
Investor Siap-Siap Sport Jantung, Pasar Banjir Kabar Genting di 2025

Kondisi pasar saham Amerika Serikat cemerlang sepanjang 2024 karena didorong oleh performa apik dari sektor teknologi.
Pada akhir perdagangan Selasa kemarin (31/12/2024), S&P 500 turun 25,14 poin, atau 0,43%, dan ditutup pada level 5.881,80 poin, sementara Nasdaq Composite turun 175,99 poin, atau 0,90% ke posisi 19.310,79, Sementara, Dow Jones Industrial Average .DJI turun 28,46 poin, atau 0,07%, menjadi 42.545,27.
Indeks Nasdaq menjadi juara dengan melesat 30,79%, disusul indeks S&P 500 dengan lonjakan 24,01%, lalu Dow Jones Average Industrial Index menguat 12,80%. Nasdaq dan S&P 500 menandai kenaikan dua tahun terbaik indeks tersebut sejak 1997-1998.
![]() Pergerakan bursa saham Amerika Serikat pada sepanjang 2024 |
_
Wall Street menutup perdagangan 2024 dengan pergerakan tahunan yang luar biasa berkat efek perkembangan Artificial Intelligence (AI) dan dan pemangkasan suku bunga pertama oleh bank sentral AS The Federal Reserve atau The Fed dalam tiga setengah tahu.
Performa saolid indeks utama saham AS terjadi meskipun terjadi pertikaian geopolitik, pemilihan presiden AS, dan pergeseran spekulasi mengenai arah kebijakan Fed pada 2025.
Mengutip Reuters, Greg Bassuk, kepala eksekutif di AXS Investments di New York mengatakan "Tidak ada reli Sinterklas minggu ini, tetapi investor menerima hadiah berupa keuntungan pada 2024,"
"Pada 2024 merupakan tahun yang luar biasa untuk keuntungan ekuitas yang didorong oleh tiga faktor: ledakan AI, serangkaian pemotongan suku bunga Fed, dan ekonomi AS yang kuat," lanjutnya.
"Hal ini menjadi landasan bagi kekuatan berkelanjutan menuju tahun 2025," imbuh Bassuk.
Memandang 2025, para pelaku pasar sekarang memperkirakan The Fed akan memangkas 50 basis poin. Investor juga diperkirakan akan mencermati valuasi yang tinggi dan ketidakpastian seputar kebijakan pajak dan tarif dari pemerintahan Presiden terpilih Donald Trump.
"Investor harus berhati-hati terhadap dampak pemerintahan Trump yang akan datang dan bagaimana hal itu memengaruhi sektor-sektor tertentu," tegas Bassuk.
"ketidakstabilan yang didorong oleh geopolitik, khususnya perang Rusia/Ukraina dan pertikaian yang terus berlanjut di Timur Tengah dapat memicu kekhawatiran di perusahaan-perusahaan dan sektor-sektor yang memiliki hubungan dengan wilayah-wilayah yang terkena dampak," tambahnya.
Meski begitu, Bassuk meyakini boom AI masih memiliki ruang untuk tumbuh.
"Valuasi telah menjadi tinggi di tengah kenaikan saham, tetapi karena kami percaya bahwa pertumbuhan AI akan terus berlanjut dan bergerak melampaui perangkat keras ke perangkat lunak secara besar-besaran di sebagian besar sektor," pungkas Bassuk.