Newsletter

Bursa Dunia Jadi Lautan Merah, Semoga IHSG-Rupiah Bisa Kuat Hari Ini

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
26 July 2024 06:00
Ilustrasi Wall Street. (AP/Louise Delmotte)
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki

Beralih ke Amerika Serikat (AS), bursa saham Wall Street ditutup beragam dengan mayoritas melemah pada perdagangan Kamis (25/7/2024) atau Jumat dini hari waktu Indonesia di tengah sikap investor kembali mempertimbangkan kinerja saham teknologi.

Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup menguat 0,2% ke posisi 39.935,07. Namun untuk indeks S&P 500 dan Nasdaq Composite kembali terkoreksi. S&P 500 ditutup melemah 0,51% ke 5.399,22 dan Nasdaq merosot 0,93% menjadi 17.181,72.

Rotasi sektor kembali terjadi di Wall Street, di mana tampaknya investor cenderung melirik saham-saham dengan kapitalisasi pasar kecil dan berorientasi pertumbuhan. Indeks Russell 2000, yang berisikan saham-saham berkapitalisasi pasar kecil di Wall Street, melesat 1,3%.

Sedangkan saham megacap teknologi AS sempat pulih dari awal yang goyah untuk diperdagangkan lebih tinggi pada pertengahan sore, tetapi akhirnya banyak yang merosot kemudian, dengan Meta Platforms (Facebook), Microsoft, dan Nvidia berakhir antara ambles 1,7% dan 2,4%.

Adapun saham Alphabet (Google) turun untuk hari kedua berturut-turut, ambrol 3,1% ke penutupan terendah sejak 6 Mei lalu. Tetapi Tesla mulai rebound.

Laba yang lesu dari induk Google dan produsen kendaraan listrik ternama tersebut telah menghantam apa yang disebut kelompok saham teknologi Magnificent Seven pada Rabu lalu, mendorong Nasdaq dan S&P 500 mencatat hari terburuk mereka sejak 2022.

Sementara itu, indeks Volatilitas CBOE, yang dikenal sebagai ukuran ketakutan Wall Street, memperpanjang kenaikannya baru-baru ini hingga ditutup pada 18,46, tertinggi baru dalam 14 minggu terakhir.

"Saya pikir pasar sedang goyah. Kekhawatiran itu sudah mulai muncul dan kemarin sedikit lebih parah dari kekhawatiran itu, tetapi sebagian sudah mereda hari ini," ujar Yung-Yu Ma, kepala investasi di BMO Wealth Management, dikutip dari Reuters.

Di lain sisi, investor masih berusaha mengatasi laporan laba yang mengecewakan pada Rabu lalu dan ketidakpastian politik serta ekonomi. Namun, investor masih mencerna terkait rilis data perkiraan awal dari produk domestik bruto (PDB) AS periode kuartal II-2024.

Departemen Perdagangan AS melaporkan data awal produk domestik bruto (PDB) AS pada kuartal II-2024 tumbuh 2,8% pada basis kuartalan (quarter-to-quarter/qtq), lebih tinggi dari kuartal I-2024 yang hanya tumbuh 1,4%.

Angka awal PDB AS pada kuartal II-2024 ini juga berada di atas ekspektasi pasar sebelumnya yang memperkirakan ekonomi Negeri Paman Sam akan tumbuh 2%.

Laporan PDB terbaru menunjukkan bahwa dunia usaha terus berinvestasi dan konsumen masih mendorong pertumbuhan dengan belanja mereka, meskipun harga barang masih cenderung tinggi.

Ketika perekonomian Negeri Paman Sam terus berkembang dari April hingga Juni 2024, inflasi kembali mengalami tren penurunan dan tampaknya berada pada jalur yang tepat untuk semakin melambat menuju target yang ditetapkan oleh bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) sebesar 2%.

Perekonomian AS akan mempertahankan apa yang disebut "soft landing", yaitu ketika inflasi kembali ke target The Fed tanpa resesi, suatu prestasi yang hanya terjadi sekali, yaitu pada tahun 1990-an, menurut beberapa ekonom.

Laporan PDB terbaru menunjukkan bahwa ukuran utama permintaan konsumen meningkat pada kuartal kedua ke tingkat tahunan sebesar 2,9%, menyamai tingkat pada kuartal keempat tahun 2023 yang merupakan laju terkuat dalam dua tahun. Ukuran investasi bisnis juga menguat pada periode April hingga Juni.

Kesehatan perekonomian AS saat ini menunjukkan bahwa The Fed sejauh ini telah berhasil menangani inflasi dan hasil akhirnya sudah terlihat jelas.

Kini fokus investor tertuju pada data indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) atau inflasi PCE pada hari ini untuk mengkonfirmasi spekulasi dimulainya penurunan suku bunga The Fed lebih awal.

Bursa Eropa Juga Merah

Mayoritas bursa Eropa juga berakhir di zona merah. Hanya Indeks FTSE Inggris yang menguat 0,4% pada perdagangan Kamis kemarin.

Indeks Stoxx 600 Eropa untuk ditutup melemah 0,72%. Bursa CAC Prancis ambruk 1,15%, dan indeks DAX Jerman melandai 0,48%.

Bursa Eropa mlemah karena laporan keuangan perusahaan mengecewakan dari beberapa sektor, termasuk teknologi dan barang mewah, yang membebani pasar. Sementara itu, lonjakan permintaan global untuk aset yang dianggap aman semakin memperburuk kerugian.

 

(chd/chd)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular