
Musim Laporan Keuangan Tiba: Mampukah BCA & Unilever Panaskan IHSG?

Beralih ke Amerika Serikat (AS), bursa saham Wall Street ditutup terkoreksi pada perdagangan Selasa (23/7/2024) atau Rabu dini hari waktu Indonesia, karena investor mengalihkan fokus mereka ke rilis kinerja keuangan terbaru dua emiten raksasa teknologi AS.
Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup melemah 0,14% ke posisi 40.358,09, S&P 500 terkoreksi 0,16% ke 5.555,74, dan Nasdaq Composite turun tipis 0,06% menjadi 17.997,35.
Padahal, keduanya dengan keduanya mencatat angka pendapatan yang positif di kuartal II-2024. Tesla mencatat kenaikan pendapatan yang mengejutkan karena menyerahkan lebih banyak kendaraan melebihi ekspektasi pelaku pasar, dibantu oleh pemotongan harga dan insentif.
Sementara itu, Alphabet (Google) melampaui perkiraan pendapatan yang didorong oleh peningkatan penjualan iklan digital dan permintaan yang sehat terhadap layanan komputasi awannya (cloud).
Sebelum mempublikasikan kinerja keuangan kuartal II-2024, kedua saham ditutup bervariasi, dengan Tesla ditutup ambles 2%, sedangkan Alphabet naik 0,1%.
Rilis kinerja keuangan pada kuartal II-2024 dari raksasa teknologi akan menjadi kunci dalam menentukan apakah rekor kenaikan pada 2024 dapat dipertahankan, atau apakah saham-saham di AS dinilai sudah terlalu tinggi.
Pertanyaan apakah peralihan dari negara-negara kaya ke sektor-sektor yang berkinerja buruk akan terus berlanjut juga menjadi perhatian para investor
"Kami memperhatikan pendapatan, karena itulah yang penting pekan ini dan pekan depan, dan reaksi harga terhadap pendapatan tersebut akan sangat berpengaruh," kata Jack Janasiewicz, ahli strategi portofolio di Natixis Investment Managers, dikutip dari Reuters.
"Sampai saat ini belum ada kepastian dan kami memerlukan lebih banyak bukti bahwa hal ini berkelanjutan, dan hal ini sekali lagi akan berdampak pada pendapatan," tambah Janasiewicz.
Pergeseran ke saham-saham berkapitalisasi kecil juga terjadi ketika investor semakin bersemangat bahwa bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) akan segera mulai menurunkan suku bunga, sebuah langkah yang dipandang sangat membantu bagi perusahaan-perusahaan kecil dan lebih berorientasi pada siklus.
Larry Tentarelli, kepala strategi teknikal di Blue Chip Daily Trend Report mengatakan bahwa perpindahan dari saham-saham teknologi megacap ke saham-saham berkapitalisasi kecil yang terlihat pada pekan lalu dinilai masih wajar.
Dia mengatakan kenaikan besar pada Senin kemarin adalah bagian dari upaya investor untuk mengantisipasi laporan pendapatan yang berpotensi positif selama beberapa hari ke depan dan pembacaan indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) yang akan dirilis pada akhir pekan ini.
"Saya yakin cerita rotasi ini masih utuh. Jika kita mendapatkan laporan inflasi yang bullish, saya pikir Anda bisa melihat kenaikan lainnya pada saham-saham berkapitalisasi kecil dan bank-bank," ujar kata Tentarelli, dikutip dari CNBC International.
Investor cenderung wait and see menanti rilis data inflasi PCE karena akan menggambarkan kondisi inflasi dari sisi selain inflasi utama. Inflasi PCE sendiri juga menjadi ukuran inflasi favorit The Fed, sehingga data tersebut akan mempengaruhi sikap The Fed ke depannya.
Tetapi, pasar semakin optimis bahwa suku bunga The Fed dapat mulai dipangkas pada pertemuan September mendatang, atau dua bulan lagi.
Berdasarkan perangkat CME FedWatch, pasar memperkirakan The Fed akan memulai memangkas suku bunga acuannya pada pertemuan September mendatang mencapai 93,6%.
Sedangkan di pertemuan November, pasar juga memprediksi The Fed memangkas suku bunga untuk kedua kalinya yang mencapai 53,1%. Kemudian pada pertemuan terakhir di 2024 tepatnya pada Desember, pasar yang memprediksi The Fed kembali memangkas suku bunga ketiga kalinya mencapai 47,7%.
(chd/chd)