Pergerakan pasar keuangan RI kemarin bergerak volatil tetapi mampu berakhir hijau. IHSG ditutup menguat, begitupula dengan rupiah.
Wall Street juga kompak menghijau seiring pelaku pasar menantikan hasil hitung cepat Pilpres AS.
Pasar keuangan RI potensi tersengat sentimen menanti hasil pemilu AS ditambah masih terkena efek perlambatan pertumbuhan ekonomi nasional.
Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar keuangan RI kemarin Selasa (5/11/2024) bergerak sangat volatile. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat anjlok tetapi mampu menguat di akhir sesi, begitu juga dengan pergerakan rupiah.
Sentimen selengkapnya terkait proyeksi pergerakan pasar keuangan hari ini, Rabu (6/11/2024), silahkan bisa dibaca pada halaman tiga artikel ini.
Membahas pasar saham RI, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan kemarin, Selasa (5/11/2026) ditutup menguat 0,17% ke posisi 7.491,93. IHSG mulai mendekati level psikologis 7.500 dan saat ini berada di level 7.490-an.
Secara intraday, pergerakan IHSG kemarin terbilang sangat volatile lantaran pada pembukaan menghijau tetapi sempat terkoreksi ke posisi terendah di 7451,54 sebelum ditarik menguat pada akhir sesi.
Nilai transaksi indeks mencapai sekitar Rp 11 triliun dengan melibatkan 20 miliar saham yang berpindah tangan sebanyak 1,3 juta kali. Sebanyak 252 saham menguat, 327 saham melemah, dan 211 saham stagnan.
Secara sektoral, sektor energi menjadi penopang terbesar IHSG di akhir perdagangan yakni mencapai 0,82%.
Sementara dari sisi saham, tiga emiten perbankan raksasa menjadi penopang IHSG di akhir perdagangan yakni saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) yang mencapai 15,7 indeks poin, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) sebesar 11,6 indeks poin, dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) sebesar 4,5 indeks poin.
Seiring dengan penguatan IHSG, pergerakan rupiah dalam melawan dolar AS juga turut terapresiasi.
Melansir data Refinitiv, rupiah berhasil ditutup menguat sebesar 0,13% ke level Rp15.730/US$ pada akhir perdagangan Selasa (05/11/2024). Sepanjang hari, nilai tukar rupiah berfluktuasi di rentang Rp15.720 hingga Rp15.790 per dolar AS.
Berbalik menguatnya IHSG dan rupiah terjadi meski perekonomian Indonesia pada kuartal III-2024 cenderung lesu.
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan produk domestik bruto (PDB) RI pada kuartal III-2024 hanya tumbuh 4,95% secara tahunan (year-on-year/yoy). Catatan ini merupakan capaian pertumbuhan terendah dalam satu tahun terakhir.
Hal ini menjadi pertumbuhan ekonomi terendah yang terjadi dalam satu tahun terakhir, yakni pada kuartal III-2023 yang sebesar 4,94%. Sedangkan kuartal IV-2023 mampu sebesar 5,04%, kuartal I-2024 sebesar 5,11%, dan kuartal II-2024 sebesar 5,05%.
Sementara itu, imbal hasil Surat Berharga Negara (SBN) tenor 10 tahun sedikit melandai ke 6,74% pada perdagangan kemarin, dari 6,76% pada hari sebelumnya, Imbal hasil yang melandai menunjukkan harga SBN yang tengah naik karena diburu investor.
Halaman 2 >>
Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street pada perdagangan Selasa malam sampai Rabu dini hari (5-6 November 2024) ditutup kompak menguat di tengah pekan yang fluktuatif menanti hasil pemungutan suara pemilihan presiden AS.
Indeks Dow Jones menguat 427,28 poin atau 1,02% ke 42.221,88. Indeks Nasdaq melonjak 1,43% atau 259,19 poin ke 18.439,17 dan indeks S&P 500 melesat 1,23% atau 70,07 poin ke 5.782,76.
"Sudah banyak tindakan untuk mengantisipasi ketidakpastian yang mungkin terjadi, serta potensi drama dari Washington. Kita sudah melihatnya. Dan sekarang, saat kita berada di Hari Pemilu, kami agak optimis bahwa mungkin sebagian dari itu bisa mereda," kata Ryan Detrick, kepala strategi pasar di Carson Group, dikutip dari CNBC International.
Pasar ekuitas nampaknya menghindari volatilitas pada hari Senin di tengah ekspektasi soft landing bagi perekonomian, didukung oleh laba perusahaan, suku bunga yang lebih rendah, dan pasar tenaga kerja yang tangguh.
Semua 11 sektor S&P 500 naik, dengan sektor industri, sektor konsumen diskresioner dan teknologi, masing-masing naik lebih dari 1 %.
Pelaku pasar sejauh ini masih terus mencermati pemilihan umum Kongres untuk menentukan keseimbangan kekuasaan di Washington. Banyak analis memperkirakan pemerintahan akan terpecah, yang akan membatasi kemampuan Presiden untuk memberlakukan perubahan kebijakan yang signifikan.
Hasil pemilu diperkirakan bisa memakan waktu berhari-hari untuk diselesaikan karena jajak pendapat terbaru menunjukkan persaingan antara Donald Trump dari Partai Republik dan Kamala Harris dari Partai Demokrat, yang telah menggerakkan pasar dalam beberapa bulan terakhir, terlalu ketat untuk diprediksi.
Peluang mantan presiden itu membaik pada hari Selasa di pasar taruhan yang dianggap banyak investor sebagai indikator pemilu.
Melansir Reuters, Rob Haworth, ahli strategi investasi senior di US Bank Wealth Management di Seattle mengatakan "Pasar terus mencoba dan memperkirakan hasil pemilu ini,"
Haworth melanjutkan "Ini sangat ketat dan bahkan jika kita melihat kisaran harga yang kita miliki, kita berada dalam kisaran harga yang ketat, jadi yang benar-benar menggerakkan kita adalah posisi marjinal untuk satu hasil atau yang lain."
Di sisi lain, ada rilis Indeks PMI non-manufaktur dari Institute for Supply Management (ISM) terkait aktivitas sektor jasa AS menunjukkan kenaikan mengejutkan pada Oktober ke level tertinggi dalam lebih dari dua tahun, diikuti ketenagakerjaan menguat, menurut
ISM mengatakan indeks manajer pembelian non-manufaktur, ukuran sektor jasa, meningkat menjadi 56 bulan lalu, tertinggi sejak Agustus 2022, dari 54,9 bulan sebelumnya dan di atas 53,8 yang diharapkan oleh para ekonom yang disurvei oleh Reuters.
Halaman. 3 >>
Sentimen pasar keuangan pada perdagangan hari ini, Rabu (6/11/2024) tidak akan terlalu banyak menanti data rilis.
Pelaku pasar sejauh ini banyak menanti hasil lebih pasti dari jajak pendapatan dua kandidat Presiden AS yang sangat ketat sampai efek pertumbuhan ekonomi RI yang melambat.
Meski begitu, ada harapan pasar keuangan masih bisa melanjutkan rebound tertular pergerakan bursa saham AS yang tetap menghijau semalam.
Berikut rincian sentimen yang akan mempengaruhi pasar hari ini :
Memantau Penghitungan Suara Pilpres Amerika
Pemilu Amerika sebagaimana diketahui sudah berlangsung pada kemarin Selasa (5/11/2024) yang kemudian berlanjut ke proses penghitungan suara setelah jajak pendapatan ditutup pukul 18.00 waktu bagian timur AS.
Mengutip Channel News Asia (CNA), sebagaimana diketahui sistem pemilihan di AS tidak melibatkan pemilih yang memilih pemimpin secara langsung. Suara yang diberikan oleh warga negara akan memilih 538 anggota kelompok yang dikenal sebagai Electoral College, kemudian mereka bertugas untuk memilih presiden dan wakil presiden.
Jika persaingan dua kandidat capres AS akan sangat ketat, bisa jadi untuk menerima hasilnya diperlukan waktu berhari-hari sebelum pemenang diumumkan.
Berkaca pada 2020 lalu, media di AS menyatakan bahwa kandidat dari Partai Demokrat, Joe Biden, berhasil meraih kemenangan pada tanggal 7 November, meskipun pemungutan suara ditutup empat hari sebelumnya.
Perbaikan Data Ekonomi Amerika dan China
Sentimen berikutnya datang dari rilis data perbaikan ekonomi dari dua negara, yakni negeri Paman Sam, Amerika Serikat (AS) dan Sang Naga Asia, Tiongkok. '
Dari Amerika, Institute for Supply Management (ISM) pada kemarin merilis indeks PMI selain manufaktur. Menariknya, aktivitas sektor jasa AS menunjukkan kenaikan mengejutkan pada Oktober ke level tertinggi dalam lebih dari dua tahun.
ISM mengatakan indeks manajer pembelian non-manufaktur, ukuran sektor jasa, meningkat menjadi 56 pada bulan lalu, tertinggi sejak Agustus 2022, dari 54,9 bulan sebelumnya dan di atas 53,8 yang diharapkan oleh para ekonom yang disurvei oleh Reuters.
Sementara itu, kondisi manufaktur China juga nampak semakin membaik tercermin dari data PMI Manufaktur oleh NBS pada Oktober 2024 berhasil naik ke level ekspansif sebesar 50,1, setelah sebelumnya lima bulan beruntun terkontraksi.
Masih dari Tiongkok, pelaku pasar juga masih mencermati National People's Congress (NPC) untuk kejelasan langkah lanjutan terkait stimulus yang akan diberikan.
Pertumbuhan Ekonomi RI Melambat di Kuartal III/2024
Beralih ke data dalam negeri, pertumbuhan ekonomi RI pada kuartal III/2024 mengalami perlambat seiring melandainya konsumsi rumah tangga Indonesia.
Melemahnya ekonomi dan konsumsi rumah tangga ini menjadi permulaan yang kurang baik bagi Presiden Prabowo Subianto diawal masa pemerintahannya. Terlebih, konsumsi adalah mesin utama penggerak pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan produk domestik bruto (PDB) RI pada kuartal III-2024 hanya tumbuh 4,95% secara tahunan (year-on-year/yoy). Catatan ini merupakan capaian pertumbuhan terendah dalam satu tahun terakhir.
Hal ini menjadi pertumbuhan ekonomi terendah yang terjadi dalam satu tahun terakhir, yakni pada kuartal III-2023 yang sebesar 4,94%. Sedangkan kuartal IV-2023 mampu sebesar 5,04%, kuartal I-2024 sebesar 5,11%, dan kuartal II-2024 sebesar 5,05%.
Jika dilihat berdasarkan pengeluaran, konsumsi rumah tangga tumbuh tak sampai 5% atau tepatnya 4,91% yoy. Padahal konsumsi menyumbang 53,08% terhadap total PDB Indonesia. Pertumbuhan konsumsi pada kuartal III juga di bawah data historisnya yakni 5%.
Pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada Juli-September 2024 setara dengan kuartal I-2024 dan terburuk sejak kuartal IV-2023.
Menanggapi hal ini, Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti menjelaskan, penurunan konsumsi rumah tangga besar dipengaruhi oleh faktor musiman. Pada dua kuartal sebelumnya ada Ramadan, Idul Fitri dan libur panjang akhir pekan.
"Menurun karena adanya efek musiman pada saat itu, terjadi puncak konsumsi Idul Fitri dan Idul Adha," ujarnya dalam konferensi pers, Selasa (5/11/2024).
Pelemahan ekonomi ini menjadi sinyal jika kondisi permintaan sedang tidak baik-baik saja. Hal ini bisa berdampak besar terhadap kinerja perusahaan terutama consumer goods.
Melambatnya konsumsi rumah tangga bukanlah hal yang cukup mengagetkan lantaran hal ini sudah cukup jelas terlihat dari beberapa indikator yang telah terjadi beberapa bulan terakhir, seperti aktivitas manufaktur yang mengalami kontraksi, deflasi lima bulan beruntun, hingga Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) yang menurun.
Senior Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia, Fithra Faisal mengatakan bahwa konsumsi rumah tangga yang merupakan pendorong utama pertumbuhan ekonomi Indonesia stagnan. Konsumsi hanya tumbuh 4,91% (yoy) pada kuartal III-2024 dibandingkan dengan 4,93% pada kuartal kedua, mencerminkan pengeluaran rumah tangga yang tertekan meskipun kondisi makroekonomi stabil.
"Indeks Purchasing Managers' Index (PMI) yang kontraktif, deflasi yang terus berlanjut, dan indeks kepercayaan konsumen yang rendah menjadi bukti fenomena pembatasan ini," pangkas Fithra.
Aktivitas manufaktur Indonesia yang dirilis oleh S&P Global menunjukkan bahwa telah terjadi kontraksi sejak Juli hingga Oktober 2024 atau empat bulan beruntun.
Halaman 4 >>
Berikut sejumlah agenda dan rilis data yang terjadwal untuk hari ini:
Lelang surat utang AS tenor 10 tahun
Pengumuman Stock Minyak AS
On Progress Penghitungan suara Pilpres AS
Berikut sejumlah agenda emiten di dalam negeri pada hari ini: