Minggu Super Sibuk: Pasar Tunggu "Kode" dari Sri Mulyani, BI & OJK

Susi Setiawati, CNBC Indonesia
08 July 2024 06:00
Komisi XI Raker Dengan Menkeu, Menteri PPN, Gub BI, DK OJK dan RDP DG PLT. Kepala BPS. (Tangkapan Layar Youtube)
Foto: Komisi XI Raker Dengan Menkeu, Menteri PPN, Gub BI, DK OJK dan RDP DG PLT. Kepala BPS. (Tangkapan Layar Youtube)
  • IHSG dan rupiah bergerak positif pada pekan lalu
  • Wall Street akan menyambut pekan penting karena ada banyak laporan keuangan
  • Data konsumsi, realisasi semester I APBN, hingga konferensi pers OJK diperkirakan akan menjadi sentimen penggerak pasar hari ini

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar keuangan bergerak postif pada pekan lalu di mana Indeks Harga Saham Gabungan (IHS) dan rupiah menguat dalam sepekan. Dampak positif ini diharapkan berlanjut pada pekan ini. Hal ini karena ramainya sentimen dari dalam dan luar negeri yang menjadi pendorong pergerakan IHSG dan juga rupiah.

Pergerakan IHSG dan rupiah akan dipengaruhi oleh banyaknya data dan agenda penting hari ini dan sepanjang pekan ini. Selengkapnya mengenai sentimen dan proyeksi pasar hari ini dan satu pekan ke depan bisa dibaca pada halaman 3 artikel ini. Dan para investor juga dapat mengintip agenda dan rilis data yang terjadwal untuk hari ini baik dalam negeri dan luar negeri pada halaman 4.

Pekan lalu pasar saham Indonesia bangkit usai terpuruk. Pada perdagangan Jumat (5/7/2024), IHSG mencatatkan kenaikan sebesar 0,45% di level 7.253,37, dalam seminggu IHSG berhasil melonjak 2,69%.

Tercatat nilai transaksi atau turnover IHSG berada di angka Rp9,45 triliun. Transaksi berasal dari volume saham sebanyak 17,93 miliar lembar, dimana 281 saham naik, 269 turun dan 239 tidak berubah.

Secara sektoral, sektor kesehatan dan industrial menjadi penopang terbesar IHSG di akhir perdagangan terakhir pekan lalu atau Jumat, yakni masing-masing 1,45% dan 1,37%.
Selain itu, beberapa saham juga terpantau menjadi penggerak atau movers IHSG, berikut datanya:

Dua saham perbankan raksasa menjadi penopang terbesar IHSG pada Jumat pekan lalu, yakni saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) yang mencapai 16,2 indeks poin dan saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) sebesar 8,2 indeks poin.

Selain dua saham bank raksasa, juga terdapat beberapa saham big cap lainnya yakni PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) sebesar 7,1 indeks poin dan saham PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) sebesar 1,6 indeks poin.

IHSG kembali bergairah, di mana bursa saham acuan Tanah Air tersebut berhasil membukukan penguatan selama empat hari pada pekan lalu. Hanya pada perdagangan Selasa pekan lalu IHSG ditutup melemah.

IHSG kembali bergairah di tengah meningkatnya cadangan devisa (cadev) RI pada Juni 2024. Bank Indonesia (BI) melaporkan cadangan devisa mengalami kenaikan sebesar US$ 1,2 miliar menjadi US$ 140,2 miliar pada periode Juni 2024.

Kenaikan posisi cadangan devisa tersebut dipengaruhi oleh penerimaan pajak dan jasa serta penarikan pinjaman luar negeri pemerintah, di tengah kebutuhan stabilisasi nilai tukar rupiah sejalan dengan masih tingginya ketidakpastian pasar keuangan global.

Beralih ke rupiah, dilansir dari Refinitiv, pada perdagangan Jumat (5/7/2024) rupiah ditutup menguat 0,31% terhadap dolar AS di posisi Rp16.275/US$1. Dalam sepekan rupiah pun mencatatkan penguatan 0,58%. Level ini membuat rupiah berhasil kembali ke level psikologis Rp16.200/US$1 setelah bertahan cukup lama di level Rp16.300/US$1.

Membaiknya sentimen pasar global dan di dalam negeri menjadi amunisi rupiah untuk bergerak lebih stabil pada pekan lalu. Meski begitu, rupiah masih belum mampu untuk mendekati level psikologis Rp 16.000/US$.

Sentimen pasar penopang rupiah pada akhir pekan lalu yakni dari kenaikan cadangan devisa (cadev) Tanah Air pada Juni lalu. Bank Indonesia (BI) melaporkan cadangan devisa RI pada Juni lalu mencapai US$ 140,2 miliar, naik sebesar US$ 1,2 miliar.

