
Deretan Saham Bank Big Caps yang Memiliki Valuasi Terdiskon

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga saham emiten bank berkapitalisasi besar lesu pada tahun ini. Harga saham BBRI anjlok 24,02%, BBNI longsor 12,56%, BBCA turun 0,80%, dan hanya BMRI yang menguat 3,72%.
Lantas apakah saham perbankan saat ini sudah memiliki valuasi terdiskon?
Tim Riset CNBC Indonesia telah merangkum valuasi empat saham perbankan big caps, yakni BBCA, BBRI, BBNI, dan BMRI. Berikut ulasannya:
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk - BBRI
BBRI memiliki valuasi price to book value (PBV) senilai 2,2 kali per 7 Juni 2024. Valuasi BBRI pun terdiskon berdasarkan pendekatan PBV Band.
Valuasi BBRI dikatakan terdiskon karena PBV mulai turun dari standar deviasi +1 menuju rata-rata lima tahun. Posisi terbaik investor dapat membeli saham BBRI jika mampu berada di standar deviasi -1 atau di sekitar 3.800-3.900 per saham.
![]() PBV Band BBRI |
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk - BBNI
BBNI memiliki valuasi price to book value (PBV) senilai 1,2 kali per 7 Juni 2024. Valuasi BBNI pun terdiskon berdasarkan pendekatan PBV Band.
Valuasi BBNI dikatakan terdiskon karena PBV mulai turun dari standar deviasi +1 menuju rata-rata lima tahun di 4.200 per saham.
![]() PBV Band BBNI |
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk - BMRI
BBNI memiliki valuasi price to book value (PBV) senilai 2,4 kali per 6 Juni 2024. Valuasi BBNI pun terdiskon berdasarkan pendekatan PBV Band.
Valuasi BMRI dikatakan relatif premium karena PBV saat ini berada di standar deviasi +2. Apalagi melihat pergerakan PBV Band yang cenderung berada di rentang mean hingga standar deviasi +1 atau di sekitar 5.300 - 5.400 per saham.
![]() PBV Band BMRI |
PT Bank Central Asia Tbk - BBCA
BBCA memiliki valuasi price to book value (PBV) senilai 5,1 kali per 7 Juni 2024. Valuasi BBCA pun terdiskon berdasarkan pendekatan PBV Band.
Valuasi BBCA dikatakan relatif premium karena PBV saat ini berada di standar deviasi +2. Apalagi melihat pergerakan PBV Band yang selalu berada di rentang mean hingga standar deviasi +1.
BBCA akan lebih menarik jika berada di posisi standar deviasi +1 atau di area 8.800-8.850 per saham.
![]() PBV Band BBCA |
Tim Riset CNBC Indonesia menggunakan pendekatan PE/PBV Standard Deviation Band dalam menganalisa valuasi saham bank besar.
PE/PBV Standard Deviation Band adalah indikator yang mengukur jumlah variasi historis dari PE atau PBV rata-rata dalam periode tertentu sebuah saham.
Fungsinya adalah untuk mengetahui apakah harga saham sedang dalam keadaan terdiskon (undervalued) atau mahal (overvalued) berdasarkan historis PE/PBV ratio saham selama periode waktu tertentu.
Secara umum, semakin saat PE/PBV bergerak mendekati garis +1 atau +2 standard deviation band, semakin mahal (overvalued) harga sebuah saham.
Sebaliknya, saat PE/PBV bergerak mendekati garis -1 atau -2 standard deviation band akan semakin murah harga sahamnya (undervalued).
Namun, diskon bisa dilihat dari posisi valuasi puncak yang sedang turun sebagai momentum.
CNBCÂ INDONESIA RESEARCH
CNBC INDONESIA RESEARCH
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
(ras/ras)