Newsletter

Pekan Pembuktian: Adu Kuat Belanja Warga AS, RI Hingga China

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
09 December 2024 06:26
Ilustrasi bendera China. (VCG via Getty Images/VCG)
Foto: Ilustrasi bendera China. (VCG via Getty Images/VCG)

Sejumlah sentimen dari dalam dan luar negeri akan mempengaruhi pasar keuangan domestik pada hari ini hingga beberapa hari ke depan pada pekan ini, mulai dari rilis data inflasi China hingga inflasi Amerika Serikat (AS).
Hari ini, Senin (9/12/2024), Bank Indonesia juga akan merilis data Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) untuk November. Data inflasi AS, China, dan IKK Indonesia sama-sama akan mencerminkan kekuatan konsumsi di masing-masing negara.

Pada hari ini, China akan merilis data Indeks Harga Konsumen (IHK). Konsensus memperkirakan bahwa China akan mengalami inflasi secara tahunan sebesar 0,5% secara tahunan (year-on-year/yoy).

Jika hal tersebut benar terjadi, maka sentimen positif akan terjadi dan memberikan angin segar juga kepada Indonesia karena artinya roda perekonomian China mulai pulih dan Indonesia akan terdampak positif mengingat China merupakan mitra dagang utama Indonesia.

Pada hari ini, Bank Indonesia (BI) akan merilis data Indeks Kepercayaan Konsumen (IKK) November 2024. Indeks ini akan merepresentasikan optimisme konsumsi masyarakat di Indonesia. Apabila hasilnya meningkat, maka daya beli dan kepercayaan konsumsi masyarakat dinilai positif namun apabila kembali menurun, maka yang terjadi adalah sebaliknya.

Kemudian esok harinya yakni Selasa mendatang, BI kembali akan merilis data penjualan ritel untuk periode Oktober 2024.

Sebelumnya, penjualan ritel di Indonesia tumbuh sebesar 4,8% secara tahunan (yoy) pada September 2024, melambat dibandingkan dengan kenaikan 5,8% pada bulan sebelumnya.

Ini menandai bulan kelima berturut-turut adanya peningkatan dalam omset ritel, dengan penjualan terutama meningkat untuk makanan (6,9% vs 8,0% pada Agustus), bahan bakar (8,1% vs 4,3%), pakaian (0,5% vs 2,7%), dan suku cadang & aksesori otomotif (3,5% vs 1,4%).

Sementara itu, penjualan mengalami penurunan dengan laju yang lebih cepat untuk barang-barang budaya & rekreasi (-3,1% vs -0,2%), informasi & komunikasi (-12,1% vs -9,8%), dan peralatan rumah tangga (-7,0% vs -5,7%).

Untuk bulan Oktober, diperkirakan penjualan ritel akan naik 1,0%. Secara bulanan, penjualan ritel turun 2,5% pada September, berbalik dari kenaikan 1,7% pada Agustus.

Selanjutnya pada Rabu (11/12/2024), AS akan merilis data IHK dan IHK inti baik secara bulanan maupun tahunan.

Hingga saat ini, IHK secara tahunan diperkirakan akan mengalami peningkatan dari 2,6% yoy pada Oktober menjadi 2,7% yoy pada November 2024.

Jika hal ini benar terjadi, maka probabilitas bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) dalam menurunkan suku bunganya di bulan ini akan semakin kecil mengingat angka inflasi yang terus meningkat.

Kemudian pada Kamis (12/12/2024), Departemen Tenaga Kerja AS akan merilis angka klaim pengangguran (awal dan lanjutan).

Sampai saat ini, konsensus memperkirakan angka klaim pengangguran awal tidak akan jauh berbeda dibandingkan periode sebelumnya.

Untuk diketahui, klaim pengangguran awal di AS naik menjadi 224.000 untuk minggu yang berakhir pada 30 November, dari 213.000 pada minggu sebelumnya, melebihi ekspektasi pasar yang sebesar 215.000 dan mencatatkan angka tertinggi dalam enam minggu.

Meskipun ada kenaikan ini, hasil tersebut masih mendukung pandangan bahwa pasar tenaga kerja AS tetap berada pada level yang kuat secara historis meskipun ada siklus pengetatan agresif oleh Federal Reserve dalam beberapa kuartal terakhir, memberikan ruang bagi bank sentral untuk memperlambat laju pelonggaran moneter jika inflasi tetap tinggi.

(chd/chd)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular