
Trump Minta Suku Bunga Turun, Sri Mulyani-BI Akan Buka Suara Hari Ini

Pasar keuangan hari ini diproyeksi sedikit volatile menjelang libur panjang pekan depan. Sejumlah sentimen dari dalam dan luar negeri diproyeksi akan menggerakkan pasar hari ini mulai dari event World Economic Forum, Rapat Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), efisiensi belanja pemerintah hingga kebijakan Trump.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik arah ke zona merah pada akhir perdagangan Kamis (23/1/2025), setelah sempat bertahan di zona hijau dan menyentuh level psikologis 7.300. IHSG ditutup melemah 0,34% ke posisi 7.232,64, menandai koreksi setelah empat hari berturut-turut berada di zona hijau.
Kinerja IHSG tertekan oleh sektor properti dan bahan baku, dengan emiten seperti PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI) dan PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) menjadi penyumbang koreksi terbesar. Nilai transaksi mencapai Rp 13 triliun, dengan 16 miliar saham berpindah tangan dalam 1,4 juta transaksi.
Sementara itu, sentimen global yang sempat mendukung optimisme pasar mulai mereda. Rekor indeks S&P 500 dan Nasdaq di Amerika Serikat menunjukkan keyakinan terhadap sektor teknologi, terutama kecerdasan buatan atau AI. Namun, kebijakan ekonomi pemerintahan Donald Trump yang kini kembali menjabat memunculkan kekhawatiran baru. Pendekatan proteksionis dan revisi hubungan perdagangan global menjadi tantangan bagi pasar negara berkembang, termasuk Indonesia.
Seiring dengan koreksi IHSG, rupiah justru mencatat penguatan tipis sebesar 0,03% ke level Rp 16.275 per dolar AS pada perdagangan Kamis. Dukungan terhadap rupiah datang dari kebijakan Devisa Hasil Ekspor (DHE) yang mulai berlaku penuh pada Maret 2025. Kebijakan ini mewajibkan seluruh dolar hasil ekspor ditempatkan dalam sistem keuangan domestik, memberikan suplai valas yang lebih stabil dan memperkuat ketahanan rupiah terhadap gejolak eksternal.
Efisiensi Anggaran di Bawah Pemerintahan Prabowo, Arahkan Fokus pada Program Prioritas
Presiden Prabowo Subianto mengeluarkan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1/2025 yang mengharuskan pemangkasan anggaran belanja sebesar Rp 306,69 triliun. Langkah ini bertujuan mengalihkan dana untuk mendukung program prioritas seperti Makan Bergizi Gratis (MBG) dalam kerangka Asta Cita.
Kebijakan ini dinilai memberikan ruang fiskal untuk memperkuat daya tahan ekonomi di tengah tantangan global. Meski begitu, pemotongan belanja seremonial, perjalanan dinas, dan kajian dinilai memengaruhi dinamika pelaksanaan program di daerah. Dengan pemangkasan tersebut, pemerintah juga memberikan arahan agar anggaran lebih selektif dialokasikan pada kegiatan yang produktif dan berdampak langsung bagi masyarakat.
Kombinasi kebijakan domestik dan sentimen global akan menjadi penentu pergerakan pasar di 2025. Dengan kebijakan DHE yang siap berjalan penuh, serta upaya efisiensi fiskal, pemerintah menunjukkan komitmen memperkuat fundamental ekonomi.
Namun, tantangan eksternal seperti ketidakpastian kebijakan perdagangan AS dan tekanan dolar AS masih membayangi. Dalam situasi ini, sinergi antara pemerintah, pelaku pasar, dan emiten menjadi kunci untuk menjaga stabilitas pasar serta mendukung pertumbuhan ekonomi.
Efisiensi anggaran di satu sisi akan menekan belanja negara sehingga bisa mengurangi laju pertumbuhan ekonomi karena sokongan konsumsi pemerintah yang berkurang. Namun, di sisi lain, efisiensi belanja pemerintah membuat defisit anggaran terjaga sehingga investor lebih percaya diri terhadap ekonomi Indonesia.
Pengelolaan anggaran yang prudent juga membuat pemerintah bisa mengurangi penerbitan utang.
Pidato Trump dan World Economic Forum 2025
Pertemuan Tahunan World Economic Forum 2025 digelar 20-24 Januari 2025 di Davos, Swiss, dengan tema "Kolaborasi untuk Era Cerdas."
Acara global dihadiri oleh hampir 3.000 peserta dari lebih dari 130 negara, termasuk lebih dari 50 kepala negara dan pemerintahan, serta pemimpin politik, bisnis, dan masyarakat sipil yang berpengaruh.
KTT ini berlangsung di tengah tantangan global yang signifikan, seperti konflik yang sedang berlangsung, ketidakstabilan ekonomi, dan kemajuan teknologi yang pesat. Dengan munculnya pemimpin baru dan konflik regional yang terus berlanjut, pertemuan ini menyediakan platform untuk dialog dan kolaborasi, dengan tujuan mencari solusi jangka panjang untuk masalah global yang sama.
Di antara tokoh penting yang hadir adalah Presiden AS Donald Trump, Wakil Perdana Menteri Tiongkok Ding Xuexiang, Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen, dan Presiden Argentina Javier Milei, hingga Kanselir Jerman Olaf Scholz yang semuanya aktif berpartisipasi dalam diskusi dan memberikan pidato utama. Acara ini menjadi kesempatan penting bagi para pemimpin global untuk bekerja sama dan membentuk masa depan sistem internasional.
Pidato dari petinggi dunia inilah yang ditunggu dan bisa menggerakkan pasar keuangan global, termasuk Indonesia. Trump sudah berbicara dalam forum tersebut, kemarin, melalui saluran video.
Dalam pidatonya, Trump mengungkapkan sejumlah pernyataan penting mulai dari permintaannya agar suku bunga turun, tekadnya mengakhiri perang Rusia-Ukraiina, hingga rencana perang dagang.
Dalam pidatonya, Presiden Trump melancarkan serangan pertamanya kepada bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed). Dia mengatakan akan memberikan tekanan untuk menurunkan suku bunga.
Berbicara melalui video, Trump tidak menyebutkan Fed secara langsung tetapi dengan jelas menyatakan bahwa dia akan mendorong penurunan suku bunga.
"Saya akan menuntut agar suku bunga diturunkan segera. Dan demikian juga, suku bunga seharusnya turun di seluruh dunia. Suku bunga harus mengikuti kita di seluruh dunia." tutur Trump, dikutip dari CNBC International.
Komentar ini merupakan serangan awal kepada pejabat Fed. Trump dikenal memiliki hubungan yang tidak baik dengan Chairman The Fed Jerome Powell. Dia sering mengkritik Ketua Jerome Powell, yang diangkat oleh Trump, terkadang menyebut para pembuat kebijakan "bodoh" dan membandingkan Powell dengan pegolf yang tidak bisa memasukkan bola ke lubang.
Trump juga meminta para pemimpin bisnis global untuk memproduksi barang mereka di Amerika Serikat atau menghadapi ancaman tarif. Dia juga mengatakan bahwa pemerintahannya sedang berusaha mengakhiri perang Rusia-Ukraina, tetapi Trump memberikan sedikit rincian tentang bagaimana dia berencana untuk melakukannya.
"Pesan saya kepada setiap bisnis di dunia sangat sederhana: Datanglah dan buat produk Anda di Amerika, dan kami akan memberikan pajak yang sangat rendah dibandingkan negara mana pun di dunia," kata Trump.
"Tetapi jika Anda tidak membuat produk Anda di Amerika, yang merupakan hak prerogatif Anda, maka dengan sangat sederhana Anda akan dikenakan tarif. Jumlahnya berbeda, tetapi tetap tarif." imbuhnya.
Rapat KSSK
Hari ini, Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) akan menggelar rapat tiga bulanan sekaligus menggelar konferensi pers. Ini adalah rapat pertama KSSK usai Trump terpilih sebagai presiden AS.
Konferensi pers akan dihadiri Menteri Keuangan Sri Mulyani, Gubernur BI Perry Warjiyo, Ketua KomKetua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Mahendra Siregar, serta Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan Purbaya Yudhi Sadewa.
Menarik ditunggu untuk mendengar pernyataan stakeholder fiskal, moneter, hingga pasar keuangan menanggapi kebijakan Trump. Menarik disimak pula apa kebijakan terbaru dari pemerintah dan BI dalam waktu dekat dalam merespon perkembangan ekonomi terbaru, termasuk Devisa Hasil Ekspor
(emb/emb)