BI menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.

Hal ini tentu disambut positif oleh pelaku pasar mengingat dengan besarnya cadev, maka tekanan terhadap rupiah dapat diredam atau distabilisasi.

Sementara dari pasar obligasi Indonesia, imbal hasil obligasi tenor 10 tahun bergerak melemah 0,13% di level 7.024 pada perdagangan Jumat (5/7/2024). Imbal hasil obligasi yang melemah menandakan bahwa para pelaku pasar sedang kembali mengumpulkan surat berharga negara (SBN).

Bursa saham Amerika Serikat (AS) Wall Street sumringah dengan ditutup di zona hijau pada pekan lalu. Musim rilisnya laporan keuangan kuartal II 2024 dorong penguatan pergerakan saham-saham di Wall Street.

Pada perdagangan Jumat (5/7/2024) Dow Jones ditutup menguat 0,17% di level 39.375,87, begitu juga dengan S&P 500 ditutup lebih tinggi atau naik 0,54% di level 5.567,19, dan Nasdaq melesat 0,90% di level 18.351,34.

Harapan bahwa reli saham-saham AS akan meluas melampaui megacap. Seperti halnya saham Nvidia yang akan diuji dalam beberapa minggu mendatang karena investor mengetahui apakah pertumbuhan laba dari perusahaan lain mulai mengejar ketinggalan dengan para pemimpin terkait teknologi.

S&P 500 telah reli 16% di sepanjang tahun 2024, didorong oleh segelintir saham besar yang siap mendapatkan keuntungan dari teknologi kecerdasan buatan (AI) yang sedang berkembang. Hanya 24% saham di S&P 500 yang mengungguli indeks pada semester pertama, periode enam bulan tersempit ketiga sejak 1986, menurut ahli strategi BofA Global Research.

Rilisnya kinerja keuangan kuartal II 2024 dimulai pada pekan ini, dengan laporan keuangan bank-bank besar termasuk JPMorgan (JPM.N) dan Citigroup (C.N) pada 12 Juli.

Lebih banyak perusahaan diproyeksikan membukukan laba yang lebih baik karena banyak investor memperkirakan ekonomi akan mengalami soft landing, yang dapat mendorong saham yang diperdagangkan pada valuasi yang lebih moderat daripada saham para pemimpin pasar seperti saham megacap.

Harapan pasar, IHSG dan rupiah diharapkan melanjutkan pergerakan positif layaknya dalam sepekan kemarin. Namun, pelaku pasar harus memperhatikan sejumlah sentimen besar pada hari ini ataupun sepekan ke depan. Hal ini lantaran akan terdapat sejumlah sentiment dalam negeri maupun luar negeri yang dapat menjadi booster untuk pasar dalam sepekan ke depan.

Sentimen besar pada hari ini bisa datang dari  gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) di mana pemerintah akan memaparkan kinerja selama satu semester pada Januari-Juni 2024 serta memberikan prognosis hingga akhir tahun. Bank Indonesia juga akan memberikan laporan perkembangan ekonomi terkini serta proyeksi ekonomi tahun ini.

Otoritas Jasa Keuangan (PJK) juga akan menggelar konferensi pers bulanan untuk Juni pada hari ini.

Sentimen dalam Negeri

Pada Senin (8/7/2024), Bank Indonesia akan merilis indeks kepercayaan konsumen Indonesia periode Juni 2024. Sebelumnya, survei konsumen Bank Indonesia pada Mei 2024 mengindikasikan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi tetap kuat dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Hal ini tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Mei 2024 sebesar 125,2 dan berada dalam level optimis (>100).

Tetap kuatnya keyakinan konsumen pada Mei 2024 didorong oleh Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK). Kedua indeks tersebut tetap kuat didukung oleh optimisme pada seluruh komponen pembentuknya.

Konferensi Pers Laporan Realisasi APBN Semester I-2024
Pada hari ini, Senin (8/7/2024) Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo alan menghadiri rapat bersama Badan Anggaran DPR-RI untuk membahas laporan semester I dan prognosis Semester II APBN Tahun Anggaran 2024.

Rapat ini akan menjadi evaluasi penting bagi pendapatan dan penyerapan belanja pemerintah pusat setelah satu semester di 2024. Rapat juga akan membahas prognosis mengenai APBN satu semester ke depan atau semester II-2024.

Menarik untuk dilihat seberapa besar kemampuan negara dalam mengumpulkan pendapatan hingga semester I serta perkiraan di semester II-2024. Hal ini akan berdampak terhadap penyerapan belanja setahun ke depan.

Pemerintah juga akan memberikan proyeksi defisit hingga akhir tahun hingga rencana penyerapan utang ke depan.

Bank Indonesia juga akan memaparkan kondisi ekonomi terkini serta proyeksi rupiah hingga akhir tahun serta langkah-langkah apa yang akan dilakukan ke depan dalam menjaga stabilitas nilai tukar.
BI juga akan memaparkan proyeksi transaksi berjalan hingga Neraca Pembayaran Indonesia.

Konferensi Pers OJK
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) akan menyelenggarakan konferensi pers RDK Bulanan (RDKB) Juni 2024 pada hari ini, Senin (8/7/2024). Menarik disimak bagaimana kinerja keuangan Indonesia baik di industri perbankan atau non-perbankan.
OJK juga diharapkan memaparkan proyeksi kredit perbankan ke depan atau dampak pelemahan rupiah terhadap industri keuangan.

Pada hari Selasa (9/7/2024), terdapat rilis penjualan ritel Indonesia periode Mei 2024. Kinerja penjualan eceran pada Mei 2024 diprakirakan meningkat. Hal ini tercermin dari Indeks Penjualan Riil (IPR) Mei 2024 yang mencapai 233,9 atau secara tahunan tumbuh 4,7% (yoy).

Peningkatan tersebut didorong oleh Subkelompok Sandang, Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau, serta Suku Cadang dan Aksesori. Secara bulanan, penjualan eceran diprakirakan terkontraksi 1,0% (mtm) sejalan dengan normalisasi aktivitas masyarakat pasca-Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Idul Fitri. Kontraksi lebih dalam tertahan oleh beberapa kelompok yang masih tumbuh positif, yaitu Kelompok Suku Cadang dan Aksesori serta Bahan Bakar Kendaraan Bermotor.

Pada April 2024, IPR tercatat mencapai 236,3 atau mengalami kontraksi sebesar 2,7% (yoy). Kontraksi lebih dalam tertahan oleh Kelompok Suku Cadang dan Aksesori serta Bahan Bakar Kendaraan Bermotor yang mencatatkan pertumbuhan positif.

Secara bulanan, penjualan eceran tercatat tumbuh 0,4% (mtm) terutama didorong oleh Kelompok Peralatan Informasi dan Komunikasi, Barang Budaya dan Rekreasi, serta Makanan, Minuman, dan Tembakau sejalan dengan kegiatan masyarakat saat perayaan Idul Fitri.

Dari sisi harga, tekanan inflasi pada Juli dan Oktober 2024 diprakirakan meningkat, tercermin dari Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) Juli dan Oktober 2024 yang masing-masing tercatat sebesar 142,5 dan 142,0, lebih tinggi dari IEH bulan sebelumnya yang masing-masing sebesar 140,1 dan 134,5.

Pada Rabu (9/7/2024), akan terdapat rilis penjualan sepeda motor Indonesia periode Juni 2024. Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) menargetkan penjualan sepeda motor untuk tahun 2024 sekitar 6,2 juta unit hingga 6,6 juta unit.

Sebelumnya, menurut data Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), volume penjualan sepeda motor di pasar domestik mencapai 505.670 unit pada Mei 2024, melesat 20,64% dibanding bulan sebelumnya (mtm).

Sejalan dengan penjualan ekspor sepeda motor dari Indonesia, yang tumbuh 45% (mtm) menjadi 47.449 unit pada Mei 2024.

Dan pada  Sabtu (13/7/2024) akan dirilis data penjualan mobil Indonesia periode Juni 2024. Sebelumnya, menurut data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan wholesales (pabrik ke dealer) mobil nasional turun 21% year on year (YoY) menjadi 334.969 unit pada Januari hingga Mei 2024, dari sebelumnya 423.771 unit.

Penjualan retail (dealer ke konsumen) mobil nasional juga terkoreksi 14,4% yoy menjadi 361.698 unit pada Januari hingga Mei 2024, dari sebelumnya 422.514 unit.

Akan tetapi, secara bulanan (mtm), penjualan wholesales mobil nasional mampu tumbuh 46,5% (mtm) dari 48.637 unit pada April 2024 menjadi 71.263 unit pada Mei 2024.

Begitu juga dengan penjualan retail mobil nasional yang naik 22,7% (mtm) dari 58.788 unit pada April 2024 menjadi 72.137 unit pada Mei 2024.

Sentimen Luar Negeri

Pada Senin (8/7/2024), terdapat data ekspektasi inflasi konsumen periode Juni 2024. Pasar memprediksi inflasi konsumen akan sedikit melambat di 3,2%. Sebelumnya, pada Mei 2024, harga-harga telah meningkat sebesar 3,3% dibandingkan dengan Mei 2023 menurut perubahan persentase indeks harga konsumen selama 12 bulan, tingkat inflasi bulanan untuk barang dan jasa di Amerika Serikat. Data tersebut merupakan rata-rata harga di kota-kota di AS.

Kemudian, tak lupa pidato dari para pejabat The Federal Reverse (The Fed) dan rapat FOMC yang akan ikut menghiasi pasar keuangan AS dan dunia yang dimulai sejak Selasa (9/7/2024) hingga Kamis (11/7/2024). Hal ini untuk memberikan gambaran mengenai kepastian kapan mulainya pemangkasan suku bunga oleh bank sentral AS.

Pada Selasa (9/7/2024) akan terdapat pidato dari Menteri keuangan AS Janet Yellen.

Berlanjut pada Rabu (10/7/2024), terdapat rilis laporan bulanan OPEC periode Juni 2024. Sebelumnya, pasokan minyak global naik sebesar 520 kb/d pada bulan Mei menjadi 102,5 juta barel/d, karena produksi etanol Brasil melonjak secara musiman. Untuk keseluruhan tahun ini, produksi meningkat sebesar 690 kb/d, dipimpin oleh kenaikan non-OPEC+ sebesar 1,4 juta barel/d.

Pasokan OPEC+ turun sebesar 740 kb/d jika pemotongan sukarela dipertahankan. Pada tahun 2025, pasokan global diperkirakan akan naik sebesar 1,8 juta barel/d, karena produksi non-OPEC+ meningkat sebesar 1,5 juta barel/d.

Pertumbuhan permintaan minyak dunia terus melambat, dengan kenaikan pada tahun 2024 kini terlihat sebesar 960 kb/d, 100 kb/d di bawah perkiraan bulan lalu. Lemahnya pengiriman OECD mendorong permintaan global ke dalam kontraksi tipis tahun ke tahun pada bulan Maret. Pertumbuhan di bawah standar sebesar 1 juta barel/d pada tahun 2025 tertahan oleh ekonomi yang lesu dan percepatan penerapan teknologi energi bersih.

Adapun, margin penyulingan di Asia turun ke level terendah dalam tiga tahun pada Mei dan kini mendekati wilayah pemotongan produksi. Profitabilitas penyulingan di Pantai Teluk AS turun kembali ke level terendah dalam enam bulan tetapi tetap di atas level Eropa.

PadaKamis (11/7/2024), terdapat rilis data inflasi AS atau yang disebut indeks harga konsumen (IHK) periode Juni 2024, yang diprediksi akan sedikit menurun menjadi 3,1%. Sebelumnya, indeks harga konsumen (ihk) AS, pengukur inflasi utama, naik 3,3% pada bulan Mei dari tahun lalu, berdasarkan laporan Departemen Tenaga Kerja AS. Angka tersebut turun dari 3,4% pada April.

Dan berlanjut pada Jumat (12/7/2024), terdapat rilis indeks harga produsen (IHP) periode Juni 2024. Sebelumnya, indeks harga produsen (IHP) untuk permintaan akhir turun 0,2% pada bulan Mei setelah naik 0,5% yang tidak direvisi pada bulan April, berdasarkan laporan Biro Statistik Tenaga Kerja Departemen Tenaga Kerja. Turunnya IHP meningkatkan harapan pasar keuangan bahwa The Federal Reserve (The Fed) akan mulai memangkas suku bunga pada bulan September.

Bank sentral AS pada  Juni mempertahankan suku bunga acuannya dalam kisaran 5,25%-5,50% saat ini. The Fed telah menaikkan suku bunga kebijakannya sebesar 525 basis poin sejak Maret 2022 untuk memberantas inflasi.

Berikut sejumlah agenda ekonomi dalam dan luar negeri pada hari ini:

• Kepercayaan Konsumen Indonesia periode Juni 2024 (11.00 WIB)

* Ekspektasi Inflasi Konsumen AS (22.00 WIB)

* Penyampaian Hasil Pemeriksaan BPK atas Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara dan Penyerahan Laporan Hasil Pemeriksaan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2023 kepada Presiden Republik Indonesia oleh Sekjend BPK RI di Balai Sidang JCC Senayan di Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta. Turut hadir presiden dan sekjen BPK (08.00 WIB)

* Market outlook semester II-2024 PT Schroder Investment Management Indonesia di kantor Schroders Indonesia, gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta. Turut hadir antara Direktur Utama Schroders Indonesia dan Chief Investment Officer Schroders Indonesia (09.45 WIB)

* Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat menggelar rapat kerja dengan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia membahas laporan semester I dan prognosis Semester II APBN Tahun Anggaran 2024 di ruang rapat Banggar DPR, Gedung DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta (13.00 WIB)

* OJK akan menyelenggarakan konferensi pers RDK Bulanan (RDKB) Juni 2024 via zoom meeting (15.00 WIB)

Berikut sejumlah agenda emiten di dalam negeri pada hari ini:

Berikut sejumlah indikator perekonomian nasional:

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular