Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan rupiah diperkirakan akan menguat dalam sepekan ini, meskipun hanya ada tiga hari perdagangan. Terdapat beberapa sentimen yang dapat menjadi dorongan bagi pasar keuangan baik dari dalam negeri maupun luar negeri.
Selengkapnya mengenai sentimen dan proyeksi pasar hari ini dapat dibaca pada halaman 3 pada artikel ini. Dan para investor juga dapat mengintip agenda dan rilis data yang terjadwal untuk hari ini baik dalam negeri dan luar negeri pada halaman 4
Pada perdagangan Jumat (9/5/2025), IHSG menguat 0,07% di level 6.832,8. Penguatan ini melanjutkan kenaikan IHSG di sepanjang dua pekan bulan Mei yang mencapai 0,98%.
Tercatat sebanyak 362 saham merah, 258 saham naik, dan 340 tidak bergerak. Nilai transaksi pada perdagangan Jumat kemarin terbilang sepi, yakni Rp 8,99 triliun yang melibatkan 18,46 miliar dalam 1,08 juta kali transaksi.
Sementara itu, saham yang menjadi penggerak utama pada perdagangan Jumat adalah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) yang menyumbang 7,64 indeks poin. Lalu PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) berkontribusi 4,13 indeks poin, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) 3,42 indeks poin, PT Sinar Mas Multiartha Tbk (SMMA) 3,25 indeks poin, dan PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) 2,06 indeks poin.
Kemudian pemberat utama IHSG adalah PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) yang menyumbang -7,88 indeks poin. PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) berkontribusi -3,16 indeks poin, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) -1,76 indeks poin, PT Panin Financial Tbk (PNLF) -1,29 indeks poin, dan PT Bank Pan Indonesia Tbk (PNBN) -1,29 indeks poin.
Sepanjang pekan kemarin IHSG mayoritas berada di zona hijau. Hanya satu hari IHSG menutup hari di zona merah, yakni Kamis (8/5/2025) turun 1,42%. Dengan demikian IHSG sepekan naik 0,25%. Akan tetapi sepanjang tahun berjalan, IHSG masih terkoreksi sebesar 3,49%.
Beralih ke rupiah, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada Jumat (9/5/2025) ditutup pada posisi Rp16.510/US$ atau melemah sebesar 0,12%.
Dalam sepekan kemarin, mata uang Garuda terpantau mengalami depresiasi 0,49%.
Pelemahan rupiah ini terjadi bersamaan dengan pengumuman dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) diamana kepercayaan konsumen Indonesia sedikit membaik pada April 2025, naik menjadi 121,7 dari 121,1 pada Maret, menandai akhir tren penurunan tiga bulan. Peningkatan ini didorong oleh persepsi ekonomi saat ini dan pendapatan rumah tangga yang lebih positif, terutama setelah Lebaran.
Namun, ketidakpastian tetap tinggi karena kekhawatiran terhadap pasar kerja dan prospek ekonomi jangka panjang masih membayangi. Konsumen tetap waspada, dan pemulihan konsumsi diperkirakan masih lemah tanpa dukungan kebijakan yang lebih kuat dari pemerintah.
Sentimen konsumen diperkirakan tetap datar atau sedikit membaik dalam waktu dekat, ditopang pendapatan musiman dan potensi stimulus fiskal. Namun, risiko penurunan tetap tinggi akibat transisi politik, lemahnya penciptaan lapangan kerja, dan tekanan terhadap rupiah.
Tanpa kebijakan kuat di bidang ketenagakerjaan, inflasi, dan belanja sosial, konsumsi swasta kemungkinan masih menjadi titik lemah dalam pertumbuhan ekonomi kuartal II-2025.
Adapun dari pasar obligasi Indonesia, pada perdagangan Jumat (9/5/2025) imbal hasil obligasi tenor 10 tahun terpantau menguat 0,03% di level 6.789%. Imbal hasil obligasi menguat menandakan bahwa para pelaku pasar sedang membuang surat berharga negara (SBN). Begitu pun sebaliknya, imbal hasil obligasi yang melemah menandakan bahwa para pelaku pasar sedang kembali mengumpulkan surat berharga negara (SBN).
Dari pasar saham AS, bursa Wall Street berakhir beragam pada perdagangan Selasa (13/5/2025) atau Rabu waktu Indonesia (14/5/2025).
Indeks S&P naik 0,72% dan ditutup di level 5.886,55, sementara Nasdaq Composite melonjak 1,61% menjadi 19.010,08. Dow Jones Industrial Average turun 269,67 poin atau 0,64%, karena penurunan hampir 18% pada saham UnitedHealth membebani indeks acuan tersebut.
Saham Nvidia naik 5,6% setelah muncul kabar bahwa perusahaan akan mengirimkan 18.000 chip kecerdasan buatan (AI) teratas mereka ke Arab Saudi. Saham perusahaan chip lainnya ikut menguat bersama Nvidia, dengan Broadcom naik hampir 5% dan AMD menambah 4%.
Kenaikan pada Selasa membuat indeks S&P 500 naik sekitar 0,1% untuk 2025. Sebelumnya, indeks ini sempat turun lebih dari 17% sepanjang tahun akibat ketegangan perdagangan yang merusak kepercayaan investor terhadap pasar saham.
Wall Street mendapat angin segar setelah Amerika Serikat dan China sepakat untuk menghentikan sementara tarif perdagangan selama 90 hari awal pekan ini. Kabar tersebut mendorong lonjakan saham pada hari Senin, dengan indeks Dow melonjak lebih dari 1.000 poin.
Gedung Putih pada hari Selasa juga mengumumkan investasi sebesar US$600 miliar di Amerika Serikat.
"Gabungkan [berita perdagangan] dengan kesepakatan besar chip di Arab Saudi, penurunan inflasi yang mempercepat ekspektasi pemangkasan suku bunga, dan rincian substansial soal [pemotongan pajak] - maka Anda mendapatkan pasar yang sepenuhnya risk-on," ujar Jamie Cox, managing partner di Harris Financial Group, kepada CNBC International.
Inflasi Melunak
Menambah sentimen positif pada hari Selasa adalah data inflasi yang lebih rendah dari perkiraan.
Indeks harga konsumen (CPI) mengalami inflasi 2,3% secara tahunan pada April. Inflasi lebih rendah dari proyeksi ekonom yang disurvei oleh Dow Jones yang memperkirakan inflasi akan tetap di angka 2,4% secara tahunan bulan lalu.
"Dan begitu saja, dua ketakutan utama pasar - resesi akibat tarif dan inflasi yang membandel - telah banyak mereda," kata Chris Zaccarelli, chief investment officer di Northlight Asset Management.
Laporan Departemen Tenaga Kerja menunjukkan inflasi harga konsumen bulan April naik 0,2% secara bulanan dan berada di 2,3% secara tahunan, dengan para ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan kenaikan bulanan sebesar 0,3% dan tingkat tahunan tetap stabil di 2,4%.
Angka inti, yang mengecualikan komponen volatil seperti makanan dan energi, naik 0,2% secara bulanan dibandingkan dengan perkiraan sebesar 0,3%. Secara tahunan, berada di 2,8% terhadap ekspektasi sebesar 2,8%.
P
erang dagang berkepanjangan antara Amerika Serikat (AS) dan China akhirnya sedikit mereda setelah kedua negara sepakat memangkas tarif impor secara signifikan. Kesepakatan ini mengejutkan banyak pihak karena hasilnya lebih baik dari perkiraan.
Dalam kesepakatan yang dibuat pada Senin (12/5), tarif AS terhadap produk China dipangkas dari 145% menjadi 30%, dan tarif China terhadap produk AS turun dari 125% menjadi 10% selama 90 hari ke depan.
Presiden AS Donald Trump memuji perjanjian tersebut sebagai bukti bahwa strategi tarif agresifnya membuahkan hasil, setelah AS membuat perjanjian awal dengan Inggris dan sekarang dengan China.
Pasar keuangan Tanah Air baik Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) maupun rupiah kini siap kembali diperdagangankan usai libur pada hari 11-12 Mei 2025. Meskipun hanya tiga hari perdagangan, pasar optimis jika pasar keuangan akan kembali berpesta usai banyaknya kabar-kabar baik yang hadir saat pasar keuangan Tanah Air tengah libur panjang.
Sejumlah sentimen dalam negeri akan menggerakkan pasar saham dan rupiah, mulai dari rilis data penjualan ritel dan neraca dagang Indonesia.
Mengawali perdagangan di pekan ini, investor mendapat angin segar karena banyaknya kabar baik. Di antaranya adalah meredanya perang dagang China-AS, melandainya inflasi AS, serta optimisme akan masuknya inflow ke pasar saham, rupiah, dan SBN.
Berikut beberapa sentimen pasar hari ini:
Perang Tarif AS-China Mereda
Perang dagang berkepanjangan antara Amerika Serikat (AS) dan China akhirnya sedikit mereda setelah kedua negara sepakat memangkas tarif impor secara signifikan. Kesepakatan ini mengejutkan banyak pihak karena hasilnya lebih baik dari perkiraan.
Dalam kesepakatan yang dibuat pada Senin (12/5), tarif AS terhadap produk China dipangkas dari 145% menjadi 30%, dan tarif China terhadap produk AS turun dari 125% menjadi 10% selama 90 hari ke depan.
Presiden AS Donald Trump memuji perjanjian tersebut sebagai bukti bahwa strategi tarif agresifnya membuahkan hasil, setelah AS membuat perjanjian awal dengan Inggris dan sekarang dengan China.
"Mereka telah setuju untuk membuka China sepenuhnya, dan saya pikir ini akan menjadi fantastis bagi China, saya pikir ini akan menjadi fantastis bagi kita," kata Trump di Gedung Putih, dikutip dari Reuters, Selasa (13/4/2025).
Trump juga menyebut bahwa kesepakatan ini adalah "langkah awal" menuju keadilan dagang jangka panjang.
Namun demikian, Menteri Keuangan AS Scott Bessent, mengatakan akan membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk mengatur ulang hubungan perdagangan Washington dengan Beijing.
Meredanya perang dagang ini akan menjadi sentimen penggerak utama karena ketidakpastian dan kekhawatiran pasar selama ini akan berkurang. Dengan meredanya perang dagang maka ekonomi China, dunia, dan Indonesia bisa beregrak lebih baik.
Kekhawatiran soal arus dana asing keluar juga mereda dan sebaliknya dana asing diharapkan segera masuk.
Perang India-Pakistan Ikut Mereda
Ketegangan antara India dan Pakistan yang sebelumnya pecah akhirnya mulai mereda dan keduanya resmi melakukan gencatan senjata terkait ketegangan di Kashmir, Minggu (11/5/2025).
Pejabat militer dari India dan Pakistan baru-baru ini melakukan pertemuan untuk membahas langkah lanjutan terkait situasi keamanan di sepanjang perbatasan kedua negara. Pertemuan ini menjadi sinyal positif di tengah hubungan yang sering kali diwarnai ketegangan.
Namun dalam beberapa waktu terakhir sejak gencatan senjata, justru diwarnai oleh pelanggaran di mana penembakan besar-besaran Pakistan berlanjut beberapa jam setelah pengumuman gencatan senjata.
Perlu diketahui, gencatan senjata terjadi antara India dan Pakistan dengan campur tangan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump Sabtu lalu.
Militer India mengirim pesan ke Pakistan pada Minggu kemarin tentang pelanggaran gencatan senjata pada hari sebelumnya, yang menandai niat New Delhi untuk menanggapi insiden serupa lebih lanjut.
Namun, seorang juru bicara militer Pakistan membantah adanya pelanggaran gencatan senjata tersebut. Dalam sebuah pernyataan pada Sabtu lalu, kementerian luar negeri India mengatakan direktur jenderal operasi militer kedua belah pihak akan berbicara satu sama lain pada Senin pukul 12.00 waktu setempat.
Kedua negara yang memang sudah lama berkonflik tersebut telah menyerang instalasi militer satu sama lain dengan rudal dan pesawat tak berawak, menewaskan puluhan warga sipil saat hubungan memburuk setelah India menyalahkan Pakistan atas serangan yang menewaskan 26 wisatawan.
Pakistan membantah tuduhan tersebut dan menyerukan penyelidikan yang netral.
India mengatakan pihaknya melancarkan serangan terhadap sembilan lokasi "infrastruktur teroris" di Pakistan dan Kashmir Pakistan pada Rabu lalu. Tetapi Islamabad mengatakan itu adalah lokasi sipil.
Meredanya perang India dan Pakistan akan menjadi kabar baik karen satu lagi kekhawatiran pasar akan mereda.
Penjualan Ritel Indonesia
Pada hari ini, Rabu (14/5/2025), Bank Indonesia (BI) akan merilis data penjualan ritel Indonesia periode Maret 2025. Sebelumnya, penjualan ritel di Indonesia meningkat sebesar 2,0% secara tahunan pada Februari 2025, meningkat tajam dari posisi terendah sembilan di Januari sebesar 0,5%, menandai bulan kesepuluh berturut-turut ekspansi dalam perdagangan ritel.
Pembacaan terbaru ini juga menandai laju tercepat sejak September lalu, terutama didorong oleh lonjakan penjualan suku cadang dan aksesori otomotif (16,1% vs 15,2% di Januari). Pada saat yang sama, omset tumbuh lebih cepat untuk barang budaya dan rekreasi (7,5% vs 1,9%) dan makanan (1,8% vs 0,9%), sementara pulih dalam pakaian (4,9% vs -5,8%) dan bahan bakar (3,3% vs -1,4%). Selain itu, penjualan turun lebih sedikit untuk informasi dan komunikasi (-2,3% vs -3,4%) dan peralatan rumah tangga (-4,2% vs -9,1%). Penjualan ritel diperkirakan akan naik sebesar 0,5% pada bulan Maret. Secara bulanan, penjualan ritel naik sebesar 3,3% pada Februari, pulih dari penurunan 4,7% di Januari.
Inflasi AS Melandai
Tingkat inflasi Amerika Serikat (AS) secara tahunan (yoy) mencapai 2,3% pada April, lebih rendah dari yang diharapkan dan terendah sejak 2021.
Inflasi sedikit lebih rendah dari yang diharapkan pada bulan April karena tarif Presiden Trump baru saja mulai menghantam ekonomi AS yang melambat, menurut laporan Departemen Tenaga Kerja pada hari Selasa.
Indeks harga konsumen, yang mengukur biaya untuk berbagai macam barang dan jasa, naik 0,2% yang disesuaikan secara musiman untuk bulan tersebut, menjadikan tingkat inflasi 12 bulan pada 2,3%, terendah sejak Februari 2021, menurut laporan Biro Statistik Tenaga Kerja. Pembacaan bulanan sejalan dengan estimasi konsensus Dow Jones sementara 12 bulan sedikit di bawah perkiraan sebesar 2,4%.
Tidak termasuk harga pangan dan energi yang bergejolak, CPI inti juga meningkat 0,2% untuk bulan tersebut, sementara level tahun ke tahun adalah 2,8%. Perkiraannya masing-masing adalah 0,3% dan 2,8%.
Angka bulanan sedikit lebih tinggi daripada bulan Maret meskipun kenaikan harga masih jauh dari level tertingginya tiga tahun lalu.
Meskipun angkai inflasi bulan April relatif jinak, tarif Trump tetap menjadi faktor yang tidak menentu dalam gambaran inflasi, tergantung pada arah negosiasi antara sekarang dan musim panas.
Dalam pengumuman "Hari Pembebasan" yang sangat ditunggu-tunggu, Trump mengenakan bea masuk 10% pada semua impor AS dan mengatakan bahwa ia bermaksud untuk mengenakan tarif timbal balik tambahan pada mitra dagang. Namun, baru-baru ini, Trump telah menarik kembali posisinya, dengan perkembangan paling dramatis adalah penangguhan tarif agresif selama 90 hari terhadap China sementara kedua belah pihak memasuki negosiasi lebih lanjut.
Pasar memperkirakan pelunakan posisi presiden akan menyebabkan berkurangnya peluang pemotongan suku bunga tahun ini. Para pedagang telah memperkirakan The Federal Reserve (The Fed) akan mulai melonggarkan kebijakan pada bulan Juni, dengan setidaknya tiga pengurangan total kemungkinan tahun ini.
Sejak perkembangan di China, pasar telah menunda pemangkasan pertama hingga September, dengan kemungkinan hanya dua kali pemangkasan tahun ini karena bank sentral merasa tekanan untuk mendukung ekonomi berkurang dan inflasi telah bertahan di atas target 2% The Fed selama lebih dari empat tahun.
The Fed lebih mengandalkan pengukur inflasi Departemen Perdagangan untuk membuat kebijakan, meskipun CPI masuk dalam indeks tersebut. Pada hari Kamis, BLS akan merilis pembacaan April tentang harga produsen, yang dipandang lebih sebagai indikator utama inflasi.
Selain hari ini, berikut sentimen pasar untuk satu pekan ke depan:
Neraca Dagang Indonesia
Pada Kamis (15/5/2025), Badan Pusat Statistik (BPS) akan merilis data neraca dagang untuk periode April 2025. Sebelumnya, neraca dagang kita mengalami kontraksi, tetapi masih dalam posisi surplus per Maret 2025.
Surplus ini lebih tinggi dibandingkan Februari sebesar US$ 3,12 miliar. Ini adalah surplus ke-59 bulan beruntun sejak Mei 2020.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat peningkatan ekspor pada Maret 2025 hingga mencapai US$23,25 miliar dipicu oleh ekspor minyak dan gas. Sementara itu, impor hanya mencapai US$18,92 miliar, naik tipis 0,38% dibandingkan Februari 2025.
Meskipun surplus, neraca perdagangan sektor migas masih tercatat defisit senilai US$ 1,67 miliar. Defisit ini disumbang oleh hasil minyak dan minyak mentah.
Neraca perdagangan April 2025 akan menjadi data yang sangat penting karena akan mencerminkan perang dagang. Seperti diketahui, Presiden Trump mengumumkan tarif resiprokal ke puluhan negara dan 10% ke seluruh negara pada 2 April 2025. Artinya, dampak perang Trump akan tercermin pada April.
Update Data Tenaga Kerja AS
Berlanjut pada Kamis (15/5/2025), ada data rutin yang dirilis tiap minggu yakni update pertambahan klaim pengangguran.
Klaim pengangguran juga cukup penting dicermati untuk menilai bagaimana kondisi pasar tenaga kerja terkini. Mengutip laman penghimpun data Trading Economics, klaim pengangguran untuk periode sepekan yang berakhir 10 Mei 2025 diperkirakan bertambah lebih banyak 230.000 dari minggu sebelumnya sebanyak 228.000.
Jika data ini naik lebih tinggi dari ekspektasi, ada potensi kondisi pasar tenaga kerja memanas yang bisa meningkatkan angka pengangguran.
Dari sisi ketenagakerjaan, ini bisa menjadi hal buruk. Tapi bagi prospek penurunan suku bunga bisa menjadi satu hal positif. Karena banyak penganggguran artinya ekonomi bisa melambat yang akan memicu bank untuk memangkas suku bunga guna memacu likuiditas di pasar dan meningkatkan daya beli masyarakat.
Namun, satu hal yang dikhawatirkam adalah jika inflasi semakin memanas, ekonomi melambat, ditambah pengangguran naik. AS terancam bisa mengalami stagflasi.
Pertumbuhan Ekonomi Jepang
Beralih ke Asia, ada negeri Sakura yang akan merilis kinerja pertumbuhan ekonomi sepanjang tiga bulan pertama tahun in pada Jumat pekan ini (16/5/2025).
Secara kuartalan, ekonomi Jepang diproyeksi akan melambat pada kuartal pertama tahun ini dengan laju pertumbuhan kontraksi 0,1%, dibandingkan kuartal sebelumnya yang masih tumbuh 0,6%.
Sementara secara tahunan, ekonomi diperkirakan juga akan kontraksi 0,2% dari sebelumnya yang bisa tumbuh sampai 2,2%.
Mengutip CNBC International, merujuk Reuters, hal ini menjadi tanda bahwa bank sentral Jepang, Bank of Japan (BoJ), akan sulit menaikkan suku bunga lebih lanjut dalam waktu dekat.
Berikut sejumlah agenda ekonomi dalam dan luar negeri pada hari ini:
- • Penjualan Ritel Indonesia periode Maret 2025
KAGAMA LEADERS FORUM SERIES bertajuk "Trump Effect: Bagaimana Indonesia Mendulang Peluang di Tengah Perang Dagang" di kantor pusat RII, Jakarta Pusat, dengan narasumber antara lain Gubernur Bank Indonesia 1993-1998, Wakil Menteri Keuangan, Presiden Direktur TMMIN, dan Direktur Utama BNI.
Press conference Indonesia Petroleum Association (IPA) CONVEX 2025 di SEIA Restaurant, Menara Astra, Jakarta Pusat.
Konferensi pers penjelasan Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) atas dugaan kartel KPPU yang akan dilaksanakan di Bale Nusa, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Komisioner Ombudsman akan melakukan pertemuan dengan Kepala Badan Gizi Nasional untuk membahas pendalaman informasi terkait implementasi program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Gedung Ombudsman, Jakarta Selatan.
Launching PT Agrinas Pangan Nusantara (Persero) di Pos Bloc Jakarta Pusat. Turut hadir antara lain Menteri BUMN, Menteri Pertanian, dan Direktur Utama PT Agrinas Pangan Nusantara.
Menteri Perdagangan mengumumkan revisi Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 8 di kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta Pusat.
Rapat kerja Komisi IX DPR dengan Menteri Kesehatan di ruang rapat kerja Komisi IX DPR, Senayan, Jakarta Pusat. Topik: Perkembangan penyusunan Rencana Induk Bidang Kesehatan (RIBK) dan evaluasi pelaksanaan program pemeriksaan kesehatan gratis
Berikut sejumlah agenda emiten di dalam negeri pada hari ini:
Berikut sejumlah indikator perekonomian nasional:
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
CNBC INDONESIA RESEARCH
[email protected]