- IHSG dan rupiah melannjutkan pesta pada perdagangan kemarin dengan kompak menguat
- Wall Street ditutup beragam pada perdagangan kemarin, berbanding terbalik dengan penguatan pada hari sebelumnya
- Data inflasi AS serta ekonomi China bisa menjadi sentimen penggerak pasar hari ini
Jakarta, CNBC Indonesia - Investor pasar keuangan RI kembali dibuat sumringah usai Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mendarat di level psikologis baru 7.300 dan rupiah mampu bertahan menguat tujuh hari beruntun.
Pergerakan IHSG dan rupiah diharapkan bisa melanjutkan tren positifnya pada hari ini. Selengkapnya mengenai sentimen dan proyeksi pasar hari ini bisa dibaca pada halaman 3 artikel ini. Dan para investor juga dapat mengintip agenda dan rilis data yang terjadwal untuk hari ini baik dalam negeri dan luar negeri pada halaman 4.
IHSG pada perdagangan kemarin, Kamis (11/7/2024) mencatatkan penguatan sebesar 0,18% di level 7.300,4. Penguatan IHSG menjadi tiga hari beruntun dan mencatatkan level psikologis baru di level 7.300 setelah lama tak tersentuh sejak 20 Mei 2024.
Tercatat nilai transaksi atau turnover IHSG berada di angka Rp9,6 triliun, lebih tinggi dibandingkan transaksi sebelumnya sebesar Rp8,99 triliun. Transaksi berasal dari volume saham sebanyak 17,13 miliar lembar, dimana 277 saham naik, 271 turun dan 248 tidak berubah.
Penguatan IHSG terbesar dikontribusi sektor transportasi yang melonjak 2,02% dan properti naik 1,21%.
Naiknya saham-saham di sektor transportasi didorong dari saham perkapalan dan penerbangan.
PT Samudera Indonesia Tbk (SMDR) dan PT Temas Tbk (TMAS) yang merupakan saham perkapalan masih tersengat sentimen positif dari kenaikan tarif spot untuk kontainer pengiriman ukuran penuh ke AS dan Eropa dari Asia. Menurut Drewry World Container Index, tiga rute utama AS dan Eropa mencapai US$6.000 untuk unit setara 40 kaki.
Kemudian, saham di segmen penerbangan seperti PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) dan PT AirAsia Indonesia Tbk (CMPP) melonjak usai menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyiapkan langkah efisiensi penerbangan untuk menurunkan harga tiket pesawat, salah satunya terkait evaluasi operasi biaya pesawat. Hal ini tertulis dalam akun Instagram resmi Luhut Pandjaitan pada Kamis (11/7/2024).
Luhut menjelaskan bahwa Cost Per Block Hour (CBH) yang merupakan komponen biaya operasi pesawat terbesar, perlu diidentifikasi rincian pembentukannya.
Luhut juga mengatakan pemerintah akan berencana untuk mengakselerasi kebijakan pembebasan Bea Masuk dan pembukaan larangan dan pembatasan (lartas) barang impor tertentu untuk kebutuhan penerbangan. Ia juga menyoroti mekanisme pengenaan tarif berdasarkan sektor rute, yang berimplikasi pada pengenaan dua kali tarif PPN, Iuran Wajib Jasa Raharja (IWJR), dan Passenger Service Charge (PSC), bagi penumpang yang melakukan transfer atau ganti pesawat.
Sementara kenaikan sektor properti didorong dari sentimen Amerika Serikat (AS), yang dimana para pelaku pasar optimis dengan kebijakan pemangkasan suku bunga yang akan segera jatuh pada bulan September, mengingat prediksi angka inflasi AS untuk periode Juni akan lebih melandai.
Beralih ke rupiah, dilansir dari Refinitiv, pada perdagangan Kamis (11/7/2024) rupiah ditutup menguat 0,28% terhadap dolar AS di posisi Rp16.190/US$1. Penguatan tersebut memperpanjang penguatan rupiah dalam tujuh hari beruntun sejak pekan lalu.
Rupiah menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditengarai karena sikap bank sentral AS (The Fed) yang semakin dovish belakangan ini.
Ekonom UOB Enrico Tanuwidjaja mengatakan pergerakan rupiah akan sangat tergantung pada kebijakan suku bunga The Federal Reverse (The Fed)
Menurutnya, rupiah saat ini masih bergerak di level rendahnya pada saat pandemi yakni Rp16.625. Inflow pada pasar keuangan Indonesia membantu menjaga nilai tukar rupiah kembali ke kisaran Rp16.000.
"Dalam hitungan kami, pemangkasan suku bunga pada September seharusnya menjadi sinyal untuk membalikkan arah yang sangat dinanti-nanti dalam nilai tukar rupiah), sementara penundaan lebih lanjut dalam pemangkasan suku bunga Fed mungkin saja membuat rupiah melewati level terendahnya selama pandemi," tutur Enrico, kepada CNBC Indonesia.
Untuk diketahui saat ini pelaku pasar berekspektasi akan terjadinya pemangkasan suku bunga pada September 2024 sebesar 25 basis poin (bps).
Jika cut rate benar dilakukan pada tahun ini, maka hal ini akan menjadi angin segar bagi pasar keuangan domestik termasuk rupiah karena tekanan terhadap mata uang Garuda akan semakin minim.
Sementara dari pasar obligasi Indonesia, pada perdagangan Kamis (11/7/2024) imbal hasil obligasi tenor 10 tahun akhirnya ke bawah level 7% di posisi 6,98%. Posisi ini adalah yang terendah sejak 13 Juni 2024.
Imbal hasil obligasi yang melemah menandakan bahwa para pelaku pasar sedang kembali mengumpulkan surat berharga negara (SBN). Begitupun sebaliknya, jika hasil obligasi menguat menandakan bahwa para pelaku pasar sedang membuang surat berharga negara (SBN).
Bursa saham Amerika Serikat (AS) harus pulang dari pesta poranya, usai S&P 500 dan Nasdaq kompak anjlok pada perdagangan Kamis atau Jumat dini hari waktu Indonesia (12/7/2024). Sementara Dow Jones mampu bertahan di level positif.
Indeks Dow Jones ditutup menguat 0,08% di level 39.753,75 sementara itu S&P 500 ditutup melemah 0,88% ke 5.584,54, diikuti dengan Nasdaq yang bergerak turun 1,95% ke 18.283,41.
Ambruknya Wall Street dipicu oleh aksi investor yang menjual saham Big Tech. Saham Nvidia anjlok 5,6% dan Meta Platforms turun 4%.
Langkah investor keluar dari saham teknologi dipicu oleh laporan indeks harga konsumen turun atau mengalami deflasi 0,1% pada Juni dibandingkan Mei (month to month/mtm).
Dengan inflasi yang melandai maka ada harapan The Fed akan segera memangkas suku bunga. Traderpun beralih ke area pasar yang akan mendapatkan manfaat dari pemangkasan suku bunga termasuk saham-saham small cap.
"Rotasi pasar selama sesi ini merupakan gambaran dari apa yang akan terjadi pada paruh kedua tahun ini," kata Warren Pies, strategist dan salah satu pendiri dari 3Fourteen Research, dalam acara "Closing Bell" di CNBC International.
Musim laporan keuangan perusahaan yang akan datang dan narasi ekspansi kredit akan mendorong pasar hingga akhir tahun.
"Kita telah memiliki ekonomi yang cukup kuat dalam banyak hal selama beberapa tahun terakhir, tetapi ada sektor-sektor yang benar-benar dibatasi oleh kebijakan suku bunga Fed," kata Pies.
IHK mencatat deflasi 0,1% pada bulan Juni dari bulan Mei, dengan inflasi yang dibatasi oleh harga gas yang lebih rendah dan kenaikan biaya yang lebih kecil di toko kelontong. Secara tahunan, inflasi tercatat sebesar 3,0% pada Juni 2024, turun dari 3,3% pada Mei. Inflasi lebih rendah dari ekspektasi pasar di angka 3,1%.
Laporan inflasi terbaru mengisyaratkan bahwa inflasi bergerak turun secara berkelanjutan hingga 2%, menurut Olu Sonola, kepala penelitian ekonomi AS di Fitch Ratings.
"Keyakinan yang cukup untuk mulai memangkas suku bunga semakin dekat, tetapi The Fed kemungkinan ingin melihat hasil serupa pada Agustus dan September sebelum melakukan pemangkasan suku bunga pertama," tambah Sonola.
Harga bensin turun 3,8% pada Juni setelah turun 3,6% pada Mei, lebih dari sekadar mengimbangi biaya perumahan yang lebih tinggi, menurut angka yang dirilis Kamis oleh Biro Statistik Tenaga Kerja. Dan harga makanan naik 0,2% pada bulan Juni.
Hari ini menjadi hari perdagangan terakhir pasar keuangan RI pada pekan ini. Investor pun berharap pergerakan IHSG dan rupiah akan berlanjut berada di jalur positif. Harapan penguatan pasar keuangan RI hari ini akan didorong beberapa sentimen dari dalam dan luar negeri. Terutama dari hasil data inflasi AS yang akan menjadi salah satu acuan kebijakan The Fed dalam menentukan arah suku bunganya.
Inflasi AS Melandai, Fed Segera Pangkas Suku Bunga?
Data penting yang telah dinanti para pelaku pasar pun akhirnya rilis. Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan pada hari Kamis (11/7/2024), indeks harga konsumen (IHK) naik atau mengalami inflasi 3% (yoy) pada Juni 2024, turun dari 3,3% pada bulan Mei 2024. Laju inflasi lebih rendah dari ekspektasi pasar yang memperkirakan di angka 3,1%.
Inflasi (yoy) pada Juni 2024 adalah yang terendah sejak Maret 2021 atau lebih dari tiga tahun terakhir.
Secara bulanan (mtm), IHK turun 0,1% atau deflasi 0,1% pada Juni 2024. Ini adalah deflasi pertama sejak Mei 2020 atau pada awal pandemi Covid-19.
Inflasi inti - di luar pangan dan energi- melandai ke 3,3% atau level terendahnya sejak April 2021.
IHK mengukur seberapa cepat harga berubah di seluruh ekonomi AS. IHK mengukur semuanya mulai dari buah-buahan dan sayuran hingga potongan rambut, tiket konser, dan peralatan rumah tangga.
Turunnya harga gas serta penurunan harga mobil baru dan bekas membantu mengantar pada penurunan IHK secara bulanan pertama sejak Mei 2020, menurut data BLS.
Laporan inflasi yang lebih baik dari perkiraan semakin memperkuat harapan pemotongan suku bunga The Federal Reserve (The Fed) dapat terjadi lebih cepat dan membantu membuat pinjaman uang menjadi lebih murah.
The Fed mempertahankan suku bunga acuan di level 5,25-5,50% untuk ketujuh kalinya secara beruntun pada Juni 2024. Dengan inflasi yang melandai maka ada harapan The Fed akan memangkas suku bunga secepatnya.
CME FedWatch Tool kini memperkirakan ada 84% probabilitas jika pemangkasan suku bunga akan terjadi pada September 2024. Keyakinan ini naik pesat bila dibandingkan pada kemarin yang hanya 68%.
Indeks Dolar dan Imbal Hasil US Treasury Melemah
Melandainya inflasi AS menekan dolar AS dan imbal hasil US Treasury. Pada penutupan perdagangan, indeks dolar anjlok ke 104,44 atau level terendahnya sejak 6 Juni 2024 atau 1,5 bulan terakhir.
