Newsletter

Musim Laporan Keuangan Tiba: Mampukah BCA & Unilever Panaskan IHSG?

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
24 July 2024 06:01
Ilustrasi Bank BCA.
Foto: Ilustrasi Bank BCA. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Pada hari ini, pelaku pasar perlu mencermati beberapa sentimen, terutama terkait dengan dimulainya rilisnya kinerja keuangan emiten di kuartal II-2024 di AS dan semester I-2024 di dalam negeri.

Sebagaimana diketahui, pelaku pasar di AS kembali melirik saham-saham teknologi, saham-saham yang berorientasi dengan pertumbuhan, dan saham-saham yang sebelumnya rentan terhadap era suku bunga tinggi.

Dengan semakin optimisnya pasar akan berakhirnya era suku bunga tinggi pada tahun ini, maka harapannya bahwa pada periode mendatang, maka emiten-emiten dapat kembali bergairah. Namun sebelum mengarah ke arah kinerja kedepannya, maka pelaku pasar akan memantau kinerja emiten di kuartal II-2024 atau semester I-2024 terlebih dahulu.

Dari dalam negeri, dua emiten besar yang tentunya memiliki kapitalisasi pasar besar (big cap) akan memulai merilis kinerja keuangannya pada semester I-2024. Adapun emiten tersebut yakni PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR).

Pada hari ini, BBCA dan UNVR akan menggelar siaran pers terkait paparan kinerja keuangan semester I-2024.

Pada siaran pers BBCA, turut hadir Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja, beserta jajaran direksi BCA dan jajaranKomisarisBCA. Adapun siaran pers ini akan digelar secara daring pada hari ini sekitar pukul 16:00 WIB.

Sedangkan untuk siaran pers UNVR, turut hadir Presiden Direktur UNVR, Benjie Yap dan Vivek Agarwal selaku Direktur Finance UNVR. Adapun siaran pers ini akan digelar secara daring pada hari ini sekitar pukul 17:20 WIB.

Sebagai catatan, BCA membukukan kenaikan laba bersih 34% (year on year/yoy) menjadi Rp 24,2 triliun pada semester I-2023. Pada kuartal I-2024, BCA mencatatkan laba bersih konsolidasi senilai Rp 12,9 triliun atau naik 11,7 % secara tahunan (yoy)

Sementara itu, PT Unilever Indonesia melaporkan penjualan bersih sebesar Rp20,3 triliun pada semester I-2023.

Laba bersih pada semester I - 2023 anjlok 19,5% dibanding periode sama tahun 2022 yang sebesar Rp 3,42 triliun. Pada kuartal I-2024, laba PT Unilever menembus hingga Rp1,44 triliun atau naik 3% (yoy).

Laporan semester I-2024 akan mencerminkan seberapa kuat perusahaan menghadapi gejolak ekonomi global, pelemahan rupiah, dan pelemahan daya beli.
Khusus untuk Unilever, kinerja semester I-2024 juga akan mencerminkan ketangguhan perusahaan di tengah derasnya isu boikot anti-Israel yang sempat membebani perusahaan.

Selain BCA dan Unilever, PT Bank Rakyat Indonesia juga akan mengumumkan kinerja keuangan semester I-2024 pada Kamis pekan ini (25/4/2024).

Musim Lapkeu di AS

Sementara itu dari AS, pasar akan memantau rilis data big tech. Adapun Alphabet dan Tesla sudah terlebih dahulu merilis kinerja kuartal II-2024 setelah penutupan pasar di Wall Street.

Kinerja keuangan dari raksasa teknologi pada kuartal II-2024 akan menjadi kunci dalam menentukan apakah rekor kenaikan pada tahun 2024 dapat dipertahankan, atau apakah saham-saham AS dinilai terlalu tinggi.

Pertanyaan apakah peralihan dari negara-negara kaya ke sektor-sektor yang berkinerja buruk akan terus berlanjut juga menjadi perhatian para investor

Kinerja yang kuat dari para pemimpin pasar dapat meredakan beberapa kekhawatiran yang baru-baru ini menghantui perusahaan-perusahaan mega caps, termasuk kekhawatiran atas valuasi yang melebar dan kemajuan yang ditandai dengan kenaikan yang menggiurkan pada saham-saham seperti Nvidia yaitu naik 145% tahun ini, meskipun terjadi penurunan baru-baru ini.

Rotasi Sektor di Wall StreetFoto: Reuters
Rotasi Sektor di Wall Street

Di sisi lain, tanda-tanda bahwa laba melemah atau belanja terkait kecerdasan buatan kurang dari yang diperkirakan akan menguji narasi dominasi teknologi yang telah mendorong kenaikan saham tahun ini.
Hal ini dapat dengan cepat berubah menjadi masalah bagi pasar yang lebih luas.

Kinerja perusahaan bagi para pemimpin pasar diperkirakan akan mencapai standar yang tinggi. Sektor teknologi AS diproyeksikan meningkatkan pendapatan dari tahun ke tahun sebesar 17%, dan pendapatan untuk sektor layanan komunikasi yang mencakup Alphabet dan induk Facebook Meta terlihat meningkat sekitar 22%.

Kenaikan tersebut akan melampaui perkiraan kenaikan S&P 500 secara keseluruhan sebesar 11%, berdasarkan analisis LSEG IBES.

Gonjang-Ganjing di AS

Suhu politik di AS semakin memanas setelah Joe Biden mundur dari pilpres 2024. Wakil Presiden Kamala Harris kini digadang-gadang bakal menggantikan Biden sebagai wakil Demokrat untuk pilpres 2024.

Polling Reuters menunjukkan Kamala membuka keunggulan tipis 2% atas kandidat dari Parti Republik Donald Trump setelah Presiden Joe Biden mengakhiri kampanye pencalonannya dan memberikan tongkat estafet kepada Kamala.

Jajak pendapat baru yang dilakukan pada Senin dan Selasa mengikuti Konvensi Nasional Partai Republik di mana Trump secara resmi menerima nominasi pada Kamis, serta pengumuman Biden pada hari Minggu pekan laluu bahwa dia meninggalkan perlombaan dan mendukung Kamala.

Kamala dalam kampanyenya menyatakan bahwa dia telah mengamankan nominasi Demokrat, memimpin Trump dengan skor 44% berbanding 42% dalam jajak pendapat nasional, perbedaan ini berada dalam margin kesalahan sebesar 3%.

Kamala dan Trump berada pada posisi imbang 44% dalam jajak pendapat tanggal 15-16 Juli, dan Trump memimpin dengan selisih 1% dalam jajak pendapat tanggal 1-2 Juli.

(chd/chd)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular