
Dana Asing Mulai Kabur: Badai di Bursa Saham RI Bisa Makin Kencang

Beralih ke Amerika Serikat (AS), bursa saham Wall Street ditutup bervariasi dengan mayoritas melemah pada perdagangan Rabu kemarin atau Kamis dini hari waktu Indonesia karena investor menunggu indikator ekonomi dan sinyal tentang pemotongan suku bunga yang akan datang.
Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) terpantau merosot 0,7% ke posisi 41.914,75 dan S&P 500 melemah 0,19% ke 5.722,26. Sedangkan Nasdaq Composite melanjutkan penguatan yakni naik tipis 0,04% menjadi 18.082,21.
Dow Jones dan S&P 500 pun berbalik arah ke zona merah setelah dua hari beruntun mencetak rekor tertinggi baru (all time high/ATH).
Bergairahnya tiga indeks utama Wall Street pada perdagangan Senin dan Selasa lalu memperkuat harapan untuk soft landing setelah bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) memangkas suku bunga acuan pada pekan lalu.
Namun, laporan sentimen konsumen AS yang lemah pada Selasa lalu menimbulkan kekhawatiran tentang kesehatan pasar tenaga kerja.
Bahkan, imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS (US Treasury) cenderung naik karena kekhawatiran bahwa kondisi keuangan yang lebih longgar dapat memicu kembali inflasi.
Yield Treasury AS tenor 10 tahun yang merupakan obligasi acuan AS naik 5,3 basis poin (bps) menjadi 3,789%.
Adapun berdasarkan perangkat CME FedWatch, peluang pemangkasan suku bunga sebesar 50 bps oleh The Fed pada pertemuan November mendatang telah meningkat menjadi 57,4%.
"Apa yang terjadi pada komoditas dan bahan baku, dan lain-lain., merupakan reaksi terhadap... 'hei, bagaimana jika Tiongkok dapat tumbuh lagi?' Dan hal itu berdampak pada bidang lain, (dan) membantu perekonomian lain," kata Tom Martin, manajer portofolio senior di Globalt di Atlanta, dikutip dari Reuters.
Namun, langkah The Fed yang memangkas suku bunga acuannya berpotensi mematahkan histori Wall Street yang biasanya merana pada September, karena adanya fenomena September Effect dan cenderung dihindari oleh pelaku pasar.
Namun pada tahun ini, tampaknya fenomena tahunan tersebut cenderung tidak sebesar seperti tahun-tahun sebelumnya.
Kini setelah The Fed mulai menurunkan suku bunga, ekonomi menjadi fokus yang lebih besar bagi para pasar.
Terkait data, penjualan rumah baru AS turun 4,7% pada Agustus lalu menjadi 716.000, turun dari angka revisi Juli lalu sebesar 751.000. Para investor juga akan mencermati klaim pengangguran mingguan yang akan dirilis Kamis hari ini.
(chd/chd)