan hal baru, mengingat secara historis, IHSG cenderung bergerak negatif menjelang libur Lebaran sejak pandemi Covid-19.

Selain itu, meski tidak ada rilis data ekonomi utama dari dalam negeri pekan ini, beberapa emiten dijadwalkan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). RUPS ini dapat memberikan sedikit dorongan bagi pergerakan pasar di tengah minimnya katalis positif.

Kepengurusan Danantara
Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) akan  menggelar konferensi pers
untuk menyampaikan pengumuman strategis dan signifikan bagi perkembangan kelembagaan Danantara Indonesia. Danantara juga akan mengumumkan kepengurusan lembaga mereka. Pengumuman akan digelar pada hari ini, Senin (24/5/2025) pukul 11.00.

Konferensi Pers ini akan dihadiri oleh  Rosan Roeslani : Kepala Badan /Chief Executive Ocer (CEO) Danantara Indonesia,  Dony Oskaria (Chief Operating Ocer), dan Pandu Sjahrir (Chief Investment Ocer (CIO) Danantara Indonesia).

Susunan kepengurusan ini sangat ditunggu pelaku pasar serta masyarakat mengingat besarnya atensi terhadap lembaga tersebut. Danantara yang diresmikan pada 24 Februari lalu menjadi sorotan masyarakat karena besarnya aset yang akan dikelola serta strategisnya BUMN yang masuk ke lembaga tersebut.

Initial funding atau pendanaan awal Danantara diproyeksi mencapai US$ 20 miliar
Danantara pada tahap awal akan menaungi setidaknya tujuh BUMN jumbo, yakni PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., PT PLN (Persero), PT Pertamina (Persero), PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk., PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk., dan PT Mineral Industri Indonesia (Persero) atau MIND ID. Namun informasi terakhir, Danantara akan mengelola seluruh aset BUMN.

Jika mengacu pada 7 perusahaan saja, dari penggabungan total aset 7 BUMN tersebut, maka dana kelolaan Danantara pada tahap awal ini akan mencapai Rp9.000 triliun.

Ketujuh perusahaan tersebut juga merupakan tujuh perusahaan terbesar di Indonesia yang sangat strategis dan memiliki banyak kepentingan, termasuk dalam mendukung perekonomian masyarakat.

RUPST Bank Himbara

Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) akan berlangsung pada pekan ini.

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) akan menggelar rapat RUPST pada hari ini, Senin (24/3/2025). PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) mengadakan RUPST pada Selasa (25/3/2025), diikuti PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) dan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN) yang dijadwalkan pada Rabu (26/3/2025).

RUPST bank Himbara ini sangat dinanti investor karena akan menentukan kepengurusan ke depan. Ke empat bank kemungkinan akan mengganti jaajran direksi dan komisaris mereka.

Selain itu, ke empat bank juga akan mengumumkan langkah strategis ke depan serta pembagian dividen.

Fokus ke Data PMI AS, Sinyal Ekonomi Global

Di sisi eksternal, pasar global akan mencermati rilis data PMI Manufaktur AS untuk Maret 2025. Sebelumnya, PMI Manufaktur AS versi S&P Global naik ke level 52,7 pada Februari, lebih tinggi dari estimasi awal 51,6 dan lebih baik dari 51,2 pada Januari. Angka ini menandakan ekspansi dua bulan berturut-turut, dengan pertumbuhan tercepat sejak Juni 2022.

Namun, lonjakan output dan pesanan baru sebagian dipengaruhi oleh strategi pembelian lanjutan dari pelaku usaha untuk mengantisipasi potensi kenaikan harga dan gangguan pasokan akibat kebijakan tarif baru. Di sisi lain, penciptaan lapangan kerja di sektor manufaktur justru melambat, sementara inflasi biaya input melonjak ke level tertinggi sejak November 2022.

Jika PMI Maret menunjukkan ekspansi lebih lanjut, hal ini dapat memperkuat ekspektasi bahwa ekonomi AS masih solid. Namun, dampaknya terhadap pasar keuangan bergantung pada bagaimana data ini mempengaruhi kebijakan The Federal Reserve (The Fed) terkait suku bunga.

Inflasi PCE Amerika

Sentimen eksternal terbesar pekan ini akan datang dari pengumuman inflasi pengeluaran pribadi konsumen AS atau PCE. Inflasi ini adalah pertimbangan utama The Fed dalam menentukan suku bunga acuan.

Inflasi PCE akan diumumkan pad Jumat ini. Sebagai catatan, inflasi PCE (month to month/mtm) mencapai 0,3% dan secara tahunan (year on year/yoy) sebesar 2,5% pada Januari 2025.

Data penting lainnya adalah pengumuman final pertumbuhan ekonomi AS pada kuartal IV-2024 yang akan dirilis pada Kamis pekan ini. Ekonomi AS pada proyeksi awal tercatat tumbuh sebesar 2,3% secara tahunan pada kuartal keempat (Q4) 2024, pertumbuhan paling lambat dalam tiga kuartal, turun dari 3,1% pada Q3 dan sejalan dengan perkiraan awal.

Menanti Pergerakan Pasar Jelang Cuti Lebaran

Mengacu pada Surat Keputusan Bersama (SKB) 3 Menteri, cuti bersama Lebaran 2025 berlangsung dari 31 Maret hingga 7 April. Artinya, perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pekan ini akan menjadi yang terakhir sebelum pasar tutup selama lebih dari seminggu.

Dengan pola historis yang menunjukkan kecenderungan pelemahan IHSG menjelang libur panjang, serta faktor eksternal dari data ekonomi AS, investor perlu mencermati pergerakan pasar dengan lebih waspada.

Sepinya transaksi dapat memperbesar volatilitas, sehingga strategi yang hati-hati diperlukan dalam menghadapi perdagangan pekan ini.

(emb/emb)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular