Newsletter

Dana Asing Mulai Kabur: Badai di Bursa Saham RI Bisa Makin Kencang

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
26 September 2024 06:00
Ketua Dewan Federal Reserve Jerome Powell berbicara saat konferensi pers di Federal Reserve di Washington, Rabu, 12 Juni 2024.
Foto: Ketua Dewan Federal Reserve Jerome Powell berbicara saat konferensi pers di Federal Reserve di Washington, Rabu, 12 Juni 2024. (AP/Susan Walsh)

Pada hari ini, pelaku pasar perlu mencermati beberapa sentimen, baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri, terutama terkait dengan memanasnya kembali ketegangan di Timur Tengah yang membuat harga komoditas kembali menguat.
Beragamnya Wall Street menjadi pengingat jika sentimen pasar hari ini bisa berbeda arah dan berubah dengan cepat.

Berikut sentimen pasar yang perlu dicermati oleh pelaku pasar pada hari ini.

Asing Mulai Melepas Saham-Saham RI

Setelah hampir sebulan asing memburu saham-saham RI, pada perdagangan kemarin tampaknya asing mulai melepasnya, di mana berdasarkan data pasar, net sell asing mencapai Rp 1,86 triliun di seluruh pasar dengan rincian sebesar Rp 1,99 triliun di pasar reguler, tetapi di pasar tunai dan negosiasi asing masih mencatatkan net buy sebesar Rp 136,52 miliar.

Asing tercatat melepas beberapa saham dengan kapitalisasi pasar besar, terutama perbankan raksasa. Kemarin, asing tercatat melepas saham PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI) hingga mencapai Rp 1,6 triliun, disusul saham PT Bank Mandiri (BMRI) sebesar Rp 556,8 miliar.

Alhasil, kedua saham pun ambles dan membebani IHSG. BBRI ditutup ambruk 3,62% ke posisi Rp 5.325/unit dan membebani IHSG sebesar 28,75 indeks poin. Begitu juga BMRI yang ambles 3,03% menjadi Rp 7.200/unit dan menekan IHSG sebesar 19,98 indeks poin.

 

IHSG Rawan Koreksi karena Profit Taking

Berdasarkan chart analisis, IHSG masih berada di jalur uptrend, akan tetapi setelah menyentuh level tertingginya pada Kamis pekan lalu (19/9/2024) di level 7.905,39, IHSG mengalami koreksi dan penurunan hingga berlanjut pada perdagangan kemarin, meski pada penutupan IHSG berhasil memangkas koreksinya, dari sebelumnya sempat ambruk lebih dari 1%.

Secara Minor Trend Chart, IHSG perlu melakukan aksi konsolidasi atau beristirahat sejenak agar mampu kembali menuju uptrend-nya kembali.

Nafan Aji Gusta, Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas, kepada CNBC Indonesia mengatakan penguatan IHSG pada Senin dan Selasa pekan ini tidak terlalu meyakinkan untuk menggerakkan IHSG menguat kemarin dan pada akhirnya IHSG pun merana.

"Pasar terlalu mengalami euforia karena stimulus sepertinya untuk China saja. Hanya bursa China yang menguat," tutur Nafan, kepada CNBC Indonesia.

Kemudian secara fundamental, IHSG terjadi aksi profit taking terlepas dari kebijakan bank sentral China untuk menggelontorkan stimulus tingkat suku bunga acuan dengan menggelontorkan stimulus.

 

Investor Asing Lari ke China?

Pemerintah China melalui bank sentral (PBoC) mengagetkan dunia dengan rencananya meluncurkan stimulus moneter dan dukungan bagi pasar properti secara besar-besaran. Ini langkah baru pemerintah China untuk menghidupkan kembali ekonomi yang masih tertekan deflasi.

Gubernur PBoC, Pan Gongsheng bersama pejabat regulator keuangan lainnya mengatakan, bank sentral akan memangkas jumlah uang tunai yang harus dimiliki bank sebagai cadangan. Rasio persyaratan cadangan alias giro wajib minimum dipangkas 50 bps.

PBoC juga akan memangkas suku bunga repo tujuh hari sebesar 0,2 poin persentase menjadi sebesar 1,5%. Suku bunga deposito dan suku bunga lainnya juga akan turun.

Langkah ini yang dapat memberikan sedikit keringanan bagi rumah tangga tetapi menimbulkan kekhawatiran terkait profitabilitas bank. Pan tidak menyebutkan kapan langkah-langkah tersebut akan mulai berlaku.

Sebelumnya, perekonomian China tumbuh jauh lebih lambat dari yang diharapkan pada kuartal kedua 2024. Pertumbuhan ekonomi China terbebani krisis properti yang berkepanjangan dan kekhawatiran konsumen tentang keamanan kerja.

Nafan menilai pasar saham China kini bisa menjadi menarik dengan adanya stimulus sehingga investor asing dapat berpindah ke bursa saham China.

Stimulus yang dilakukan pemerintah China untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan laju aktivitas bisnis, termasuk properti, elektronik dan otomotif.

Dengan suku bunga rendah di China, maka sektor elektronik dan otomotif akan menjadi daya tarik bagi investor. Sektor properti yang berkontribusi 25% lebih ke ekonomi China juga diharapkan bangkit setelah hancur karena skandal.

 

Data Klaim Pengangguran AS

Pada malam hari ini, AS akan merilis data klaim pengangguran awal. Tercatat pada periode sebelumnya, klaim pengangguran berkelanjutan di AS menurun menjadi 1.829 ribu untuk minggu yang berakhir pada 7 September 2024, turun dari 1.843 ribu yang direvisi pada minggu sebelumnya.

Angka ini di bawah ekspektasi pasar sebesar 1.850 ribu dan menandai level terendah dalam lebih dari setahun.

Masih di hari yang sama, AS juga akan merilis data klaim pengangguran awal. Tercatat pada periode sebelumnya, jumlah warga yang mengklaim tunjangan pengangguran di AS turun 12.000 dari minggu sebelumnya menjadi 219.000 pada periode yang berakhir 14 September, jauh di bawah ekspektasi pasar sebesar 230.000, dan mencapai titik terendah baru dalam 4 bulan.

Meskipun terjadi penurunan ini, jumlah klaim tetap di atas rata-rata yang terlihat awal tahun ini, karena pasar tenaga kerja AS telah melemah sejak puncaknya pascapandemi, meskipun secara historis tetap ketat.

 

Data Final Pertumbuhan Ekonomi AS Pada Kuartal II-2024

Pada malam hari ini, AS juga akan merilis data final dari pertumbuhan ekonomi atau produk domestik bruto (PDB) pada kuartal II-2024.

Konsensus pasar memperkirakan PDB final AS pada kuartal II-2024 meningkat dari sebelumnya pada perkiraan kedua sebesar 1,4%, menjadi 3%.

Semua bukti yang tersedia menunjukkan bahwa para pembuat kebijakan mungkin telah berhasil mengendalikan inflasi tanpa menyebabkan resesi.

Dalam jangka pendek, laju pemotongan suku bunga yang lebih cepat oleh The Fed akan memungkinkan rumah tangga untuk menanggung lebih banyak utang dan mendukung pertumbuhan berkelanjutan dalam belanja konsumen.

Ditambah dengan konsumsi pemerintah yang meningkat, diprediksi ekonomi AS akan tumbuh sebesar 2,7% tahun ini.

 Pidato Powell dan Beberapa Pejabat The Fed

Pidato beberapa pejabat The Fed masih akan berlanjut hingga hari ini. Adapun pada hari ini, beberapa pejabat The Fed yang akan memberikan pidatonya yakni The Fed Boston Susan M. Collins, Gubernur The Fed Adriana D. Kugler, Presiden The Fed New York John C. Williams, dan Wakil Gubernur The Fed Michael S. Barr.

Bahkan, Ketua The Fed Jerome Powell pada hari ini juga akan berpidato dan memberikan isyarat lebih lanjut tentang suku bunga kedepannya. Pasar tampaknya akan mengantisipasi pidato Powell dan beberapa pejabat The Fed pada hari ini.

(chd/chd)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular