
Kabinet Prabowo Hampir Terbentuk, Pasar Puas atau Kecewa?

Presiden Terpilih Prabowo Subianto memanggil sejumlah tokoh ke kediamannya di Kertanegara, Jakarta Selatan, hari ini, Senin (14/10/2024). Satu sosok yang paling disorot adalah Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati yang diminta untuk kembali menjadi Menteri Keuangan.
"Beliau minta saya untuk jadi Menkeu kembali," tegas Sri Mulyani.
Sri Mulyani mengatakan dirinya dan Prabowo sudah beberapa kali bertemu untuk membahas Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), serta mendengar program prioritas presiden dan wakil presiden terpilih.
"Jadi selalu konsultasi, lalu berbagai langkah untuk memperkuat Kementerian Keuangan dan keuangan negara dengan program-program beliau," ujarnya.
Sri Mulyani mengatakan Prabowo sangat memperhatikan kondisi APBN dan dampaknya kepada masyarakat. Prabowo memberi arahan untuk mengoptimalkan pajak dan belanja negara.
Dalam perbincangannya bersama Prabowo, Sri Mulyani mengatakan diminta untuk membantu penganggaran kementerian-kementerian yang akan berubah nomenklaturnya, karena akan ada beberapa kementerian baru dalam kabinet Prabowo nanti.
Sri Mulyani juga mengatakan tidak ada pembicaraan soal pemisahan Kementerian Keuangan. Sebelumnya, beredar wacana pemisahan Ditjen Pajak serta Bea Cukai dari Kementerian Keuangan menjadi Badan Penerimaan Negara (BPN).
Total, ada 49 orang yang menghadap Prabowo hari ini, mulai siang hingga malam hari. Beberapa diantaranya adalah wajah-wajah lama yang merupakan menteri di kabinet Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin. Ada juga tokoh dan politisi partai.
Usai menerima para calon menterinya, Prabowo pun memberikan pernyataan kepada awak media yang mengunggu di luar kediamannya.
Dia mengatakan semua calon menteri dan kepala lembaga yang dipanggil menyatakan setuju membantu kabinetnya. Pemanggilan hari ini, jelasnya, merupakan ujung dari proses yang panjang. Sebelum mengundang, Prabowo dan tim telah melakukan pemantauan dan diskusi.
"Alhamdulillah semuanya menyatakan sanggup," kata Prabowo di depan kediamannya di Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, Senin, (14/10/2024).
"Sebenarnya mereka sudah menyatakan bersedia membantu saya," ujar dia.
Berikut adalah daftar tokoh calon menteri yang dipanggil Prabowo Subianto hari ini, Senin (14/10/2024):
1. Ketua DPP Partai Gerindra, Prasetyo Hadi
2. Wakil Ketua Umum Gerindra, Sugiono
3. Istri mantan Direktur Utama Indika Energy Wishnu Wardhana, Widiyanti Putri Wardhana
4. Pegiat HAM, Natalius Pigai
5. Wakil Ketua Umum PAN, Yandri Susanto
6. Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon
7. Politikus Golkar, Nusron Wahid
8. Sekjen PBNU, Saifullah Yusuf
9. Politikus Partai Gerindra, Maruarar Sirait
10. Politikus PKB, Abdul Kadir Karding
11. Wakil Ketua Umum Golkar, Wihaji
12. Sekjen Partai Demokrat, Teuku Riefky Harsya
13. Ketua Umum Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono
14. Sekretaris Pusat Muslimat NU, Arifatul Choiri Fauzi
15. Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian
16. Ketua Umum PAN, Zulkifli Hasan
17. Akademisi Satryo Soemantri Brodjonegoro
18.Akademisi, Yassierli 19. Pakar Hukum Tata Negara, Yusril Ihza Mahendra
20. Ketua Umum Partai Golkar, Bahlil Lahadalia
21. Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Abdul Mu'ti
22. Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar
23. Wakapolri Komjen Agus Andrianto
24. Wamen Agraria Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional, Raja Juli Antoni
25. Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang
26. Menteri Sekretaris Negara, Pratikno
27. Penjabat Gubenur Papua Tengah, Ribka Haluk
28. Politikus Demokrat, Iftitah Sulaeman
29. Politikus Golkar, Maman Abdurrahman
30. Akademisi Prof Rachmat Pambudy
31. Sekjen Menteri Perdagangan, Budi Santoso
32. Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono
33. Sekjen Kementerian PUPR, Raden Dodi Priyono
34. Dirjen Planologi KLHK, Hanif Faisol Nurofiq
35. Ketua DPD RI, Sultan Bachtiar Najamudin
36. Imam Besar Masjid Istiqlal Nazarudin Umar
37. Menteri Pertanian,Andi Amran Sulaiman
38. Menteri BUMN, Erick Thohir
39. Menpora, Dito Ariotedjo
40. Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin
41. Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto
42. Menteri Keuangan, Sri Mulyani
43. Mantan Istri Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, Veronica TAN
44. Dewan Komisaris PLN, Dudy Purwagandhi
45. Menteri Hukum dan HAM, Supratman Andi Agtas
46. Plt. Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kemhan Donny Ermawan Taufanto
47. Menteri Investasi/BKPM, Rosan Roeslani
48. Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) M Herindra
49. Meutya Hafid - politisi Golkar
Hari Ini Ada Kado Manis untuk Jokowi
Neraca perdagangan diproyeksi masih berada di zona surplus periode September 2024. Surplus kali ini diperkirakan akan lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya di tengah harga komoditas yang meningkat.
Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia dari 11 lembaga memperkirakan surplus neraca perdagangan pada September 2024 akan mencapai US$2,9 miliar.
Surplus tersebut naik dibandingkan Agustus 2024 yang mencapai US$2,89 miliar. Jika neraca perdagangan kembali mencetak surplus maka Indonesia sudah membukukan surplus selama 53 bulan beruntun sejak Mei 2020.
Konsensus juga menunjukkan bahwa ekspor masih akan tumbuh 8,78% (year on year/yoy) sementara impor juga naik 13,87% yoy pada September 2024.
Ekonom Bank Danamon, Hosianna Situmorang menyampaikan bahwa harga Crude Palm Oil (CPO) dan batu bara yang naik membuat nilai ekspor Indonesia masih akan tetap tinggi.
"Seiring harga CPO yang tetap kuat, kita perkirakan nilai ekspor masih akan tinggi, plus harga batu bara juga sudah naik," ujar Hosianna.
Untuk diketahui, CPO mengalami apresiasi 0,45% sepanjang September 2024 dari sebelumnya MYR 3.977/ton menjadi MYR 3.995/ton pada akhir September 2024.
Lebih lanjut, Kementerian Perdagangan menunjukkan Harga Referensi (HR) komoditas CPO untuk penetapan bea keluar (BK) dan tarif Badan Layanan Umum Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (tarif BLU BPDP-KS), atau dikenal sebagai Pungutan Ekspor (PE), periode 1-30 September 2024 adalah sebesar US$839,53/MT. Nilai ini meningkat sebesar US$19,42 atau 2,32% dari periode Agustus 2024 yang tercatat sebesar US$820,11/MT.
Neraca perdagangan September akan menjadi catatan khusus karena bulan tersebut menjadi periode terakhir Presiden Joko Widodo (Jokowi). Surplus September juga akan menjadi hadiah buat Jokowi yang mampu mencatatkan surplus selama 52 bulan beruntun sebelumnya. Catatan ini hanya bisa dilampaui oleh Soeharto.
(ras/ras)