Imbal hasil US Treasury 10 tahun melandai ke 4,19% pada perdagangan kemarin, level terendahnya sejak 13 Maret 2024 atau lebih dari empat bulan terakhir.
Melemahnya dolar AS menandai jika investor tengah menjual dolar AS dan beralih ke instrument lain. Harapannya salah satu instrument yang dipilih adalah rupiah. Dengan demikian, ada potensi rupiah menguat hari ini.
Melandainya imbal hasil US Treasury juga diharapkan bisa menekan imbal hasil obligasi di negara lain, termasuk SBN. Dengan demikian ada harapan imbal hasil SBN akan turun hari ini.
Klaim Pengangguran AS
Klaim pengangguran mingguan AS turun lebih dari yang diharapkan. Klaim awal untuk tunjangan pengangguran AS turun 17.000 menjadi 222.000 yang disesuaikan secara musiman untuk minggu yang berakhir 6 Juli, level terendah sejak akhir Mei, menurut laporan Departemen Tenaga Kerja mengatakan pada hari Kamis.
Ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan 236.000 klaim pada minggu terakhir.
Selain itu, terdapat 1,22 lowongan pekerjaan untuk setiap orang yang menganggur pada bulan Mei, tidak jauh lebih tinggi dari rata-rata 1,19 pada tahun 2019. Tingkat pengangguran naik ke level tertinggi 2-1/2 tahun sebesar 4,1% pada bulan Juni dari 4,0% pada bulan Mei. Klaim sejak Juni telah tertahan di kisaran atas 194.000-243.000 tahun ini.
Adapun, jumlah orang yang menerima tunjangan setelah minggu pertama bantuan, yang merupakan proksi untuk perekrutan, turun 4.000 menjadi 1,852 juta yang disesuaikan secara musiman selama minggu yang berakhir pada 29 Juni, menurut laporan klaim.
Neraca Dagang China
Pada hari ini Jumat (12/7/2024), China akan merilis sejumlah data ekonomi yakni neraca perdagangan, ekspor dan impor periode Juni 2024.
Sebelumnya, pada periode Mei 2024, surplus perdagangan di China mencapai US$82,62 miliar. Ekspor naik sebesar 7,6% (yoy) pada Me. Impor naik 1,8% (yoy) selama periode tersebut.
Impor dan ekspor China ke AS dan UE turun selama periode tersebut. Namun, perdagangan dengan kawasan ASEAN meningkat, di mana ekspor China ke kawasan tersebut naik sebesar 4,1% (yoy) pada periode Januari hingga Mei 2024. Dan ekspor China ke Rusia turun selama periode tersebut, sementara impor dari Rusia naik sebesar 7,5%.
China merupakan mitra dagang terbesar RI, sehingga data neraca perdagangan negara tersebut dapat menjadi gambaran seberapa besar peningkatan atau penurunan kerjasama dagang antara China dengan Indonesia.
Berikut sejumlah agenda ekonomi dalam dan luar negeri pada hari ini:
• Neraca Dagang China Juni 2024 (09.00 WIB)
• Ekspor Impor China Juni 2024 (09.00 WIB)
• Indeks Harga Produsen (IHP) AS Juni 2024 (19.30 WIB)
* One Map Policy Summit 2024 di St Regis, Jakarta. Narasumber antara lain Sesmenko Perekonomian, Kepala BIG, Deputi Pencegahan dan Monitoring KPK, Wakil Gubernur Jatim 2019-2024, Direktur Utama Pertamina, dan Founder & CEO Think Policy
Berikut sejumlah agenda emiten di dalam negeri pada hari ini:
• RUPSLB CNMA (14.00 WIB)
• RUPST FIRE (10.30 WIB)
• RUPSLB SSIA (14.00 WIB)
Berikut sejumlah indikator perekonomian nasional:
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.