Newsletter

Duh! Pejabat The Fed Masih Hawkish, IHSG & Rupiah Rawan Terguncang

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
21 May 2024 05:58
federal reserve
Foto: Reuters

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar keuangan Indonesia melemah pada perdagangan kemarin. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan nilai tukar rupiah ditutup di zona merah.

Hingga akhir perdagangan, IHSG ditutup melemah 0,69% ke posisi 7.266,69. IHSG pun terkoreksi kembali ke level psikologis 7.200, setelah beberapa hari terakhir bertahan di level psikologis 7.300. Bahkan, IHSG gagal untuk mencoba kembali menembus level psikologis 7.400.

Nilai transaksi indeks pada akhir perdagangan hari ini mencapai Rp 14 triliun dengan volume transaksi mencapai 18 miliar lembar saham dan sudah ditransaksikan sebanyak 1,3 juta kali.

Secara sektoral, sektor keuangan menjadi penekan terbesar IHSG di akhir perdagangan hari ini, yakni mencapai 1,66%.

Selain itu, beberapa saham juga terpantau menjadi penekan (laggard) IHSG pada akhir perdagangan hari ini. Berikut daftarnya.

Saham-saham perbankan raksasa menjadi pemberat utama IHSG pada akhir perdagangan hari ini, dengan saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) yang menjadi terbesar yakni mencapai 22,7 indeks poin.

IHSG berbalik melemah karena investor cenderung menahan selera risikonya, di tengah pendeknya periode perdagangan pekan ini yang hanya berlangsung selama tiga hari akibat adanya libur panjang Hari Waisak.

Alhasil, volatilitas IHSG cenderung kembali meninggi pada hari ini. Apalagi, selama tiga hari beruntun sebelumnya, IHSG berhasil melesat, sehingga memantik investor untuk melakukan aksi profit taking.

Di sisi lain, rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pasca Bank Indonesia (BI) merilis data Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) yang berada di zona defisit.

Dilansir dari Refinitiv, rupiah ditutup terdepresiasi 0,13% di angka Rp15.970/US$ pada hari ini, Senin (20/5/2024). Pelemahan rupiah ini sejalan dengan depresiasi yang terjadi kemarin (17/5/2024) yakni sebesar 0,19%.

Nasdaq ditutup pada rekor tertinggi pada hari Senin sementara S&P 500 menguat sedikit karena saham-saham teknologi menguat seiring dengan pendapatan Nvidia yang sangat dinanti-nantikan dan para investor memperkirakan waktu penurunan suku bunga oleh Federal Menyimpan.

Indeks teknologi S&P 500 memimpin kenaikan di antara 11 sektor S&P utama, naik 1,32%, dibantu oleh pembuat chip seperti Nvidia, yang menguat 2,49% menjelang hasil kuartalannya pada hari Rabu.

Dow Jones Industrial Average turun 196,82 poin, atau 0,49%, menjadi 39.806,77. S &P 500 naik 4,86 poin, atau 0,09%, pada 5,308.13 dan Nasdaq Composite naik 108,91 poin, atau 0,65%, menjadi 16,794.87.

Investor akan mencari bukti dalam pendapatan Nvidia bahwa pemimpin chip AI ini dapat mempertahankan pertumbuhan eksplosifnya dan tetap berada di depan para pesaingnya.

"Jika mereka mengejutkan secara positif, Nvidia bisa memicu kemarahan kecil, meskipun semuanya mahal, jadi sulit untuk melihat kenaikan besar dalam hal ini," kata Stephen Massocca, wakil presiden senior di Wedbush Securities di San Francisco.

"Jika The Fed mulai menurunkan suku bunganya, hal itu akan memicu reli, namun tampaknya data belum mendukung hal tersebut."

Dow terbebani oleh penurunan 4,5% pada saham JPMorgan setelah CEO Jamie Dimon mengatakan dia "sangat pesimis" dan mengatakan perusahaan tidak akan membeli kembali sahamnya dengan harga saat ini.

Musim pendapatan yang solid dan tanda-tanda inflasi mungkin mulai mereda kembali telah menghidupkan kembali harapan penurunan suku bunga The Fed tahun ini, sehingga mendorong rata-rata inflasi mencapai rekor tertinggi. Blue-chip Dow kehilangan di atas 40,000 poin untuk pertama kalinya minggu lalu.

Komentar para pejabat The Fed pada Senin tidak banyak mengubah ekspektasi penurunan suku bunga oleh bank sentral, karena mereka enggan mengatakan bahwa tekanan inflasi telah mereda dan beberapa pihak menekankan perlunya kehati-hatian.

Risalah pertemuan kebijakan moneter terbaru The Fed dijadwalkan akan dirilis pada hari Rabu. Pasar memperkirakan peluang 63,3% untuk penurunan suku bunga setidaknya 25 basis poin (bps) pada pertemuan bulan September, menurut perangkat Fedwatch.

IHSG menyentuh resisten di 7.378 sebelum akhirnya melemah pada perdagangan kemarin. Saat ini IHGS berada di supprot garis moing average 20 dan 50. Jika berhasil rebound maka IHSG akan mengkonfirmasi telah keluar atau perubahan tren dari tren pelemahan jangka pendek yang terjadi sejak awal April.

Moving average adalah indikator saham yang biasa digunakan dalam analisis teknikal dengan menghitung rata-rata pergerakan suatu saham. Indikator ini dihitung untuk mengidentifikasi arah tren suatu harga saham atau untuk menentukan level support dan resistance.

IHSGFoto: Refinitiv
IHSG

IHSG hari ini dibayangi oleh beberapa sentimen dari dalam maupun luar negeri. 

Bank Indonesia (BI) telah merilis data Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) dan termasuk transaksi berjalan dan terpantau kedua data tersebut berada di teritori negatif.

BI melaporkan NPI pada kuartal I-2024 defisit US$ 6 miliar. Begitu juga dengan transaksi berjalan defisit US$ 2,2 miliar atau 0,6% dari produk domestik bruto (PDB).

Transaksi modal dan finansial pada triwulan I 2024 mencatat defisit US$ 2,3 miliar, setelah pada triwulan sebelumnya mencatat surplus US$ 11,1 miliar.

Hal ini dipengaruhi oleh defisit investasi portofolio, terutama didorong aliran keluar modal asing pada surat utang domestik seiring peningkatan ketidakpastian pasar keuangan global.

Defisit yang terus terjadi khususnya transaksi berjalan selama empat kuartal beruntun ini cukup dikhawatirkan pelaku pasar karena rupiah akan terus mengalami tekanan sehingga BI akan terus mengerek suku bunga, yang pada akhirnya juga membebani pergerakan IHSG, terutama diakibatkan oleh saham-saham yang rentan terhadap kenaikan suku bunga.

Bila suku bunga meningkat, maka aktivitas ekonomi bisa diperlambat. Harapannya impor barang bisa turun dan mengurangi beban pada transaksi berjalan.

Kemudian, pada hari ini (21/5/2024) dan besok (22/5/2024), BI akan melakukan Rapat Dewan Gubernur (RDG). Hal ini akan menjadi perhatian pelaku pasar salah satunya yang ditunggu yakni suku bunga acuan.

Sebelumnya pada April 2024, BI cukup mengejutkan pasar dengan menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) ke level 6,25%.

"Rapat dewan Gubernur memutuskan menaikkan BI rate," ungkap Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers, Rabu (24/4/2024).

BI mengungkapkan alasan kenaikan suku bunga tersebut karena untuk memperkuat stabilitas nilai tukar rupiah dari kemungkinan memburuknya risiko global serta sebagai langkah preemptive dan forward looking untuk pastikan inflasi sesuai sasaran 2,5 plus minus 1% 2024 2025 sejalan dengan stance kebijakan prostabilitas.

Diketahui rupiah melemah tajam dalam beberapa waktu terakhir. Dolar AS sempat menyentuh Rp16.200.

Sementara dari luar negeri Pejabat Federal Reserve belum siap untuk mengatakan inflasi sedang menuju target bank sentral sebesar 2% setelah data pekan lalu menunjukkan pelonggaran tekanan harga konsumen pada bulan April, dan beberapa di antaranya pada hari Senin menyerukan kehati-hatian kebijakan yang berkelanjutan.

"Masih terlalu dini untuk mengatakan apakah perlambatan proses disinflasi baru-baru ini akan bertahan lama," Wakil Ketua Fed Philip Jefferson mengatakan pada konferensi Mortgage Bankers Association di New York, bahkan ketika ia menyebut data bulan April "menggembirakan."

Jefferson menggambarkan kebijakan moneter saat ini sebagai kebijakan yang membatasi dan menolak mengatakan apakah ia memperkirakan penurunan suku bunga akan dimulai tahun ini,  hanya menyatakan bahwa ia akan dengan hati-hati menilai data ekonomi yang masuk, prospek, dan keseimbangan risiko.

Berbicara secara terpisah pada konferensi yang diadakan oleh Fed Atlanta, Wakil Ketua Pengawasan Fed Michael Barr, mengatakan pembacaan inflasi kuartal pertama yang "mengecewakan" "tidak memberi saya peningkatan kepercayaan diri yang saya harapkan dapat mendukung pelonggaran kebijakan moneter. "

Seperti Jefferson, Barr memperkuat pesan umum The Fed bahwa penurunan suku bunga yang sangat diantisipasi oleh pasar, akan ditunda sampai jelas bahwa inflasi akan kembali ke target The Fed sebesar 2%.

"Kami perlu memberikan kebijakan pembatasan kami beberapa waktu lagi agar dapat melanjutkan fungsinya," kata Barr.

Berikut sejumlah agenda ekonomi dalam dan luar negeri pada hari ini:

  • Transaksi Berjalan Uni Eropa (15.00 WIB)
  • Neraca Dagang Uni Eropa (16.00 WIB)
  • Pernyataan pejabat The Fed Williams (20.00 WIB)

  • Pernyataan pejabat The Fed Waller (20.00 WIB)

Berikut sejumlah agenda emiten di dalam negeri pada hari ini:

  • Jadwal cum date dividen: HEAL, PBID

  • Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST): CPIN, DYAN, ISAT, ITIC, JGLE, SMKL, SQBB, TMPO

  • Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB): SMKL

  • StockSplit : ASRM

Berikut sejumlah indikator perekonomian nasional:

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular