Newsletter

Stimulus Jumbo China Guncang Dunia, Bakal Ngaruh ke IHSG & Rupiah?

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
25 September 2024 06:00
New York Stock Exchange (NYSE)
Foto: Infografis/ Terungkap, Rahasia Orang China Sukses Bisnis & Kuasai Dunia/ Ilham Restu

Beralih ke Amerika Serikat (AS), bursa saham Wall Street kembali ditutup bergairah pada perdagangan Selasa kemarin, mengabaikan data indeks keyakinan konsumen yang lemah, karena saham pertambangan melonjak menyusul pengumuman China tentang paket stimulus besar-besaran.

Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup menguat 0,2% ke posisi 42.208,218, S&P 500 terapresiasi 0,25% ke 5.732,93, dan Nasdaq Composite bertambah 0,56% menjadi 18.074,52.

Dow Jones dan S&P 500 lagi-lagi mencetak rekor tertinggi barunya kemarin, sedangkan Nasdaq berhasil kembali ke level psikologis 18.000, level sejak Juli lalu.

Indeks awalnya memangkas keuntungan setelah laporan dari Conference Board (CB) mengungkapkan penurunan tak terduga dalam indeks keyakinan konsumen AS pada September 2024, didorong oleh meningkatnya kekhawatiran tentang kesehatan pasar tenaga kerja.

Menurut data yang dirilis kemarin oleh The Conference Board, indeks sentimen konsumen turun sebesar 6,9 poin menjadi 98,7, yang merupakan penurunan terbesar sejak Agustus 2021. Angka ini juga berada di bawah ekspektasi pasar yang berada di angka 103,8.

Ekspektasi konsumen untuk kondisi enam bulan ke depan turun menjadi 81,7, sementara penilaian terhadap kondisi saat ini turun menjadi 124,3.

Indeks Keyakinan Konsumen menggunakan angka 100 sebagai ambang batas. Jika di bawah 100, maka artinya konsumen masih pesimistis memandang prospek perekonomian saat ini hingga 6 bulan mendatang sehingga mereka memilih menahan rencananya untuk berbelanja.

Penurunan ini dipengaruhi oleh melemahnya pasar tenaga kerja dan tingginya biaya hidup, yang terus menekan keyakinan konsumen. Hal ini membuat indeks tetap jauh di bawah level sebelum pandemi.

Laporan ini menggarisbawahi kekhawatiran pasar tenaga kerja yang turut memengaruhi keputusan bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) untuk menurunkan suku bunga sebesar 50 basis poin (bps) pada pekan lalu.

"Penurunan dalam komponen utama indeks ini mungkin mencerminkan kekhawatiran konsumen tentang pasar tenaga kerja, khususnya terkait jam kerja yang berkurang, kenaikan gaji yang melambat, serta lebih sedikitnya lowongan pekerjaan-meskipun pasar tenaga kerja secara keseluruhan masih cukup sehat dengan tingkat pengangguran yang rendah dan upah yang tinggi," kata Dana Peterson, kepala ekonom di The Conference Board.

Namun, pasar masih berharap bahwa pemangkasan suku bunga pada pertemuan berikutnya akan mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan laba perusahaan.

"Banyak hal yang berubah di balik permukaan. ... Anda telah melihat tongkat estafet berpindah dari saham-saham berkapitalisasi besar ini ke pasar yang lebih luas," kata Paul Hickey, salah satu pendiri Bespoke Investment Group, dikutip dari CNBC International.

Di lain sisi, harga logam terdongkrak dan turut menopang saham logam di AS, setelah China meluncurkan paket stimulus ekonomi terbesarnya sejak pandemi Covid-19 guna menarik ekonomi keluar dari keterpurukan deflasi.

Bank sentral China (People's Bank of China/PBoC) akan meluncurkan stimulus moneter dan dukungan bagi pasar properti. Ini langkah baru pemerintah China untuk menghidupkan kembali ekonomi yang masih tertekan deflasi.

Gubernur PBoC, Pan Gongsheng bersama pejabat regulator keuangan lainnya mengatakan, bank sentral akan memangkas jumlah uang tunai yang harus dimiliki bank sebagai cadangan. Rasio persyaratan cadangan alias giro wajib minimum dipangkas 50 bps.

PBOC juga akan memangkas suku bunga repo tujuh hari sebesar 0,2 poin persentase menjadi sebesar 1,5%. Suku bunga deposito dan suku bunga lainnya juga akan turun.

"Suku bunga hipotek juga akan dikurangi rata-rata sebesar 0,5 poin persentase," kata Pan, dikutip Reuters, Selasa (24/9/2024).

Langkah ini yang dapat memberikan sedikit keringanan bagi rumahtangga tetapi menimbulkan kekhawatiran terkait profitabilitas bank. Pan tidak menyebutkan kapan langkah-langkah tersebut akan mulai berlaku.

(chd/chd)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular