Newsletter

Kecewa dengan Amerika, Investor Kini Pelototi Kinerja Perusahaan RI

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
25 July 2024 06:00
Dow Jones
Foto: Masih Dihantui Virus Corona, IHSG Merah. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Beralih ke Amerika Serikat (AS), bursa saham Wall Street ditutup kebakaran pada perdagangan Rabu (24/7/2024), karena kinerja keuangan Alphabet dan Tesla pada kuartal II-2024 yang lesu merusak kepercayaan investor terhadap emiten megacap di AS.

Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup ambruk 1,25% ke posisi 39.853,87, S&P 500 anjlok 2,31% ke 5.427,13, dan Nasdaq Composite longsor 3,64% menjadi 17.342,41.

Saat saham pertama dari Magnificent Seven (big tech AS) melaporkan kinerjanya di kuartal II-2024, investor telah menunggu data baru untuk melihat apakah penilaian yang tinggi dapat dibenarkan. Dengan ketujuh perusahaan ini yang menguasai pasar, kinerja mereka pasti akan mempunyai dampak yang luas.

Reaksi investor terhadap angka-angka yang berkontribusi pada indeks S&P 500 dengan mencatatkan kinerja satu hari terburuk sejak Desember 2022. Penurunan sebesar 2,3% menandai pertama kalinya ditutup dengan diskon lebih dari 2% dalam 356 sesi, rekor terpanjang sejak 2007.

Nasdaq juga terpuruk, membukukan persentase penurunan satu hari terbesar sejak Oktober 2022 dan berakhir pada titik terendah sejak 10 Juni lalu. Sementara itu, Dow Jones ditutup di bawah 40.000 poin untuk pertama kalinya dalam dua minggu terakhir.

Menurut direktur pelaksana strategi investasi dan penelitian di Aspiriant, Dave Grecsek, momentum kenaikan dalam dua minggu pertama pada Juli di pasar ekuitas kini telah menghilang selama seminggu terakhir.

"Ada sedikit aksi ambil untung, dan kemudian masyarakat sedikit khawatir mengenai pengumuman pendapatan yang akan datang," katanya, dikutip dari Reuters.

Ambruknya S&P 500 dan Nasdaq disinyalir karena investor cenderung kecewa dengan hasil kinerja Alphabet (Google) dan Tesla pada kuartal II-2024, yang juga mempengaruhi ekspektasi kinerja keuangan big tech AS lainnya.

Kemarin, kinerja keuangan Alphabet (Google) pada kuartal II-2024 memang cukup menggembirakan, di mana pendapatan dan laba kuartal kedua berhasil melampaui ekspektasi analis. Namun sayangnya, pendapatan dari iklan di YouTube turun di bawah perkiraan konsensus.

Sedangkan di Tesla, laba bersihnya mengalami penurunan hingga 45% pada kuartal II-2024. Laba bersih Tesla dalam tiga bulan kedua tahun ini tercatat senilai US$ 1,48 miliar atau setara Rp 23,94 triliun (asumsi kurs Rp 16.200/US$), turun signifikan dari catatan setahun sebelumnya yang mencapai US$ 2,70 miliar (Rp 43,79 triliun).

Penurunan signifikan kinerja Tesla terjadi di tengah permintaan kendaraan listrik (electric vehicle/EV) yang mulai mendingin, serta perang harga sedang terjadi akibat munculnya banyak penantang baru di segmen industri otomotif ramah lingkungan.

Kerugian yang dialami Alphabet dan Tesla menggarisbawahi standar pendapatan yang tinggi untuk Magnificent Seven, yaitu sekumpulan tujuh saham teknologi megacap yang telah mencatatkan persentase kenaikan dua dan tiga digit pada tahun 2024.

Kenaikan ini didorong oleh optimisme seputar adopsi kecerdasan buatan (AI) dan ekspektasi dimulainya pemangkasan suku bunga bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) lebih awal.

Ketika saham-saham anjlok, Indeks Volatilitas Cboe (VIX), yang dikenal sebagai pengukur ketakutan pasar di Wall Street, berada di angka 18,35, tertinggi sejak 19 April lalu.

Meskipun kinerja perusahaan-perusahaan teknologi raksasa ini mengecewakan pasar, tetapi musim rilis kinerja keuangan pada kuartal II-2024 secara keseluruhan dimulai dengan baik. Berdasarkan data dari FactSet, lebih dari 25% emiten di S&P 500 telah melaporkan pendapatan kuartal kedua mereka, dengan sekitar 80% di antaranya melampaui ekspektasi.

(chd/chd)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular