The Fed Buat RI Pesta Pora, Sri Mulyani CS Buka Suara Hari Ini
- Investor menantikan respon Sri Mulyani CS pada hari ii terkait arah dovish The Fed
- The Fed memberikan snyal kuat penurunan suku bunga pada September
- Data pengangguran Amerika Serikat mendukung segera terjadinya pemangkasan suku bunga
Jakarta, CNBC Indonesia - Kepala bank sentral Amerika Serikat Jerome Powell memiliki andil besar terhadap performa ciamik pasar keuangan Indonesia pada perdagangan kemarin. Pasar saham dan nilai tukar rupiah kompak melaju.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup cerah bergairah pada perdagangan Kamis (1/8/2024). IHSG ditutup melesat 0,97% ke posisi 7.325,98. IHSG pun berhasil kembali menyentuh level psikologis 7.300.
Nilai transaksi indeks pada akhir perdagangan kemarin mencapai sekitar Rp 9,2 triliun dengan melibatkan 13miliar lembar saham yang diperdagangkan sebanyak 971.853 kali. Sebanyak 296 saham naik, 262 saham turun, dan 229 saham cenderung stagnan.
Secara sektoral, sektor properti dan keuangan menjadi penopang IHSG pada akhir perdagangan kemarin, yakni masing-masing mencapai 1,28% dan 1,09%.
Sementara itu, rupiah menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Dilansir dari Refinitiv, rupiah ditutup menguat 0,15% di angka Rp16.230/US$.
The Fed telah memutuskan untuk kembali menahan suku bunganya di level 5,25-5,50% pada Rabu waktu AS atau Kamis dini hari waktu Indonesia (1/8/2024).
Sebagai catatan, The Fed telah mengerek suku bunga sebesar 525 basis poin (bps) sejak Maret 2022 hingga Juli 2023. Mereka kemudian menahan suku bunga di level 5,25-5,50% pada September, November, Desember 2023, Januari 2024, Maret 2024, Mei 2024, Juni 2024, dan Agustus 2024.
Berbeda dengan rapat Federal Open Market Committee (FOMC) sebelumnya, The Fed pada rapat kali ini juga dinilai lebih jelas soal pemangkasan suku bunga mulai September mendatang. Dalam pernyataannya, The Fed menjelaskan jika inflasi kini sudah mengarah kepada target sasaran mereka di kisaran 2%.
"Dalam beberapa bulan terakhir ada kemajuan lebih lanjut menuju target inflasi 2%. Jika syarat tersebut terpenuhi, kebijakan pemangkasan suku bunga bisa menjadi opsi pada pertemuan berikutnya di September," kata Chairman The Fed Jerome Powell dalam konferensi pers usai rapat FOMC, dikutip dari CNBC International.
Sebagai catatan, inflasi AS baik Consumer Price Index (CPI) maupun Personal Consumption Expenditure (PCE) terus melandai dan semakin mendekati 2%.
Jika The Fed benar-benar menurunkan suku bunganya, hal ini tentu akan memberikan dampak yang positif bagi mata uang Garuda karena tekanan yang semakin minim di tengah potensi DXY yang melemah.
(ras/ras)