Foto: Sekelompok siswa-siswi melihat layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin, (21/10/2024). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Perhatian para pelaku pasar tertuju ke rilis data akhir tahun dari Amerika Serikat
IKK AS melemah di tengah pandangan konsumen terhadap efek tarif impor Trump
The Atlanta Fed memperkirakan produk domestik bruto AS meningkat 3,1% di kuartal keempat
Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar keuangan Indonesia bangkit dari keterpurukan yang dialami sepanjang pekan kemarin. Pasar saham dan nilai tukar rupiah pun menguat di hari pertama perdagangan pekan yang singkat ini.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup cerah bergairah pada akhir perdagangan Senin (23/12/2024), di tengah harapan pelaku pasar akan adanya window dressing pada pekan ini.
IHSG ditutup melejit 1,61% ke posisi 7.096,44. IHSG pun makin dekati level psikologis 7.100.
Nilai transaksi indeks mencapai sekitar Rp 9,3 triliun dengan melibatkan 23,7 miliar saham yang berpindah tangan sebanyak 999.674 kali. Sebanyak 326 saham menguat, 251 saham melemah, dan 212 saham stagnan.
Secara sektoral, sektor kesehatan menjadi penopang terbesar IHSG di akhir perdagangan yakni mencapai 2,79%.
Sementara dari sisi saham, perbankan raksasa PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) menjadi penopang terbesar yakni mencapai 20,5 indeks poin.
Selain itu, adapula emiten telekomunikasi PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) yang juga menopang IHSG sebesar 9,3 indeks poin.
Pada pekan ini, perdagangan pasar keuangan RI hanya berjalan tiga hari saja. Lantaran pada tanggal 25-26 merupakan hari libur Natal dan cuti bersama.
Meskipun pasar keuangan RI hanya berjalan tiga hari saja, pasar masih berharap adanya Santa Rally pada perdagangan pekan ini, mengingat pergerakan IHSG sudah terjun cukup dalam sepanjang pekan lalu.
Pekan ini, dunia menunggu fenomena Santa Claus Rally di pasar saham, termasuk di Indonesia. Santa Claus Tally menjadi momentum menarik mendulang cuan jelang akhir tahun dan diyakini menjadi suatu pertanda yang baik untuk tahun yang akan datang.
Untuk diketahui, Santa Claus Rally merupakan sebuah reli di pasar saham AS yang terjadi pada lima perdagangan terakhir di bulan Desember hingga dua hari perdagangan pertama di bulan Januari.
Di sisi lain, rupiah berhasil menguat pada penutupan perdagangan awal pekan ini Senin (23/12/2024).
Melansir data Refinitiv, pada penutupan perdagangan Senin (23/12/2024) rupiah sumringah dengan menguat hingga 0,12% ke level Rp16,170/US$. Sepanjang hari, nilai tukar rupiah berfluktuasi hingga sentuh level Rp16.120/US$ dan terjauh di posisi Rp16,180/US$.
Rilis data uang beredar (M2) oleh Bank Indonesia turut memberikan kepercayaan kepada pelaku pasar. Data menunjukkan uang beredar pada Oktober 2024 mencapai Rp9.078,6 triliun, tumbuh 6,7% secara tahunan (yoy).
Meskipun pertumbuhannya lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 7,2%, stabilitas penyaluran kredit yang tumbuh 10,4% (yoy) mencerminkan bahwa aktivitas ekonomi domestik masih solid. Faktor ini memberikan landasan fundamental yang kuat bagi pergerakan rupiah.
S&P 500 dan Nasdaq Composite ditutup lebih tinggi didorong oleh kenaikan beberapa saham teknologi yang disebut sebagai "Magnificent Seven" dalam perdagangan yang tipis karena libur.
Saham bluechips, yang memiliki pengaruh besar terhadap pasar, akan menjadi lebih menonjol minggu ini saat banyak investor mengambil waktu libur.
Saham Meta Platforms. Nvidia, dan Tesla semuanya ditutup lebih tinggi, sementara induk Google, Alphabet, juga mencatatkan kenaikan.
Kenaikan ini mendorong Nasdaq Composite untuk mencetak kenaikan ketiga berturut-turut, sementara S&P 500 naik untuk kedua kalinya dalam tiga sesi.
Berdasarkan data awal, S&P 500 naik 42,96 poin atau 0,70%, berakhir di 5.972,23 poin, sedangkan Nasdaq Composite naik 192,29 poin atau 0,98% menjadi 19.764,89. Dow Jones Industrial Average bertambah 61,59 poin atau 0,14% menjadi 42.901,85.
Setelah reli solid sejak pemilu presiden November, pasar Wall Street menghadapi tantangan bulan ini, terutama setelah Federal Reserve AS memproyeksikan hanya dua penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin pada tahun 2025, turun dari pandangan September yang memperkirakan empat kali penurunan, dan meningkatkan proyeksi inflasi tahunannya.
Hal ini termasuk aksi jual minggu lalu, yang dipicu oleh sinyal Federal Reserve mengenai langkah pemangkasan suku bunga yang lebih lambat.
Chris Zaccarelli, Chief Investment Officer di Northlight Asset Management, mengatakan bahwa meskipun ada koreksi dalam beberapa hari terakhir karena ekspektasi suku bunga dimodifikasi oleh investor, tren besar masih tetap berlangsung, termasuk minat terhadap saham teknologi dan yang berbasis teknologi.
"Kita benar-benar melihat gambaran kecil dari apa yang telah terjadi sepanjang tahun ini, dan tren kembali meskipun dalam beberapa minggu terakhir sempat terjadi sedikit fluktuasi," kata Zaccarelli.
Selain kenaikan indeks utama, mayoritas sektor di S&P juga ditutup lebih tinggi pada hari Senin, dipimpin oleh sektor layanan komunikasi.
Pasar juga memasuki periode yang secara historis kuat untuk saham AS. Sejak tahun 1969, lima hari perdagangan terakhir di tahun tersebut, ditambah dua hari pertama tahun berikutnya, memberikan rata-rata kenaikan S&P 500 sebesar 1,3%, periode yang dikenal sebagai "Santa Claus Rally," menurut Stock Trader's Almanac.
Zaccarelli dari Northlight mengatakan kondisi saat ini mendukung terjadinya reli tersebut, karena kenaikan tahun ini kemungkinan akan membuat investor mempertahankan posisi mereka daripada menjual untuk mencatat kerugian demi kepentingan pajak.
Saham Qualcomm naik setelah juri memutuskan bahwa prosesor utama perusahaan tersebut telah dilisensikan dengan benar berdasarkan perjanjian dengan Arm Holdings yang berbasis di Inggris. Saham Arm, yang berjanji akan mencari pengadilan ulang, justru turun.
Walmart melemah setelah lembaga pengawas keuangan konsumen AS menuduh raksasa ritel itu dan perusahaan pembayaran tenaga kerja Branch Messenger memaksa lebih dari satu juta pengemudi pengiriman untuk menggunakan akun yang membebani mereka lebih dari $10 juta dalam biaya yang tidak perlu.
Saham Eli Lilly naik setelah Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) menyetujui pengobatan penurunan berat badan perusahaan tersebut, Zepbound, untuk mengatasi sleep apnea obstruktif. Sementara itu, saham produsen perangkat sleep apnea, ResMed dan Inspire Medical turun.
Saham Nordstrom melemah setelah keluarga pendiri department store tersebut dan penjual ritel asal Meksiko, El Puerto de Liverpool. sepakat untuk membawa perusahaan itu menjadi perusahaan privat.
Pada perdagangan pekan ini yang minim sentimen, pasar keuangan Indonesia akan dipengaruhi oleh sentimen yang berasal dari luar negeri.
Terutama rilis data-data ekonomi dari Amerika Serikat (AS) yang dapat memberikan sinyal terhadap kebijakan suku bunga oleh bank sentral AS The Federal Reserve atau The Fed.
Indeks Kepercayaan Konsumen AS Melemah
Kepercayaan konsumen AS secara tak terduga melemah pada bulan Desember karena euforia pasca-pemilu memudar dan kekhawatiran tentang kondisi bisnis di masa depan muncul.
The Conference Board pada hari Senin melaporkan bahwa indeks kepercayaan konsumen turun menjadi 104,7 bulan ini dari 112,8 di bulan November, yang telah direvisi naik. Para ekonom yang disurvei oleh Reuters sebelumnya memperkirakan indeks akan naik menjadi 113,3 dari laporan sebelumnya yang menyebutkan angka 111,7.
"Pandangan konsumen terhadap kondisi pasar tenaga kerja saat ini terus membaik, sejalan dengan data pekerjaan dan pengangguran terbaru, tetapi penilaian mereka terhadap kondisi bisnis melemah," kata Dana Peterson, kepala ekonom di Conference Board.
Foto: Refinitiv IKK AS
Pandangan Konsumen Terhadap Pasar Tenaga Kerja
Konsumen mulai menyadari dampak negatif potensial dari tarif terhadap ekonomi. Survei dari The Conference Board pada Senin menunjukkan 46% konsumen memperkirakan tarif akan meningkatkan biaya hidup.
Hal ini berkontribusi pada penurunan indeks kepercayaan konsumen sebesar 8,1 poin menjadi 104,7 pada Desember, menghapus semua kenaikan setelah kemenangan Trump pada 5 November.
Namun, konsumen tetap optimis terhadap pasar tenaga kerja, penggerak utama ekonomi melalui belanja konsumen.
Indikator pasar tenaga kerja dalam survei tersebut, yang didasarkan pada pandangan responden tentang apakah pekerjaan melimpah atau sulit didapat, meningkat ke level tertinggi tujuh bulan sebesar 22,2 dari 18,4 di bulan November. Indikator ini berkorelasi dengan tingkat pengangguran dalam laporan ketenagakerjaan bulanan Departemen Tenaga Kerja. Tingkat pengangguran saat ini berada di angka 4,2%.
"Karenanya, pembacaan terkini, bersama dengan stabilitas klaim pengangguran yang lebih besar, menunjukkan tingkat pengangguran tidak akan meningkat lebih lanjut di bulan Desember, dan bahkan dapat menurun dari pembacaan 4,2% di bulan November," kata Abiel Reinhart, ekonom di JPMorgan.
Saham di Wall Street bervariasi. Dolar menguat terhadap sekeranjang mata uang. Imbal hasil Treasury AS naik.
Pesanan Baru untuk Barang Modal Utama Buatan AS Melonjak
Pesanan baru untuk barang modal utama buatan AS melonjak pada November karena permintaan yang kuat untuk mesin, sementara penjualan rumah baru pulih setelah sebelumnya tertekan oleh badai. Hal ini memberikan lebih banyak tanda bahwa ekonomi berada dalam pijakan yang kokoh menjelang akhir tahun.
Pesanan untuk mesin melonjak 1,0%. Pesanan peralatan listrik, peralatan rumah tangga, dan komponen naik 0,4%. Ada juga peningkatan pesanan untuk logam utama.
Namun, pesanan untuk komputer dan produk elektronik turun, begitu pula untuk produk logam fabrikasi.
Pesanan untuk peralatan transportasi turun 2,9%, didorong oleh penurunan 7,0% pada pesanan pesawat komersial. Boeing melaporkan telah menerima 49 pesanan pesawat, turun dari 63 pada Oktober.
Pengiriman pesawat komersial turun lebih lanjut, kemungkinan dipengaruhi oleh pemogokan tujuh minggu di pabrik Boeing di Pantai Barat, yang menghentikan produksi 737 MAX andalannya serta pesawat berbadan lebar 767 dan 777. Boeing juga menghadapi masalah keamanan.
Pesawat menyumbang peningkatan yang kuat dalam pengeluaran bisnis untuk peralatan di kuartal ketiga.
Meskipun para ekonom memperkirakan penurunan pesanan pesawat akan membebani pengeluaran bisnis untuk peralatan di kuartal keempat, dampaknya diperkirakan terbatas oleh kenaikan pesanan barang modal inti yang kuat.
Pesanan barang tahan lama, barang yang dirancang bertahan tiga tahun atau lebih seperti pemanggang roti hingga pesawat, turun 1,1% setelah meningkat 0,8% pada Oktober. Penurunan ini sebagian besar mencerminkan lemahnya pesanan pesawat komersial.
"Mereka hanya akan tetap tidak berubah dari kuartal ke kuartal di kuartal keempat, jika tetap pada level November di bulan Desember," kata Samuel Tombs, kepala ekonom AS di Pantheon Macroeconomics.
Namun, kekhawatiran terhadap rencana pemerintahan baru Presiden terpilih Donald Trump untuk memberlakukan atau secara besar-besaran menaikkan tarif impor dapat memperlambat momentum ekonomi tahun depan. Data lainnya pada hari Senin menunjukkan kepercayaan konsumen merosot di bulan Desember. Meski begitu, konsumen tetap optimis terhadap prospek pasar tenaga kerja.
Laporan tersebut mengikuti data belanja konsumen yang kuat minggu lalu, menyoroti ketahanan ekonomi yang mendorong The Fed pada minggu lalu untuk memproyeksikan lebih sedikit pemotongan suku bunga pada 2025.
"Kekuatan ini konsisten dengan pandangan kami bahwa pertumbuhan pengeluaran untuk peralatan bisnis akan meningkat perlahan tahun depan," kata Michael Pearce, wakil kepala ekonom AS di Oxford Economics.
"Pembangunan AI yang terus berlangsung dan dampak dari lonjakan pembangunan pabrik baru selama beberapa tahun terakhir akan terus memberikan dorongan."
The Atlanta Fed memperkirakan produk domestik bruto meningkat pada tingkat 3,1% di kuartal keempat. Ekonomi tumbuh pada laju 3,1% di kuartal ketiga.
Berikut sejumlah agenda ekonomi dalam dan luar negeri pada hari ini:
• Suku Bunga Bank Sentral Australia (pukul 7.30 WIB)