NEWSLETTER

Banjir Sentimen Positif: Badai Mulai Berlalu, RI Bersiap Pesta

Susi Setiawati, CNBC Indonesia
14 May 2025 06:10
USA-PROTESTS/ENVIRONMENT
Foto: REUTERS/Brendan McDermid

Dari pasar saham AS, bursa Wall Street berakhir beragam pada perdagangan Selasa (13/5/2025) atau Rabu waktu Indonesia (14/5/2025).

Indeks S&P naik 0,72% dan ditutup di level 5.886,55, sementara Nasdaq Composite melonjak 1,61% menjadi 19.010,08. Dow Jones Industrial Average turun 269,67 poin atau 0,64%, karena penurunan hampir 18% pada saham UnitedHealth membebani indeks acuan tersebut.

Saham Nvidia naik 5,6% setelah muncul kabar bahwa perusahaan akan mengirimkan 18.000 chip kecerdasan buatan (AI) teratas mereka ke Arab Saudi. Saham perusahaan chip lainnya ikut menguat bersama Nvidia, dengan Broadcom naik hampir 5% dan AMD menambah 4%.

Kenaikan pada Selasa membuat indeks S&P 500 naik sekitar 0,1% untuk 2025. Sebelumnya, indeks ini sempat turun lebih dari 17% sepanjang tahun akibat ketegangan perdagangan yang merusak kepercayaan investor terhadap pasar saham.

Wall Street mendapat angin segar setelah Amerika Serikat dan China sepakat untuk menghentikan sementara tarif perdagangan selama 90 hari awal pekan ini. Kabar tersebut mendorong lonjakan saham pada hari Senin, dengan indeks Dow melonjak lebih dari 1.000 poin.

Gedung Putih pada hari Selasa juga mengumumkan investasi sebesar US$600 miliar di Amerika Serikat.

"Gabungkan [berita perdagangan] dengan kesepakatan besar chip di Arab Saudi, penurunan inflasi yang mempercepat ekspektasi pemangkasan suku bunga, dan rincian substansial soal [pemotongan pajak] - maka Anda mendapatkan pasar yang sepenuhnya risk-on," ujar Jamie Cox, managing partner di Harris Financial Group, kepada CNBC International.

Inflasi Melunak
Menambah sentimen positif pada hari Selasa adalah data inflasi yang lebih rendah dari perkiraan.

Indeks harga konsumen (CPI) mengalami inflasi 2,3% secara tahunan pada April. Inflasi lebih rendah dari proyeksi ekonom yang disurvei oleh Dow Jones yang memperkirakan inflasi akan tetap di angka 2,4% secara tahunan bulan lalu.

"Dan begitu saja, dua ketakutan utama pasar - resesi akibat tarif dan inflasi yang membandel - telah banyak mereda," kata Chris Zaccarelli, chief investment officer di Northlight Asset Management.

Laporan Departemen Tenaga Kerja menunjukkan inflasi harga konsumen bulan April naik 0,2% secara bulanan dan berada di 2,3% secara tahunan, dengan para ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan kenaikan bulanan sebesar 0,3% dan tingkat tahunan tetap stabil di 2,4%.

Angka inti, yang mengecualikan komponen volatil seperti makanan dan energi, naik 0,2% secara bulanan dibandingkan dengan perkiraan sebesar 0,3%. Secara tahunan, berada di 2,8% terhadap ekspektasi sebesar 2,8%.

P

erang dagang berkepanjangan antara Amerika Serikat (AS) dan China akhirnya sedikit mereda setelah kedua negara sepakat memangkas tarif impor secara signifikan. Kesepakatan ini mengejutkan banyak pihak karena hasilnya lebih baik dari perkiraan.

Dalam kesepakatan yang dibuat pada Senin (12/5), tarif AS terhadap produk China dipangkas dari 145% menjadi 30%, dan tarif China terhadap produk AS turun dari 125% menjadi 10% selama 90 hari ke depan.

Presiden AS Donald Trump memuji perjanjian tersebut sebagai bukti bahwa strategi tarif agresifnya membuahkan hasil, setelah AS membuat perjanjian awal dengan Inggris dan sekarang dengan China.

(saw/saw)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular