Fed Tahan Suku Bunga-AI China Bikin Kacau, Pasar RI Akan Terguncang?

Saham AS ditutup melemah setelah Federal Reserve mempertahankan suku bunga tetap seperti yang diharapkan, sementara Ketua The Fed Jerome Powell memberikan komentar yang menenangkan bagi investor.
Dow Jones Industrial Average turun 136,83 poin atau 0,31% menjadi 44.713,52. S&P 500 melemah 28,39 poin atau 0,47% ke 6.039,31. Nasdaq Composite turun 101,26 poin atau 0,51% ke 19.632,32.
Saham teknologi menjadi hambatan terbesar bagi indeks S&P 500. Saham Nvidia turun 4,1%, sementara Microsoft melemah 1,1% pada hari Rabu, dua hari setelah aksi jual saham teknologi yang dipicu oleh peluncuran model AI oleh startup Tiongkok, DeepSeek. Startup tersebut mengklaim bahwa model AI mereka lebih hemat biaya dan dapat berjalan pada chip yang kurang canggih dibandingkan dengan OpenAI yang berbasis di AS.
Saham awalnya memperpanjang kerugian setelah pernyataan The Fed dirilis, dengan Nasdaq sempat turun lebih dari 1% dalam perdagangan sore.
Bank sentral AS menghapus pernyataan yang menyebut bahwa inflasi "telah menunjukkan kemajuan" menuju target inflasi 2%, dan hanya mencatat bahwa laju kenaikan harga "tetap tinggi."
Keputusan untuk mempertahankan suku bunga tetap stabil sudah diperkirakan sebelumnya, menyusul tiga kali pemangkasan suku bunga berturut-turut pada 2024 yang memangkas suku bunga acuan The Fed sebesar satu poin persentase penuh.
Indeks saham memangkas kerugian setelah Powell mulai berbicara dalam konferensi pers setelah rilis pernyataan kebijakan. Ia mengatakan, "kami tidak perlu terburu-buru menyesuaikan kebijakan kami" dan kebijakan moneter saat ini "dalam posisi yang baik" untuk menghadapi tantangan yang ada.
"Powell sangat pandai menenangkan pasar," kata Jake Dollarhide, CEO Longbow Asset Management di Tulsa, Oklahoma, seraya menambahkan bahwa "ekonomi yang kuat memberi The Fed fleksibilitas yang cukup besar."
"The Fed tidak memberikan kejutan bagi pasar," kata Peter Cardillo, kepala ekonom pasar di Spartan Capital Securities di New York.
Powell juga mengatakan masih terlalu dini untuk menilai dampak kebijakan Presiden Donald Trump, dan bank sentral akan mengambil waktu untuk menilai apa arti kebijakan pemerintahan baru terhadap ekonomi.
Investor masih khawatir dengan tarif impor yang diusulkan Trump, yang dapat memperburuk tekanan inflasi dan memperlambat laju pemotongan suku bunga.
The Fed tidak memberikan banyak petunjuk mengenai kapan pemotongan suku bunga berikutnya akan dilakukan.
Para pedagang kini memperkirakan sekitar 44 basis poin pemotongan suku bunga hingga akhir tahun, turun dari 48 basis poin sebelum pernyataan The Fed dirilis. Hal ini mencerminkan berkurangnya keyakinan bahwa bank sentral AS akan memangkas suku bunga dua kali masing-masing sebesar 25 basis poin tahun ini.
Data indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) untuk bulan Desember, yang merupakan indikator penting dalam menilai arah inflasi, akan dirilis pada hari Jumat.
Setelah bel penutupan, Microsoft melaporkan pertumbuhan yang lebih lambat dari perkiraan dalam bisnis komputasi awan (cloud) Azure, meskipun pendapatan kuartalan secara keseluruhan melampaui estimasi. Sahamnya turun 1,5% dalam perdagangan setelah jam kerja.
Pada sesi reguler, saham perusahaan layanan cloud F5 melonjak 11,4% setelah memproyeksikan pendapatan kuartal kedua di atas perkiraan dan melaporkan pendapatan kuartal pertama yang melampaui ekspektasi.
(ras/ras)