
Bukan Cuma Trump-Harris, AS Ternyata Punya 6 Kandidat Presiden

Jakarta, CNBC Indonesia - Jalan menuju pemilihan umum (pemilu) di negeri Paman Sam kian memanas. Hal ini terjadi setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengumumkan pemunduran dirinya. Nama Kalama Harris pun muncul sebagai calon kuat pengganti Joe Biden dalam pilpres AS 2024.
Selain Kamala Harris dan Trump, sejatinya sudah ada beberapa nama yang menjadi kandidat calon presiden AS pada pemilu 2024.
Kandidat Calon Presiden AS 2024
• Donald J. Trump
Mantan Presiden Donald J. Trump yang berasal dari partai Republik, mencalonkan diri untuk merebut kembali jabatan yang hilang pada tahun 2020, lalu menyangkal kekalahannya hingga menghasut massa pendukungnya untuk menyerang Gedung Capitol Amerika Serikat.
• Kamala Harris
Sebagai Wakil Presiden AS yang berasal dari partai Demokrat, dan mantan jaksa penuntut serta senator California, kini nama Kamala Harris diusung sebagai pengganti Joe Biden dalam calon presiden AS 2024.
Ketika Presiden Biden mengumumkan bahwa ia akan mundur dari pencalonan 2024, ia menyatakan dukungannya kepada Harris. Ia mengatakan dalam sebuah pernyataan, "Saya akan melakukan segala daya saya untuk menyatukan Partai Demokrat dan menyatukan bangsa kita untuk mengalahkan Donald Trump dan agenda ekstremnya, Proyek 2025."
• Robert F. Kennedy Jr.
Robert berasal dari partai independen atau ketiga. Robert menghabiskan sebagian besar kariernya bekerja sebagai pengacara. Dalam beberapa tahun terakhir, ia mendedikasikan energinya untuk kampanye anti-vaksin. Setelah memulai kampanyenya sebagai seorang Demokrat, pada Oktober 2023, Kennedy mengumumkan pencalonan presiden dari partai independen/ketiga.
• Cornel West
Cornel West adalah seorang intelektual yang mencalonkan diri sebagai presiden sebagai kandidat independen. Dilansir dari situs web kampanye presidennya mencantumkan tiga prioritas, yakni "membongkar kekaisaran" (pengurangan besar-besaran pada pengeluaran dan aktivitas militer), "melepaskan demokrasi" (berinvestasi dalam program sosial), dan "menyelamatkan planet" (termasuk Green New Deal).
• Jill Stein
Jill Stein mencalonkan diri sebagai presiden pada tahun 2012 dan 2016 sebagai anggota Partai Hijau. Di situs web kampanye 2024 miliknya, ia menulis, "Saya mencalonkan diri sebagai Presiden untuk menawarkan pilihan yang lebih baik bagi rakyat. Mari kita tempatkan agenda pro pekerja, anti perang, darurat iklim di depan dan di tengah pemilihan ini dan di surat suara di seluruh negeri."
• Chase Oliver
Chase Oliver mendapat perhatian nasional saat kampanye Senat AS memberinya kesempatan untuk berdebat dengan Senator Georgia Raphael Warnock. Perlombaan itu berakhir dengan putaran kedua antara Warnock dan penantangnya dari Partai Republik, yang merupakan salah satu alasan mengapa Oliver mendukung pemungutan suara pilihan berperingkat. Ia juga punya solusi untuk krisis utang mahasiswa, yakni untuk semua pinjaman saat ini bebas bunga dan akhiri semua pinjaman yang dijamin pemerintah di masa mendatang. Ia memperoleh nominasi Partai Libertarian untuk presiden pada bulan Mei 2024.
Meskipun pemilu AS 2024 kini menjadi perhatian dunia, akan tetapi nama-nama di luar Trump dan Harris memang tidak begitu familiar di telinga sebagian masyarakat dunia.
Akan tetapi nama Kamala Harris yang diprediksi akan menggantikan Joe Biden untuk pilpres 2024, masih ditentang oleh sebagian masyarakat AS.
Berdasarkan polling yang dilansir dari Project Five Thirty Eight, sebagian orang Amerika tidak menyetujui majunya Kamala Harris sebagai calon Presiden AS 2024.
![]() |
Sebesar 51,4% warga Amerika belum menyetujui majunya nama Kamala Harris sebagai calon Presiden AS 2024. Sementara 38,3% setuju majunya Kamala Harris untuk menjadi calon pemimpin negeri Paman Sam tersebut. Sedangkan 10,3% tidak memberi jawaban.
Namun, berdasarkan polling dari beberapa Lembaga di AS, persaingan untuk memperebutkan kursi presiden AS sangatlah ketat.
![]() |
Dalam jajak pendapat nasional terbaru NBC News, yang dilakukan lebih dari seminggu setelah penampilan Biden yang buruk dalam debat dan sebelum upaya pembunuhan terhadap Trump, baik presiden maupun Harris tertinggal dari Trump dengan selisih 2 poin di antara pemilih terdaftar, meskipun persentase sebenarnya untuk setiap kandidat sedikit berbeda. Trump mengungguli Biden dengan 45%-43%, sementara ia meraih 47% dan Harris 45% dalam pertarungan mereka.
Demikian pula, polling dari nasional Fox News pascadebat menemukan Trump unggul dengan 1 poin melawan Biden (Trump 49%, Biden 48%) dan Harris (Trump 49%, Harris 48%) di antara pemilih terdaftar.
Tetapi polling lain menunjukkan Harris sedikit mengungguli Biden dengan 1 atau 2 poin, meskipun yang penting masih tertinggal dari Trump pada titik ini dalam beberapa pertarungan penting.
Kemudian polling nasional CBS News/YouGov terhadap calon pemilih yang dilakukan setelah percobaan pembunuhan menunjukkan Trump mengungguli Biden dengan 5 poin di antara calon pemilih, 52% berbanding 47%, sementara Harris tertinggal 3 poin, 51% berbanding 48%.
Adapun dalam polling New York Times/Siena College di Pennsylvania dan Virginia, Harris memperoleh 2 poin lebih baik daripada Biden di antara calon pemilih di kedua negara bagian ini.
CNBC Indonesia Research
