Newsletter

Punya Amunisi Baru! Ini Hitung-hitungan IHSG & Rupiah Bisa Cetak Rekor

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
23 September 2024 06:00
New York Stock Exchange,
Foto: Pixabay/gerd Altmann

Beralih ke AS, bursa saham Wall Street sepanjang pekan lalu secara mayoritas bergairah, di mana pelaku pasar merespons positif terkait dipangkasnya suku bunga bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed).

Secara point-to-point pada pekan lalu, indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) melesat 1,06%, S&P 500 melonjak 1,23%, dan Nasdaq Composite melejit 2,02%. Bahkan, Wall Street berhasil mencetak rekor tertinggi barunya yakni pada perdagangan Kamis lalu.

Pada perdagangan Jumat pekan lalu, indeks Dow Jones naik tipis 0,09%. Sayangnya S&P 500 dan Nasdaq terkoreksi masing-masing 0,19% dan 0,36%.

Pasar di Wall Street cenderung gembira dengan keputusan The Fed yang pada akhirnya memangkas suku bunga acuannya pada pertemuan yang digelar pekan lalu. Bahkan, The Fed yang sebelumnya diharapkan mengambil langkah soft landing, justru mengambil langkah hard landing dengan memangkas sebanyak 50 basis poin (bp).

Sebelumnya pada Kamis dini hari waktu Indonesia, The Fed mengejutkan dunia dengan memangkas suku bunga acuan sebesar 50 bp menjadi 4,75-5,0%.

Pemangkasan sebesar 50 bp lebih besar dibandingkan ekspektasi pasar yang hanya 25 bp. Pemangkasan ini merupakan yang pertama sejak Maret 2020 atau empat tahun lalu saat awal pandemi Covid-19.

Seperti diketahui, The Fed mengerek suku bunga sebesar 525 bp sejak Maret 2022 hingga Juli 2023. Mereka kemudian menahan suku bunga di level 5,25-5,50% pada September 2023-Agustus 2024 atau lebih dari setahun.

The Fed dalam keterangannya menjelaskan pemangkasan suku bunga dilakukan karena meyakini inflasi AS sudah bergerak menuju target kisaran mereka di angka 2%. Namun, faktor utama dari pemangkasan sebesar 50 bps adalah tingkat pengangguran AS yang melambung.

"Mengingat kemajuan dalam inflasi dan keseimbangan risiko, Komite memutuskan untuk menurunkan suku bunga sebesar 50 bps," tulis The Fed dalam website resmi mereka.

Sebagai catatan, inflasi AS jauh melandai ke 2,5% (year on year/yoy) pada Agustus 2024, dari 3,7% pada Agustus 2023. Tingkat pengangguran mencapai 4,2% pada Agustus 2023, dari 3,8% pada Agustus 2023. Angka pengangguran bahkan sempat menyentuh 4,3% pada Juli 2024 yang merupakan rekor tertinggi sejak Oktober 2021.

Chairman The Fed, Jerome Powell dalam konferensi pers menjelaskan pemangkasan suku bunga 50 bps mencerminkan keyakinan The Fed jika kebijakan tersebut bisa membantu pasar tenaga kerja tetapi tetap membawa inflasi bergerak menuju 2% secara berkelanjutan.

Meski begitu, beberapa hari setelah pemangkasan suku bunga, dua gubernur The Fed menyuarakan pandangan yang berlawanan mengenai prospek inflasi, menggarisbawahi skala perdebatan atas langkah yang diposisikan Ketua Jerome Powell sebagai pengamanan ekonomi yang tangguh daripada respons darurat terhadap data pekerjaan yang lebih lemah.

Pasar sepenuhnya memperkirakan pemangkasan setidaknya 25 bps pada November, dengan ekspektasi untuk pemangkasan 50 bps dengan peluang 48,9 persen, menurut FedWatch Tool CME.

(chd/chd)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular