Waspada! Bekasi Kebanjiran, Perang Dagang Buat Pasar Global Kebakaran

Kebijakan tarif Trump terhadap negara mitra dagangnya akan memberikan dampak yang sangat besar bagi pasar keuangan global termasuk Indonesia. Pergerakan IHSG, rupiah, dan obligasi Tanah Air salah satunya akan dipengaruhi oleh tarif dagang ini.
Sentimen lainnya adalah dampak banjir serta
Tarif Trump Dimulai
Dilansir dari AP news, tarif yang telah lama diancamkan oleh Trump terhadap Kanada dan Meksiko mulai berlaku pada Selasa, membuat pasar global gelisah dan memicu pembalasan mahal dari sekutu Amerika Serikat di Amerika Utara.
Mulai tepat lewat tengah malam Selasa, impor dari Kanada dan Meksiko kini dikenakan pajak sebesar 25%, dengan produk energi Kanada dikenai bea masuk sebesar 10%.
Tarif 10% yang sebelumnya diberlakukan Trump terhadap impor dari China pada bulan Februari kini digandakan menjadi 20%, dan Beijing membalas pada Selasa dengan tarif hingga 15% terhadap berbagai ekspor pertanian AS. Selain itu, China memperluas daftar perusahaan AS yang dikenai kontrol ekspor dan pembatasan lainnya sebanyak sekitar dua lusin.
Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau mengatakan negaranya akan mengenakan tarif terhadap barang-barang Amerika senilai lebih dari US$100 miliar dalam waktu 21 hari. Meksiko belum segera merinci tindakan balasan apa pun.
Menyusul Kanada dan China, Presiden Meksiko Claudia Sheinbaum mengatakan pada Selasa bahwa Meksiko akan membalas tarif 25% yang diberlakukan oleh Amerika Serikat dengan tarif balasan terhadap barang-barang AS.
Sheinbaum menyatakan bahwa ia akan mengumumkan produk-produk yang akan dikenai tarif oleh Meksiko pada hari Minggu dalam sebuah acara publik di alun-alun pusat Mexico City, kemungkinan dengan jeda waktu ini menunjukkan bahwa Meksiko masih berharap untuk meredakan perang dagang yang dipicu oleh Trump.
Langkah-langkah yang diambil presiden AS ini menimbulkan kekhawatiran akan inflasi yang lebih tinggi dan potensi perang dagang, meskipun ia berjanji kepada publik Amerika bahwa pajak impor adalah jalur termudah menuju kemakmuran nasional.
Trump menunjukkan kesediaannya untuk menentang peringatan para ekonom arus utama dan mempertaruhkan popularitasnya, dengan keyakinan bahwa tarif dapat memperbaiki masalah ekonomi negara. "Itu adalah senjata yang sangat ampuh yang belum pernah digunakan oleh para politisi karena mereka tidak jujur, bodoh, atau dibayar dalam bentuk lain," kata Trump pada hari Senin di Gedung Putih. "Dan sekarang kita menggunakannya."
China Balas Tarif Trump
China telah mengumumkan langkah pembalasan tambahan sebagai respons terhadap putaran tarif terbaru dari AS. Mulai 10 Maret, China akan memberlakukan tarif hingga 15% pada beberapa barang AS, dengan produk pertanian seperti jagung dan kedelai termasuk yang terkena tarif baru sebesar 15% dan 10%, masing-masing.
Selain tarif ini, China juga akan memberlakukan pembatasan ekspor pada 15 perusahaan AS, termasuk Leidos dan General Dynamics Land Systems.
Tindakan ini mengikuti penerapan tarif baru sebesar 10% pada barang-barang China oleh AS, yang semakin memperburuk ketegangan antara kedua negara.
Kementerian Keuangan dan Kementerian Perdagangan China mengumumkan langkah-langkah ini sebagai bagian dari pembalasan mereka terhadap kebijakan perdagangan AS. China sebelumnya sudah menaikkan tarif pada impor energi AS awal tahun ini dan menambahkan dua perusahaan AS ke dalam daftar "entitas yang tidak dapat diandalkan", yang dapat membatasi kemampuan mereka untuk beroperasi di China.
Konflik perdagangan yang sedang berlangsung ini tidak menunjukkan tanda-tanda akan mereda, karena kedua belah pihak terus memberlakukan dan membalas dengan tarif.
Meskipun ada ketegangan ini, juru bicara China, Lou Qinjian, menegaskan bahwa China tidak akan menerima tekanan atau ancaman dari AS, yang menunjukkan sikap keras yang terus berlanjut saat kedua negara melanjutkan negosiasi ekonomi dan politik.
Dengan perkembangan terbaru ini, Gedung Putih telah mengonfirmasi bahwa tarif baru sebesar 10% pada barang-barang China akan diterapkan, yang membawa total jumlah tarif baru yang dikenakan dalam sebulan terakhir menjadi 20%. Peningkatan hambatan perdagangan ini semakin menambah ketidakpastian di pasar global dan memperburuk ketegangan ekonomi yang sedang berlangsung antara AS dan China
Pasar Saham Global Kebakaran
Selain Wall Street yang ambruk berjamaah, bursa dunia juga berakhir di zona merah pada perdagangan kemarin.
Bursa Indeks Stoxx 600 ambruk 2,14%. Hal yang serupa terjadi pada indeks DAX Jerman yang jatuh 3,54% dan indeks CAC Prancis turun 1,85%.
Sementara itu, indeks FTSE Inggris ambruk 1,27%.
Bursa Asia pun kebakaran. Indeks Nikkei ambruk 1,20%, KOSPI Korea melandai 0,15%, bursa Hong Kong Hang Seng melandai 0,28% tetapi bursa Shanghai SSEC naik 0,22%.
Bursa Australia S&P/ASX 200 ambruk 0.58%.
Tanggapan Ekonom Soal Tarif Trump
Para ekonom umumnya menganggap tarif sebagai langkah yang merugikan diri sendiri.
Tarif meningkatkan biaya bagi perusahaan dan konsumen yang bergantung pada impor. Selain itu, tarif cenderung memicu tindakan balasan dari negara lain.
Uni Eropa, misalnya, membalas tarif Trump terhadap baja dan aluminium dengan mengenakan pajak pada produk-produk AS, mulai dari bourbon hingga sepeda motor Harley-Davidson. Demikian pula, China merespons perang dagang Trump dengan memberlakukan tarif pada barang-barang Amerika, termasuk kedelai dan daging babi, dalam upaya terukur untuk merugikan basis pendukungnya di daerah pertanian.
Sebuah studi oleh para ekonom dari Massachusetts Institute of Technology, University of Zurich, Harvard, dan Bank Dunia menyimpulkan bahwa tarif Trump gagal mengembalikan lapangan kerja ke kawasan industri Amerika. Studi tersebut menemukan bahwa tarif "tidak meningkatkan maupun menurunkan jumlah pekerjaan di AS" di sektor yang seharusnya mereka lindungi.
Sebagai contoh, meskipun Trump memberlakukan pajak impor baja pada 2018, jumlah pekerja di pabrik baja AS hampir tidak berubah, tetap berada di kisaran 140.000 orang.
Namun, meskipun perang dagang Trump gagal sebagai kebijakan ekonomi, perang ini berhasil secara politik. Studi tersebut menemukan bahwa dukungan terhadap Trump dan kandidat Kongres dari Partai Republik meningkat di daerah yang paling terdampak tarif impor-terutama di wilayah industri Midwest dan negara bagian selatan yang berbasis manufaktur seperti North Carolina dan Tennessee.
Banjir di Bogor Hingga Bekasi
Banjir merambah ke wilayah Bogor, Tangerang, dan Bekasi.
Sebelumnya banjir telah menerjang Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Akibat bencana tanah longsor ini, sebanyak 2 warga menjadi korban tewas.
Plh. Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Jawa Barat, Anne Hermadianne Adnan mengatakan ketinggian banjir di wilayah Bogor mencapai 2 meter. Banjir terjadi di wilayah Gunung Putri dan sekitar. Akibat banjir ini, beberapa wilayah mengalami tanah longsor.
Sementara di Bekasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tangerang Selatan mencatat sebanyak 1.870 unit rumah terdampak banjir pada dini hari, pukul 23.20 WIB, Senin (3/3/2025).
Banjir akibat hujan intensitas tinggi yang melanda Kabupaten Tangerang Selatan, Provinsi Banten, dan sekitarnya telah memicu bencana banjir di lima kecamatan.
Lebih lanjut, pada Selasa (4/3/2025) dini hari, hujan lebat melanda Kabupaten Tangerang menyebabkan banjir di Desa Ranca Kelapa, Kecamatan Panongan. BPBD Kabupaten Tangerang melaporkan sebanyak 20 unit rumah terdampak banjir dengan ketinggian air bervariasi.
Hingga jelang waktu Shubuh, tim BPBD masih terus melakukan monitoring dan evakuasi warga terdampak banjir, di beberapa wilayah, salah satunya Pondok Aren, yakni di Komplek Maharta dan Komplek Taman Mangu Indah.
Berlanjut banjir merendam sejumlah titik baik di Kota Bekasi maupun Kabupaten Bekasi, Selasa (4/3/2025) dini hari. Bahkan air di sejumlah wilayah dilaporkan cukup tinggi, bahkan hingga 3 meter.
Merujuk laman media sosial (medsos) Instagram @infobekasi misalnya, banjir mencapai 3 meter di Perumahan Pondok Gede Permai (PGP), Jatiasih. Sementara di perumahan Villa Nusa Indah dilaporkan banjir di wilayah itu nyaris mencapai ketinggi 2,5 meter, mirip dengan kejadian 2020 silam, di mana dalam foto yang beredar hanya atap rumah yang terlihat sekitar pukul 05:49 WIB.
IHSGÂ Tertekan Pasca Meroket
Pelaku pasar pada hari kemarin mencermati sejumlah sentimen negatif yang membuat pasar saham harus rela terjerembab di zona merah, terutama dari eksternal terkait perang dagang akibat tarif Trump.
Felix Darmawan, Ekonom Panin sekuritas menyampaikan pendapat-nya soal pelemahan IHSG hari ini "Pemahan IHSG karena mengekor pada pelemahan bursa AS setelah Trump mengumumkan rencana tarif baru, yaitu pada produk pertanian impor di 2-Apr mendatang, serta dimulainya pemberlakuan tariff 25% pada Kanada dan Meksiko di hari ini (4/3/2025) yang meningkatkan kekhawatiran pasar. " ungkapnya.
Senada dengan Felix, Head of Retail HP Sekuritas, Erwin Supandi, mengatakan isu perang dagang masih menjadi topik utama yang dikhawatirkan pasar.
"Hari ini IHSG masih ter-koreksi karena kemarin hanya teknikal rebound. Isu perang dagang masih menjadi topik utama" terangnya.
Lebih lanjut Erwin mengungkapkan "Ketegangan ini menimbulkan kekhawatiran akan dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi global, yang berimbas negatif pada pasar saham, termasuk IHSG.
Setuju dengan hal tersebut, Fikri C Permana, Ekonom Senior KB Valbury Sekuritas mengatakan "Penyusutan IHSG terjadi karena kemungkinan dampak Trump Tariff sekaligus tarif balasan yg dipersiapkan China dan Canada menjadi pemberat utama."
Selain itu, Fikri juga menyoroti penurunan komoditas global - baik batubara, minyak dan CPO tampaknya juga menjadi pemberat pasar di hari kemarin.
OJK Tunda Short Shell & Kaji Opsi Buyback Tanpa RUPS
Anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pengawas pasar modal Inarno Djajadi mengungkapkan pihaknya akan terus memonitor kondisi pasar yang masih volatil.
Inarno mengungkapkan langkah awal yang dilakukan untuk menenangkan pasar yang volatil adalah dengan menunda transaksi short sell. Selain itu, OJK juga mengkaji aturan terkait aksi korporasi yakni buyback, di mana sejumlah pelaku pasar meminta agar buyback dapat dilakukan tanpa terlebih dahulu meminta restu para pemegang saham lewat Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
"Ada opsi kebijakan lain yaitu buyback saham tanpa RUPS, tapi tetap mempertimbangkan perkembangan kondisi dan situasi," jelas Inarno dalam konferensi pers Rapat Bulanan Dewan Komisioner (RBDK) OJK, Selasa (4/3/2025).
OJK juga mencatat profil risiko kredit pada awal tahun ini sedikit naik. Rasio kredit bermasalah atau nonperforming loan (NPL) gross per Januari 2025 naik 10 basis poin (bps) dibandingkan bulan sebelumnya atau menjadi 2,18%.
Lalu rasio NPL net pada periode yang sama naik 5 bps menjadi 0,79%. Selain itu, kredit dalam risiko atau loan at risk (LAR) tercatat naik 44 bps menjadi 9,72%.
Sepanjang tahun ini, saham perbankan juga lesu. OJK mengatakan penurunan saham perbankan tidak terlepas adanya aksi jual sesuairisk appetitedipengaruhi faktor eksternal dan internal antara lain divergensi ekonomi melambat dan penguatan ekonomi Amerika Serikat (AS) serta dampak kebijakan tarif.
(rev/rev)