Newsletter

The Fed Diramal Pangkas Suku Bunga 2x, IHSG Bakal Pesta Pora?

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
05 June 2024 06:00
Bullrun
Foto: REUTERS/Brendan McDermid

IHSG saat ini berada di persimpangan untuk menjaga trend mendatar atau malah bearish. Sebab meskipun IHSG menguat dalam dua hari perdagangan terakhir, masih ada tekanan jual di pasar.

Selain itu, penguatan IHSG masih terbentur resisten dan belum mampu breakout dari garis moving average (MA) 200.

IHSGFoto: Refinitiv
IHSG

Sementara rupiah terlihat mulai menembus ke bawah garis rata-rata selama 20 jam atau MA20. Jika penguatan berlanjut, maka potensi menguji support di Rp16.211/US$, ini diambil dari garis rata-rata selama 50 jam atau MA50.

Meski begitu, pelaku pasar tetap perlu mengantisipasi jika ada pelemahan lanjutan dengan mencermati resistance terdekat di Rp16.277/US$ yang bertepatan dengan garis horizontal dari high candle intraday 30 April 2024.

Penguatan terbatas di pasar saham terkait investor yang masih memiliki sikap wait and see mencermati berbagai rilis data-data penting makro AS, terutama data tenaga kerja.

Data-data tenaga kerja menjadi petunjuk awal mengenai inflasi AS yang merupakan faktor utama The Fed dalam menentukan arah kebijakan moneter. Asal tahu saja, The Fed menargetkan inflasi AS 2% agar penurunan suku bunga terjadi.

Sementara Indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) naik 2,7% year-on-year (yoy) pada April. Sedangkan inflasi dari indeks harga konsumen (CPI) per April tercatat 3,6% yoy.

Adapun harapan para pelaku pasar angka pengangguran semakin besar atau lowongan pekerjaan tersedia sedikit. Saat pengangguran banyak, tingkat penghasilan warga AS lebih sedikit dan menekan daya beli. Sehingga inflasi bisa turun dan dapat meyakinkan The Fed untuk mulai menurunkan suku bunga,

Mengutip perangkat FedWatch, probabilitas The Fed mempertahankan suku bunga pada pertemuan bulan ini sebesar 99,9%.

Para pelaku pasar melihat kemungkinan penurunan suku bunga tahun ini terjadi dua kali, yakni pada pertemuan September dan Desember.

Pada pertemuan 18 September 2024, pasar melihat kemungkinan The Fed menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin. Sehingga target suku bunga menjadi 5,00%-5,25%. Kemudian, The Fed akan sekali lagi menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin menjadi 4,75%-5,00% pada pertemuan 18 Desember 2024.

Keyakinan pasar saat ini lebih optimis dibandingkan kemarin. Terutama sebelum data PMI manufaktur dan rilis pembukaan lowongan pekerjaan baru AS.

Aktivitas manufaktur AS melambat untuk bulan kedua berturut-turut pada bulan Mei karena pesanan barang baru turun terbesar dalam hampir dua tahun, tetapi ukuran inflasi input turun kembali dari level tertinggi sejak pertengahan tahun 2022, menurut survei bulanan yang dirilis pada Senin (3/6/2024).

Indeks manajer pembelian manufaktur Institute for Supply Management untuk Mei turun menjadi 48,7 dari 49,2 pada April. Penurunan tersebut merupakan penurunan kedua berturut-turut dan merupakan bulan kedua di bawah level 50 yang memisahkan pertumbuhan dari kontraksi.

Kemudian, tingkat lowongan kerja kembali menurun pada bulan April dan mendorong jumlah lapangan kerja terbuka yang tersedia untuk setiap pengangguran turun menjadi 1,24 juta, yang merupakan level terendah sejak Juni 2021. Kini, angka tersebut sudah kembali normal. seperti pada tahun-tahun sebelum pandemi COVID-19.

Ketua Fed Jerome Powell terus mencermati Survei Pembukaan Pekerjaan dan Perputaran Tenaga Kerja (JOLTs) Departemen Tenaga Kerja AS untuk mendapatkan informasi mengenai ketidakseimbangan antara pasokan dan permintaan tenaga kerja, dan lonjakan jumlah pekerja di era pandemi menjadi lebih dari 2 berbanding 1.

Segalanya telah mendingin secara substansial. Aspek-aspek lain dari survei ini, seperti tingkat berhenti bekerja, juga telah kembali ke tingkat sebelum pandemi, yang menurut para pejabat The Fed adalah keseimbangan antara pasokan dan permintaan yang muncul di pasar tenaga kerja secara keseluruhan.

Rilis dua data di awal Juni memberi sinyal bahwa kondisi ekonomi AS masih rentan dan sinyal awal konsumsi rumah tangga akan tertekan dan membuka peluang inflasi makin mendingin. Inflasi untuk periode Mei akan diumumkan minggu depan, Rabu (12/6/2024).

Sementara itu, imbal hasil obligasi pemerintah AS turun ke level terendah hampir tiga minggu pada hari Selasa setelah data menunjukkan bahwa lowongan pekerjaan turun lebih dari perkiraan pada bulan April, sebelum data pekerjaan yang sangat dinanti pada Jumat ini mungkin memberikan petunjuk baru mengenai kebijakan The Fed

Imbal hasil obligasi 10 tahun terakhir turun 5 basis poin pada 4,353% dan berada pada level 4,324%, terendah sejak 16 Mei.

Rilis utama perekonomian AS minggu ini adalah data pekerjaan non farm payrolls pada Mei yang akan dirilis pada hari Jumat (7/6/2024).

Pemberi kerja diperkirakan menambah 185.000 pekerjaan pada Mei. Hal ini terjadi setelah laporan April menunjukkan pertumbuhan lapangan kerja melambat lebih dari yang diperkirakan, dengan penambahan 175.000 lapangan kerja. Paling sedikit dalam enam bulan.

(ras/ras)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular