ITB Lebih Pintar Cari Duit Dibanding UGM & UI, Gak Bergantung ke UKT

Muhammad Reza Ilham Taufani, CNBC Indonesia
20 May 2024 15:22
Kolase UI, ITB dan UGM. (Foto: Wikimedia Commons)
Foto: Kolase UI, ITB dan UGM. (Foto: Wikimedia Commons)

Jakarta, CNBC Indonesia - Biaya Uang Kuliah Tunggal (UKT) menjadi sorotan tajam masyarakat, termasuk mahasiswa. Mereka menuntut agar pihak rektorat dan pemerintah meninjau kembali kebijakan kenaikan UKT dan mencari solusi yang lebih pro rakyat.

Menanggapi hal tersebut, Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Kemendikbud Ristek Tjitjik Sri Tjahjandarie merespons gelombang kritik terkait UKT di perguruan tinggi yang kian mahal. Tjitjik menyebut biaya kuliah harus dipenuhi oleh mahasiswa agar penyelenggaraan pendidikan itu memenuhi standar mutu.

Ia menyebut pendidikan tinggi di Indonesia belum bisa gratis seperti di negara lain. Sebab, bantuan operasional perguruan tinggi negeri (BOPTN) belum bisa menutup semua kebutuhan operasional.

UKT adalah salah satu sumber pendapatan sekaligus "mesin" untuk memenuhi kebutuhan operasional kampus.

Beberapa universitas terkemuka di Indonesia mencatatkan pendapatan yang besar pada tahun 2023. Pendapatan tersebut sebagian besar dari UKT.  CNBC Indonesia Reserach mencoba menelusiri laporan keuangan lima kampus ternama Indonesia untuk mengetahui seberapa besar pendapatan, terutama dari layanan pendidikan yang bersumber dari UKT.

Lima perguruan tinggi tersebut adalah Universitas Indonesia (UI), Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Airlangga dan Institut 10 November Surabaya atau ITS.

Berikut ini adalah universitas dengan pendapatan tertinggi, pendapatan dari APBN tertinggi, dan pendapatan operasional tertinggi. Pendapatan operasional 

Bila merujuk data di atas maka ITB adalah kampus dengan ketergantungan paling rendah (32,71%) terhadap pendapatan operasional pendidikan yang sebagian besar bersumber dari UKT.
Sementara itu, UI sangat mengandalkan pendapatan operasional dari layanan pendidikan yang salah satunya bersumber dari UKT. UI menggantungkan pendapatannya sebesar 77,19% dari pendapatan operasional termasuk layanan pendidikan. Pendapatan layanan pendidikan UI mencapai Rp 1,55 triliun atau sekitar 47% dari total pendapatan UI. 

Universitas dengan Total Pendapatan Tertinggi: Universitas Indonesia

Universitas Indonesia (UI) mencatatkan diri sebagai universitas dengan total pendapatan tertinggi pada tahun 2023. Dengan total pendapatan mencapai Rp3.323.939.000.000, Namun, UI sangat mengandalkan layanan pendidikan yang bersumber dari UKT sebagai mesin pendapatan.  

Pendapatan ini terdiri dari Rp449.943.000.000 yang berasal dari DIPA/APBN/BPPTN dan Rp2.565.913.000.000 dari pendapatan operasional. Besarnya nilai pendapatan operasional ini menjadikan kontribusi pendapatan operasional UI dibanding total pendapatan yang terbesar dibanding universitas lainnya, mencapai 77,19%. 

Besarnya nilai pendapatan operasional ini mengindikasikan UI yang banyak bergantung dengan Uang Kuliah Tunggal (UKT) sebagai sumber pendapatannya. 

Berdasarkan data Keputusan Rektor Universitas Indonesia Nomor 792/SK/R/UI/2024 yang ditandatangani oleh sang Rektor, Ari Kuncoro pada 7 Mei 2024, tercatat 9 jurusan UI dengan UKT mencapai Rp 20 juta, salah satunya pendidikan dokter, teknik bioproses, dan beberapa lainnya. 

Pada tahun ini UI menetapkan lima kelompok UKT bagi mahasiswa program sarjana (S1) dan vokasi yang diterima melalui semua jalur. Pada tahun ajaran sebelumnya, UKT dipisah antara jalur seleksi nasional dan seleksi mandiri dalam 11 kelompok. UKT terbesar ada pada prodi Pendidikan Dokter, Kedokteran Gigi, Ilmu Keperawatan, dan Farmasi.

Besaran UKT kelompok satu adalah Rp500.000 dan UKT kelompok dua sebesar Rp1.000.000 untuk semua program studi jenjang S1 dan vokasi. Sedangkan UKT kelompok tiga bervariasi, mulai dari terendah, yaitu Rp7.500.000 hingga Rp15.000.000, dan UKT tertinggi pada kelompok lima mencapai Rp20.000.000 per semester.

Meski demikian, UKT di UI menyesuaikan biaya kuliah berdasarkan pada kemampuan ekonomi keluarga mahasiswa.

Besaran UKT ditentukan oleh faktor-faktor seperti pendapatan keluarga, jumlah tanggungan, dan aset keluarga, sehingga bertujuan untuk menciptakan akses pendidikan yang lebih merata bagi semua lapisan masyarakat.

Mahasiswa yang masuk dalam Kelompok IPI 1 akan dikenakan UKT Kelompok 1, sedangkan Kelompok IPI 2 akan berlaku untuk mahasiswa dengan UKT Kelompok 2. Sementara itu, Kelompok IPI 3 dan 4 akan diterapkan bagi mahasiswa dengan UKT Kelompok 3, 4, dan 5.

Semakin rendah kelompok, UKT yang dibayarkan akan semakin murah. Tidak hanya itu, mahasiswa beserta orang tua atau penanggung biaya pendidikan dapat mengajukan pertanyaan dan akan dilakukan proses konsultasi, verifikasi, dan diskusi, apabila terdapat keberatan terhadap penetapan Kelompok IPI.

Universitas dengan Pendapatan DIPA/APBN/BPPTN Tertinggi: Institut Teknologi Bandung

Institut Teknologi Bandung (ITB) memimpin dalam hal pendapatan dari DIPA/APBN/BPPTN dengan total Rp464.557.125.409. Angka ini menunjukkan besarnya dukungan pemerintah terhadap ITB dalam mengembangkan pendidikan dan penelitian teknologi di Indonesia.

Selain pendapatan dari APBN, ITB juga mencatat pendapatan operasional sebesar Rp1.312.641.167.532, menjadikan total pendapatannya mencapai Rp2.006.395.239.690 berdasarkan laporan keuangan 2023. 

Persentase nilai pendapatan operasional ITB merupakan yang terendah hanya 32,71%. Di sisi lain, pendapatan operasional/penyelenggaraan pendidikan ITB tidak begitu besar. Hal ini menunjukkan ITB yang mampu memperoleh pendapatan dari sumber lainnya.

Data menunjukkan Pendapatan penelitian, kerjasama pendidikan, pengabdian, dan kemitraan lainnya berkontribusi terbesar terhadap pendapatan ITB dengan nilai Rp 666.127.979.762. Selain itu, ITB juga mendapatkan sumber pendapatan lain seperti dari sumbangan beasiswa sebesar Rp 69.990.853.427 dan hasil investasi portofolio senilai Rp 88.130.366.999.

Kemampuan ITB menghasilkan pendapatan menunjukkan bahwa universitas berpotensi memperoleh pendapatan tidak hanya melalui UKT, tetapi juga melalui jasa penelitian, investasi, dan lainnya.

UKT program S1 reguler ITB 2024 diusulkan sebesar Rp500.000 sampai Rp12.500.000 per semester untuk semua program studi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA). Besaran UKT itu juga diajukan untuk semua program studi, fakultas, dan sekolah di ITB Kampus Cirebon.

Kemudian, UKT untuk semua program studi Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati (SITH); Sekolah Farmasi (SF); Sekolah Bisnis dan Manajemen (SBM); Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian (FITB); Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan (FTTM); Sekolah Teknik Elektro dan Informatika (STEI); Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan (FTSL); Fakultas Teknologi Industri (FTI); Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara (FTMD); Sekolah Arsitektur, Perencanaan, dan Pengembangan Kebijakan (SAPPK); serta Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) diusulkan sebesar Rp500.000 sampai Rp14.500.000 per semester.

Sementara itu, UKT untuk SBM ITB pada 2023 berkisar Rp0 sampai Rp20.000.000 per semester. Sedangkan UKT untuk semua program studi, fakultas, dan sekolah selain SBM ITB adalah Rp0 sampai Rp12.500.000 per semester.

Rincian Pendapatan Universitas Lainnya:

  • Universitas Gajah Mada (UGM): Total pendapatan sebesar Rp2.993.022.772.691, dengan pendapatan dari DIPA/APBN/BPPTN sebesar Rp210.261.993.960 dan pendapatan operasional Rp1.274.807.614.949.

  • Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS): Total pendapatan mencapai Rp1.272.314.193.544, terdiri dari Rp368.621.256.228 dari DIPA/APBN/BPPTN dan Rp903.692.937.316 dari pendapatan operasional.

  • Universitas Airlangga (Unair): Total pendapatan sebesar Rp1.274.807.614.949, dengan pendapatan dari DIPA/APBN/BPPTN sebesar Rp241.935.643.778 dan pendapatan operasional sebesar Rp1.274.807.614.949.

Pendapatan yang tinggi dari berbagai universitas ini mencerminkan pentingnya peran pendidikan tinggi dalam meningkatkan pendidikan Indonesia. Semakin tinggi pendapatan, universitas semakin memiliki ruang gerak untuk meningkatkan kualitas pendidikannya, baik dari segi fasilitas maupun tenaga kerja.

Dengan dukungan yang kuat dari pemerintah dan kemampuan untuk mengembangkan pendapatan melalui operasional, universitas diharapkan mampu terus berinovasi dan meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.

 



CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

 

(mza/mza)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation