Newsletter

Siap-Siap Borong! Inflasi AS Turun, Dolar Melemah: RI Bisa Pesta Pora

Susi Setiawati, CNBC Indonesia
12 July 2024 06:00
ARGENTINA-INFLATION/
Foto: REUTERS/AGUSTIN MARCARIAN

Hari ini menjadi hari perdagangan terakhir pasar keuangan RI pada pekan ini. Investor pun berharap pergerakan IHSG dan rupiah akan berlanjut berada di jalur positif. Harapan penguatan pasar keuangan RI hari ini akan didorong beberapa sentimen dari dalam dan luar negeri. Terutama dari hasil data inflasi AS yang akan menjadi salah satu acuan kebijakan The Fed dalam menentukan arah suku bunganya.

Inflasi AS Melandai, Fed Segera Pangkas Suku Bunga?

Data penting yang telah dinanti para pelaku pasar pun akhirnya rilis. Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan pada hari Kamis (11/7/2024), indeks harga konsumen (IHK) naik atau mengalami inflasi 3% (yoy) pada Juni 2024, turun dari 3,3% pada bulan Mei 2024. Laju inflasi lebih rendah dari ekspektasi pasar yang memperkirakan di angka 3,1%.
Inflasi (yoy) pada Juni 2024 adalah yang terendah sejak Maret 2021 atau lebih dari tiga tahun terakhir. 

Secara bulanan (mtm), IHK turun 0,1% atau deflasi 0,1% pada Juni 2024. Ini adalah deflasi pertama sejak Mei 2020 atau pada awal pandemi Covid-19.

Inflasi inti - di luar pangan dan energi- melandai ke 3,3% atau level terendahnya sejak April 2021.

IHK mengukur seberapa cepat harga berubah di seluruh ekonomi AS. IHK mengukur semuanya mulai dari buah-buahan dan sayuran hingga potongan rambut, tiket konser, dan peralatan rumah tangga.

Turunnya harga gas serta penurunan harga mobil baru dan bekas membantu mengantar pada penurunan IHK secara bulanan pertama sejak Mei 2020, menurut data BLS.

Laporan inflasi yang lebih baik dari perkiraan semakin memperkuat harapan pemotongan suku bunga The Federal Reserve (The Fed) dapat terjadi lebih cepat dan membantu membuat pinjaman uang menjadi lebih murah. 

The Fed mempertahankan suku bunga acuan di level 5,25-5,50% untuk ketujuh kalinya secara beruntun pada Juni 2024. Dengan inflasi yang melandai maka ada harapan The Fed akan memangkas suku bunga secepatnya.
CME FedWatch Tool kini memperkirakan  ada 84% probabilitas jika pemangkasan suku bunga akan terjadi pada September 2024. Keyakinan ini naik pesat bila dibandingkan pada kemarin yang hanya 68%.

Indeks Dolar dan Imbal Hasil US Treasury Melemah
Melandainya inflasi AS menekan dolar AS dan imbal hasil US Treasury. Pada penutupan perdagangan, indeks dolar anjlok ke 104,44 atau level terendahnya sejak 6 Juni 2024 atau 1,5 bulan terakhir.

Imbal hasil US Treasury 10 tahun melandai ke 4,19% pada perdagangan kemarin, level terendahnya sejak 13 Maret 2024 atau lebih dari empat bulan terakhir.

Melemahnya dolar AS menandai jika investor tengah menjual dolar AS dan beralih ke instrument lain. Harapannya salah satu instrument yang dipilih adalah rupiah. Dengan demikian, ada potensi rupiah menguat hari ini.

Melandainya imbal hasil US Treasury juga diharapkan bisa menekan imbal hasil obligasi di negara lain, termasuk SBN. Dengan demikian ada harapan imbal hasil SBN akan turun hari ini.

Klaim Pengangguran AS

Klaim pengangguran mingguan AS turun lebih dari yang diharapkan. Klaim awal untuk tunjangan pengangguran AS turun 17.000 menjadi 222.000 yang disesuaikan secara musiman untuk minggu yang berakhir 6 Juli, level terendah sejak akhir Mei, menurut laporan Departemen Tenaga Kerja mengatakan pada hari Kamis.

Ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan 236.000 klaim pada minggu terakhir.

Selain itu, terdapat 1,22 lowongan pekerjaan untuk setiap orang yang menganggur pada bulan Mei, tidak jauh lebih tinggi dari rata-rata 1,19 pada tahun 2019. Tingkat pengangguran naik ke level tertinggi 2-1/2 tahun sebesar 4,1% pada bulan Juni dari 4,0% pada bulan Mei. Klaim sejak Juni telah tertahan di kisaran atas 194.000-243.000 tahun ini.

Adapun, jumlah orang yang menerima tunjangan setelah minggu pertama bantuan, yang merupakan proksi untuk perekrutan, turun 4.000 menjadi 1,852 juta yang disesuaikan secara musiman selama minggu yang berakhir pada 29 Juni, menurut laporan klaim.

Neraca Dagang China

Pada hari ini Jumat (12/7/2024), China akan merilis sejumlah data ekonomi yakni neraca perdagangan, ekspor dan impor periode Juni 2024.

Sebelumnya, pada periode Mei 2024, surplus perdagangan di China mencapai US$82,62 miliar. Ekspor naik sebesar 7,6%  (yoy) pada Me. Impor naik  1,8% (yoy) selama periode tersebut.

Impor dan ekspor China ke AS dan UE turun selama periode tersebut. Namun, perdagangan dengan kawasan ASEAN meningkat, di mana ekspor China ke kawasan tersebut naik sebesar 4,1% (yoy) pada periode Januari hingga Mei 2024. Dan ekspor China ke Rusia turun selama periode tersebut, sementara impor dari Rusia naik sebesar 7,5%.

China merupakan mitra dagang terbesar RI, sehingga data neraca perdagangan negara tersebut dapat menjadi gambaran seberapa besar peningkatan atau penurunan kerjasama dagang antara China dengan Indonesia.

(saw/saw)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular