Newsletter

IHSG & Rupiah Ambruk, RI Masih Dibuat Was-Was Oleh Kabar dari AS-China

Susi Setiawati, CNBC Indonesia
04 September 2024 06:00
Ilustrasi Wall Street. (AP/Richard Drew)
Foto: Bendera AS dan China. (AP Photo)

Bursa saham Amerika Serikat (AS) kompak ditutup anjlok pada akhir perdagangan Selasa atau Rabu dini. Wall Street mengawali perdagangan di hari pertama bulan September dengan catatan buruk.

Indeks Dow Jones melemah 1,51% di level 40.936,93 begitu juga dengan S&P 500 ambruk 2,12% ke posisi 5.528,93, diikuti dengan Nasdaq jatuh 3,26% ke 17.136,3.

Indeks utama Wall Street jeblok karena investor menilai data aktivitas pabrik terbaru, dengan serangkaian laporan pasar tenaga kerja AS yang akan dirilis di sepanjang minggu ini dapat memengaruhi tingkat pelonggaran kebijakan moneter oleh The Federal Reserve (The Fed) tahun ini.

Aktivitas manufaktur AS naik tipis pada Agustus dari level terendah delapan Juli di tengah beberapa perbaikan dalam ketenagakerjaan, tetapi tren keseluruhan terus menunjukkan aktivitas pabrik yang lesu.

Berdasarkan laporan ISM Manufaktur, PMI Manufaktur AS tercatat di level kontraksi 47,2% pada periode Agustus 2024, naik 0,4 poin persentase dari 46,8% yang tercatat pada periode Juli. Namun, hal itu menandakan aktivitas ekonomi di sektor manufaktur mengalami kontraksi lima bulan berturut-turut dan ke-21 kalinya dalam 22 bulan terakhir.

Penurunan bursa saham AS didorong oleh anjloknya saham-saham teknologi, dimana Nvidia (NVDA) anjlok hingga 7%, Apple (AAPL) turun 2%, dan Alphabet (GOOGL) terkoreksi 2,58%.

Kini para pelaku pasar menunggu sejumlah laporan pasar tenaga kerja yang akan dirilis akhir pekan ini, menjelang data penggajian nonpertanian untuk periode Agustus pada  Jumat. Pasar tenaga kerja menjadi sorotan lebih besar, setelah laporan Juli mengisyaratkan perlambatan yang lebih besar dari yang diperkirakan, yang akibatnya memicu aksi jual global pada aset-aset berisiko.

Pertemuan bank sentral AS akhir bulan ini akan dicermati dengan saksama, menyusul dukungan terbaru dari Ketua Jerome Powell untuk penyesuaian kebijakan yang akan datang.

Menurut FedWatch Tool milik CME Group, peluang penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin berada di angka 63%, sementara peluang untuk penurunan yang lebih besar sebesar 50 bps berada di angka 37%.

(saw/saw)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular